Masih kantuk

3K 426 9
                                    

Jimin tergesa, rambutnya masih berantakan, matanya setengah terpejam. Ia benar-benar baru bangun tidur.

/Ceklek!/

Jimin mencoba membuka matanya lebih lebar, yang ada malah perih karena cahaya lampu lorong apartemennya. Namun ia bisa melihat senyum tak berdosa dari seorang Jeon Jungkook yang sedang bertamu sepagi ini.

"Ada apa?" Tanya Jimin malas, ia masih mengantuk.

"Ingin mengantarmu pergi kuliah." Jawab Jungkook 'polos'.

Jimin terdiam, ia memandang ke arah jam dinding sejenak. Lalu ditariknya napas yang panjang untuk menahan emosinya. "Ini masih pagi, Jeon. Bahkan masih gelap." Protes Jimin.

Jungkook tertawa sumbang, ia menggaruk tengkuknya malu. "Eum... Aku datang lebih awal agar tidak keduluan temanmu."

"Mwo?"

"Nanti kalau aku datang lebih siang, kau sudah dijemput dengan temanmu yang kemarin." Kata Jungkook.

Jimin membuang napasnya. Ia ingin terkekeh, namun ia malas, masih kantuk. "Aku tak ada jam pagi. Nanti sore, jam empat." Ujar Jimin.

Jungkook hanya menganga, ia baru sadar akan kebodohannya. "Ah... M-maaf.."

Jimin mengangguk, ia menguap sambil melentangkan kedua tangannya. Jungkook yang melihat hanya tersenyum gemas. Jimin lalu membuka pintu lebih lebar, membiarkan Jungkook masuk.

Jungkook masih memandangi Jimin. Jadi begini tampilan Jimin saat bangun tidur. Kaos oblong kebesaran, celana training warna kelabu yang salah satunya dilipat sampai atas lutut. Rambut berantakan, wajah bulat karena membengkak, hidung dan bibirnya yang merah, dan kedua matanya yang susah sekali untuk terbuka.

Menggemaskan.

Jimin baru sadar. Ia baru menyadari jika Jungkook sedang tersenyum sambil memperhatikannya. Ia jadi salah tingkah, buru-buru dia lompat ke atas ranjang lalu menutupi wajahnya dengan selimut yang belum sempat ia rapikan.

"A-apa yang kau lihat? Aku belum mandi, jangan tertawa!"

Jungkook mendekat, ia duduk di sofa yang berada tepat di depan tempat tidur Jimin. Jungkook melipat kakinya, posisinya saat ini semakin menguntungkan dirinya untuk memperhatikan tuan putrinya yang sedang malu itu.

"Sudah ku bilang jangan tertawa!" Pekik Jimin kesal.

Jungkook menggeleng. "Tidurlah lagi, aku akan menyiapkan sarapan. Nanti kubangunkan jika makanan sudah jadi " ujar Jungkook sebelum ia beranjak.

"J-jeon.." panggil Jimin lirih, ia masih menutup separuh wajahnya dengan selimut.

Jungkook menoleh, ia hanya berdeham.

"Aku... Jelek ya?" Tanya Jimin lirih.

Jungkook tak dapat menahan senyumnya lagi. Ia menghampiri Jimin lalu melompat ke atas tempat tidur. Jungkook masih tersenyum, ia menurunkan selimut yang digunakan untuk menutupi wajah tuan putrinya, memandang sejenak wajah bengkak itu. Lalu diraihnya tengkuk Jimin, dan dikecupnya bibir merah itu berkali-kali hingga menimbulkan suara khas kecupan.

Jimin gugup mulanya, namun ia sudah terbiasa dengan sikap manis Jungkook. Ia terbuai. Bibir yang dikecup itu tersenyum malu dengan kedua mati yang menjadi bulan sabit karena terhimpit pipi tembam nya.

Jungkook menyudahi kecupan itu. Namun tangannya masih menangkup kedua pipi Jimin. Dalam jarak sedekat ini, dirinya mengamati wajah 'bangun tidur' Jimin.

Jungkook berdecak, "Jelek sekali."

"Yak!" Pekik Jimin sambil memukul kepala Jungkook dengan guling.

 [TAMAT] Something in TokyoWhere stories live. Discover now