Will you...

2K 331 19
                                    

"Apa? Jangan pergi!"

Jimin masih acuh dan membiarkan Jungkook yang sedang bergelayut sambil menggenggam tangannya dengan erat. Saat ini Jimin sedang menata rambutnya dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya sedari tadi digenggam erat oleh Jungkook yang entah mengapa saat ini bocah itu malah berlutut dibelakang Jimin sambil memegang tangannya.

"Kau sungguh tega? Sejak kau keluar dari mobilku pagi itu aku terus saja memikirkanmu. Aku merindukanmu, tau! Dan sekarang kau ingin pergi.. hiks.." ujar Jungkook dengan nada yang dibuat terlampau sedih.

"Yang kau maksud dengan pagi itu pagi tadi, Jeon. Kejadian itu adalah hari ini, dan apa? Rindu? Tidak usah berlebihan, Jeon!" Balas Jimin tak ingin ambil pusing.

Jungkook semakin menggenggam tangan Jimin dengan erat. "Aku kehabisan energi, aku benar-benar lelah seharian ini. Rasanya ingin mati, jika tidak ada kau disampingku mungkin aku akan mati beneran."

Jimin berdecih, ia tiba-tiba berdiri dan berjalan keluar kamar dengan Jungkook yang terseret-seret. "Aku hanya keluar bertemu teman, nanti juga pulang."

"Apa? Apa kau mau nanti saat pulang kau hanya melihat mayatku?"

"Kenapa berlebihan sekali sih?" Ujar Jimin dengan tenang.

Jungkook terdiam, kedua matanya membola dan bibirnya mengerucut lucu. Wajahnya begitu merah dengan kerutan pada kening yang sangat terlihat.































"KENAPA TIDAK PEKA SIH? AKU INI SEDANG GALAU KARENA MEMIKIRKAN BAGAIMANA CARA MELAMARMU!!!"





######




"Maafkan aku, hyung. Mungkin lain kali.." ujar Jimin kemudian melirik Jungkook yang saat ini duduk dihadapannya dengan genggaman tangan yang masih setia. "Iya, hyung.. Tetanggaku menitipkan bayi di apartemenku malam ini."

Jungkook melotot dibuatnya, ia menatap Jimin dengan tajam sementara Jimin hanya berusaha menahan gelak tawanya.

"AKU BUKAN BAYI! KENAPA LAMA SEKALI TELPON NYA? KATANYA CUMA LIMA MENIT? LIMA MENIT APANYA? INI SUDAH ENAM MENIT...! DASAR! KELEWATAN! BERANI-BERANINYA KAU MEMBUATKY CEMBURU!" Teriak Jungkook kesal tanpa sadar. Jimin kembali terdiam ketika mendengar Jungkook kembali berteriak padanya hari ini. Bukan karena takut, tapi... Ia terkejut. Entah mengapa hal sepele ini membuat Jimin merasa malu dan memanas pada seluruh wajahnya.

"Hyung, kututup dulu telponnya. Bayiku baru saja mengompol. Hihihi...."

/Beep!/

Jimin meletakkan ponselnya diatas meja, lalu ia menyangga dagunya dengan sebelah tangannya yang bebas sambil memandangi Jungkook yang saat ini malah terlihat gugup.

"Kenapa? Kenapa kau terlihat malu?" Goda Jimin saat ia menyadari wajah Jungkook begitu merah, sama sepertinya.

Namun kali ini berbeda.

Entah mengapa sifat Jungkook yang super duper percaya diri dan dicap sebagai worldwide players tiba-tiba menghilang dari wajahnya. Jeon Jungkook, hanya seorang mahasiswa muda yang sedang tertangkap basa merasa cemburu dan malu tepat didepan pihak yang bersangkutan.

Park Jimin, pria lugu yang belum pernah berpacaran dan merasakan jatuh cinta yang hebat kecuali pada seorang youtuber muda, entah mengapa berubah menjadi pria penggoda yang sedang menunjukkan sisi manisnya. Jimin semakin mencondongkan tubuhnya agar ia bisa menikmati wajah malu Jungkook yang menurutnya begitu manis.

Sungguh.

"Hey! Mana Jeon Jungkook yang serius? Menunggu katanya? Ck! Padahal aku sudah bersiap untuk menunggu, berapa lama? Sebulan? Dua bulan? Tiga bulan?"

Jungkook menunduk dalam, seketika ia merutuki ucapan yang ia katakan beberapa waktu lalu sebelum ia terbawa emosi karena cemburu. "Kau jahat sekali.." gumamnya.

"Apa aku harus menunggu lagi? Atau sekarang saja kau bicara?"

Jungkook terdiam, ia masih menunduk dan berusaha untuk tidak bertatapan langsung dengan Jimin.

Jimin berdecih setelah ia tersenyum geli. "wah... Sepertinya aku harus menunggu ya? Kalau begitu aku harus bertemu dengan temanku dulu." Jimin berdiri dari duduknya, tepat saat itu Jungkook pun ikut berdiri dan menahan kedua bahu Jimin sambil menatap matanya dengan jelas.

Jimin terdiam, ia hanya menunggu Jungkook mengatakan sesuatu dengan raut wajah yang nampak menggebu-gebu dan napas yang terdengar berat.

Setelah menarik napas yang panjang, Jungkook kembali menatap Jimin dengan percaya diri.



































"MENIKAH LAH DENGANKU!"







#######





"Hallo? Namjoon hyung? Kau masih disana? Bagaimana ini?"

"Huh... Kenapa banyak sekali orang kaya yang bodoh?"

"Apasih? Kenapa aku malah disuruh tidur disofa? Hyung, bagaimana? Aku sudah mengatakannya, apa yang salah?"

"KAU YANG SALAH, BODOH! KENAPA MALAH MINTA UNTUK MENIKAH? UMUR BERAPA KAU INI, HUH? KAU MEMANG JAGO MEMBUAT ANAK, TAPI BELUM TENTU JAGO MENGURUS ANAK! DASAR MAJIKAN SINTING!"

/Beep!/

/Beep!/

/Beep!/





#######

Suri update setelah sekian lama (eh lama gak sih?)
Maaf ya, ini update juga sebagai selingan 😭😭😭 tugas lagi banyak nih.. huhuhu...

To Be Continue....

 [TAMAT] Something in TokyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang