Ketabahan Hati Aisyah 2 - After 10 Years

8.5K 339 1
                                    

KHA 2. After 10 Years

Jangan pernah berpikir aku akan meninggalkan kamu. That will never happen.
—Muhammad Isvan Bachtiar

🍁🍁🍁

Pagi yang cukup cerah ketika kicauan burung menemani Aisyah menyiapkan sarapan di atas meja makan. Setelah itu dia pergi untuk memanggil suaminya yang sedang bersiap. "Mas ...." Aisyah mengusap bahu suaminya.

Isvan tersenyum lembut padanya. Aisyah terkekeh, menyimpulkan dasi Isvan sebelum mengusap dada bidang suaminya. "Jangan sekarang, Humaira. Atau aku akan terlambat." Kerlingan sebelah mata Isvan membuat Aisyah memukul dadanya pelan.

" Kerlingan sebelah mata Isvan membuat Aisyah memukul dadanya pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Isvan memenjarakan tubuh Aisyah dengan lengannya. Menempelkan kening mereka berdua. "Aku cinta sama kamu." Kalimat itu terasa hangat di telinga Aisyah tanpa pernah bosan mendengarnya dari mulut Isvan bahkan setelah sepuluh tahun. Isvan mendesakkan diri ke dalam lekukan leher Aisyah dengan manja.

"Mas, sarapannya sudah siap," ujar Aisyah seraya meringis.

Isvan berdecak tidak mau lepas dari Aisyah. "Aku, tuh, mau manja-manjaan sama kamu, Humaira. Kalau nanti kita punya anak, aku nggak bisa lagi manja sama kamu."

Gerakan lengan Aisyah di rambut Isvan terhenti secara tiba-tiba. Lengannya gemetar. Aisyah melepaskan diri dari suaminya. Hati Aisyah serasa dihujam mendengar ucapan Isvan. Sesak, Aisyah kesulitan bernapas. Dorongan dalam dirinya membuat mata Aisyah berkaca-kaca.  Aisyah butuh udara untuk bernapas. Di sini tidak ada udara. Aisyah pergi ke balkon kamar.

Udara menyambutnya, tetapi Aisyah masih merasa sesak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udara menyambutnya, tetapi Aisyah masih merasa sesak. Anak. Aisyah rasanya ingin tertawa keras mendengarnya. Tetapi, Aisyah malah mengeluarkan air mata untuk ke sekian kalinya. Betapa sakitnya dia. Aisyah benar-benar merasa menjadi istri tidak sempurna karena belum bisa memberikan Isvan seorang anak di tahun ke sepuluh pernikahan mereka.

Aisyah mengakui jika dia kesulitan untuk hamil kembali setelah mengalami keguguran saat mengandung anak pertamanya dengan Isvan.

Aisyah mencengkeram erat pembatas balkon ketika merasakan dekapan hangat dari belakang tubuhnya. "Mungkin Allah memberi kita waktu lebih untuk menghabiskan waktu berdua, sebelum dia mengirim kita malaikat-malaikat kecil yang lucu. Kita hanya perlu lebih lama lagi untuk berusaha, Humaira," bisik Isvan lembut seraya memutar tubuh Aisyah.

Ketabahan Hati Aisyah [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang