chapter 17

1.9K 77 1
                                    

Ini adalah sebuah malapetaka bagi Illa, bodohnya ia. Saat melakukan aksinya menyalin jawaban, ia tidak melihat nama dari pemilik buku yang jawabannya sudah ia salin. Dan ternyata, pemilik buku itu adalah Aslan. Ia harus bersiap siap merasakan tatapan tajam dan perilaku kejam dari Aslan si devil boy.

"Sorry, gue beneran gak tau kalau buku ini punya lo." Ucap Illa sambil menyatukan kedua tangannya meminta maaf pada Aslan.

Tanpa harus mengeluarkan sedikit suara pun, tangan Aslan bergerak menuju dimana buku Illa terletak. Buku yang dipergunakan oleh Illa tadi menyalin jawaban dari buku Aslan kini sudah lenyap, pasalnya buku itu sudah dijadikan berkeping keping oleh Aslan dengan merobeknya.

Illa benar benar menganga melihat kejadian ini, devil tetaplah devil tak akan pernah berubah menjadi angel. Dan ini pula juga salahnya, Illa tanpa meneliti dulu siapa pemilik buku yang jawabannya akan ia salin malahan ia langsung menyalin jawabannya tanpa meneliti dulu.

Gila, sekarang Illa bukan hanya tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya, malahan semua tugas yang sudah ia selesaikan dibuku itu ikut tersobek. Benci?bukan lagi. Illa sekarang merasa otaknya mengeluarkan asap, tetapi bagaimana lagi. Aslan tidak akan pernah bisa dilawan.

Setelah buku Illa sudah tak terbentuk, Aslan malah seenak dongkolnya pergi meninggalkan Illa dan kepingan kepingan buku yang mengantarkannya menuju kearah nilai yang lebih tinggi tanpa ada rasa bersalah.

' dasar cowok setan, gak punya hati.' kata Illa dalam batinnya.

🍑🍑🍑

Kini Illa tengah berdiri didepan tiang bendera yang menjulang tinggi sembari menghormatnya. Ini benar benar seperti adegan didalam mimpinya, tetapi bedanya Illa sekarang dihukum sendiri karena tidak mengerjakan tugas tidak dengan mimpinya yang ia dihukum bersama Aslan karena telat masuk kelas.

Bodoh, Illa masih saja memikirkan Aslan yang terpampang manis dimimpinya,tapi terlihat kejam didunia nyata.

' ya Allah, apa salah Baim.' ucap Illa dalam batinnya.

Sekarang cuaca benar benar sangat panas. Lama kelamaan panasnya makin menjadi jadi. Illa entah sudah kali keberapa menyeka keringatnya yang sudah membuat basah setengah seragamnya dan sudah dapat dipastikan sekarang ketiaknya juga ikutan basah.

Sebel?bukan lagi. Rasanya Illa ingin menyeret Aslan keluar dari kelas dan menenggelamkan muka tampannya itu kedalam bak kamar mandi cowok disekolahnya, sekalian ia ingin melihat bagaimana isi dari kamar mandi laki laki yang tersedia disekolahnya.

Seragam sudah basah dengan keringat ditambah lagi ketiaknya juga ikut ikutan basah, wajahnya entah bagaimana sekarang bentuknya karena dipenuhi oleh keringat, dan tenggorokan yang sudah kering sekering Padang pasir yang ada di film Aladin.

Illa yang sudah tidak tahan dengan semua cobaan ini, melangkahkan kakinya menuju kekantin dari pada ia mati kepanasan didepan tiang bendera kan tidak keren keliatannya.

▶▶▶

Sesampainya Illa dikantin, Illa melihat sesosok cowok berwajah malaikat berkelakuan setan siapa lagi kalau bukan Aslan sedang tertawa dengan bahagianya bersama seorang temannya yang bernama Thariq yang juga siswa yang berasal dari kelasnya.

" Dasar setan, bahagia diatas penderitaan cecan." Ujar Illa kesal.

Jangan tanya kenapa kelakuan Illa didalam dunia mimpi lebih anggun dari pada didunia nyata. Karena didunia mimpi adalah keinginan Illa dari dulu menjadi anggun, tetapi didunia nyata itu semua tidak dapat ia lakukan walaupun sudah melakukan banyak treatment.

Tanpa sengaja Aslan melihat keberadaan Illa yang sedang berdiri diujung kantin menatap kearahnya dengan tatapan kesal. Aslan sebenarnya ingin menertawakan Illa dengan raut wajahnya seperti itu, tetapi bagaimana lagi Illa benar benar telah membuat emosinya naik dengan tidak meminta izin padanya saat ingin menyalin jawaban tugas darinya.

Illa yang sadar akan tatapan Aslan kearahnya, buru buru membatalkan niatnya kekantin untuk menyegarkan tenggorokannya yang sudah tandus. Illa dengan terbata bata berlari menuju ke tiang bendera kembali. Dari pada nanti Aslan melaporkan pada guru bahwa ia tidak menjalankan hukumannya dengan baik, tambah rumit lagi nanti masalahnya.

🍑🍑🍑

Setelah jam mengajar ibu Nissa guru matematika dikelasnya selesai, baru Illa kembali kekelasnya. Dengan raut wajah yang tak dapat diartikan, Illa berjalan lemas menuju kekelasnya. Setiap ia melewati koridor untuk menuju kekelasnya banyak mata yang memperhatikan keadaannya, dengan rambut yang sudah tak rapi lagi, wajah yang kusut, dan baju seragam yang sudah basah sebagian hingga kebagian ketiaknya membuat ia menjadi bahan tontonan bagi siswa yang jamkos.

Karin sahabat Illa, yang baru saja balik dari labs sains, merasa khawatir dengan keadaan Illa yang bisa dibilang sedang tidak baik baik saja. Karin berlari kearah Illa menghampiri Illa yang sedang berjalan dengan lesu, dan malas.

"Eh lo kenapa?" Tanya Karin pada Illa.

Belum sempat Karin mendengar jawaban dari Illa. Illa sudah gugur, jatuh pingsan dihadapan Karin. Karin yang panikan langsung teriak teriak histeris tidak jelas, sehingga mencuri banyak perhatian dari siswa dan siswi termasuk guru guru yang sedang mengajar.

🍑🍑🍑

Illa sekarang sudah berada di UKS. Dokter yang selalu berada di UKS sekolah mereka itu sudah memeriksa keadaan Illa. Dokter itu mengatakan kondisi Illa baik baik saja, hanya Illa terlalu lelah.

Beberapa menit setelahnya Illa sadar dari pingsannya. Sang dokter UKS langsung menanyakan apa yang Illa rasakan. Illa langsung mengutarakan apa yang ia rasakan, kepala pusing ditambah lagi nyunyut.

Setelah merasa baikan, Illa kembali diizinkan untuk kembali kekelasnya. Karin, yang masih berada disampingnya sedari tadi membantu menompang tubuh Illa yang masih lemas.

Illa duduk dimejanya sendiri sambil merebahkan kepalanya keatas meja. Ia masih merasa pusing. Setelah ia jatuh pingsan tadi.

"Udah baikan lo?" Tanya Aslan, yang kini tengah berdiri menjulang didepan Illa diiringi dengan tangan kanannya berada disaku celananya.

Illa hanya menatap sinis kearah Aslan. Apa pedulinya Aslan terhadapnya?toh ini semua terjadi karena Aslan merobek bukunya karena hanya masalah ia salah mencontek saja, bukan hal besar juga kan tetapi mengapa harus dibesar besarkan oleh Aslan.

"Kalau ditanya jawab." Kata Aslan lagi.

Lagi lagi, illa tak menjawab perkataan Aslan. Illa hanya cukup menatap sinis kearah Aslan, dan itu sebagai jawabannya dari perkataan Aslan.

Akhirnya, Aslan berlalu pergi dari hadapan Illa. Dengan berlaga cool - nya.

"Dasar cowok bego, kalau gak ganteng udah gue cakar cakar tuh muka. Dimimpinya gue manis banget tuh cowok, tapi kalau didunia nyatanya kaya iblis. Dasar devil boy." Ucap Illa mengerocos tak jelas sendiri.

🍑🍑🍑



My Devil BoyWhere stories live. Discover now