24. Her

13 3 0
                                    

"Nothing changed

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Nothing changed. But this feeling grow even bigger and bigger. The feeling to loose something that means a lot for me."

🍁🍁🍁

Sydney, Australia, 9:15 a.m.

Sinar mentari yang menyilaukan mulai menerobos masuk. Laki-laki bersurai blonde itu mengerjapkan matanya berulang kali karena merasa silau. Setelah beberapa saat barulah dia bisa benar-benar membuka matanya. Ruangan bernuansa putih memenuhi indera penglihatannya. Perempuan paruh baya yang sedang terlelap di ranjang yang juga bernuansa putih terlihat jelas di depannya. Suara alat medis memenuhi ruangan yang sunyi itu. Laki-laki itu meregangkan otot tangannya yang terasa pegal karena semalaman digunakan sebagai bantal. Terdengar suara pintu terbuka. Laki-laki itu menoleh dan mendapati sang ayah baru saja melangkah masuk dengan membawa dua kantong plastik di tangannya.

"kau sudah bangun? Makanlah dulu, kau melewatkan makan malammu semalam" kata laki-laki paruh baya itu sambil mengeluarkan isi dari kantong plastik yang dibawanya.

Ada beberapa buah sandwhich, minuman kalengan, susu kemasan, beberapa buah apel dan jeruk, serta satu porsi salad yang dijual di supermarket. Laki-laki bersurai blonde itu tersenyum karena memang perutnya sudah meminta untuk diisi. Laki-laki itu beranjak dari duduknya dan beralih duduk di sebelah ayahnya. Dibukanya salah satu sandwhich lalu dilahapnya.

"Chris, apa tidak masalah kalau kau disini terlalu lama?"

Laki-laki blonde itu lantas menoleh, "maksudnya?"

"pekerjaanmu disana, apa tidak masalah kalau kau tinggal selama ini? Sudah sebulan lebih kau tinggalkan"

Laki-laki itu terkekeh, "aku masih mengerjakannya beberapa kok di sini. Lagipula kan aku kemari karena ibu. Bosku juga tidak masalah dengan itu"

Tidak ada balasan lagi dari laki-laki paruh baya itu setelah mengangguk. Chan mempercepat gerakan mulutnya yang mengunyah makanan. Diraihnya ponselnya di dalam saku. Jam di ponselnya menunjukkan pukul sembilan lewat. Sudah terlalu siang untuk dikatakan pagi baginya. Semalam dia tidak pulang karena dia meminta ayahnya saja yang pulang. Dia tidak mau ayanya ikut sakit karena menunggu ibunya di rumah sakit. Alhasil dia yang menjaga ibunya sampai-sampai tertidur dengan posisi duduk dan tangan sebagai bantal di sebelah ranjang pasien.

"ayah, aku keluar sebentar ya" pamitnya pada sang ayah.

Kakinya melangkah keluar ruangan menuju ke toilet untuk membasuh wajahnya. Ditatapnya pantulan wajahnya di cermin wastafel. Lagi, wajahnya terlihat pucat hari ini. Beberapa hari belakangan ini wajahnya sering sekali terlihat pucat, padahal dia tidak lagi kekurangan tidur semenjak pulang ke Australia.

Sentuhan dingin dari air yang membasuh wajahnya berhasil mengusir rasa kantuk yang mengganggu sejak tadi. Sesuatu yang aneh terasa mengganjal. Telinganya terasa berdengung. Kepalanya terasa seakan dipukul berkali-kali. Dan hampir saja tubuhnya terhuyung kalau saja dia tidak berpegangan pada wastafel. Dengan keseimbangan yang hampir hilang, dilihatnya sekali lagi pantulan dirinya di cermin. Apa yang salah darinya? Kenapa beberapa waktu belakangan ini dia merasa ada sesuatu yang aneh pada dirinya? Selalu seperti ini. Kadang tiba-tiba dia kehilangan keseimbangannya, kadang kepalanya terasa berdenyut hebat, kadang dia melupakan hal-hal kecil yang selalu diingatnya.

Once Upon an Autumn Day [✔]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora