26. Tears

11 4 0
                                    

"Really someday, the cold rain will be changed to warm tears

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Really someday, the cold rain will be changed to warm tears. And it will flow down. It's okay, It's just a passing shower."

🍁🍁🍁

Jihyun melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah hampir satu jam dia menunggu sambil duduk di salah satu kursi panjang yang ada di sana. Pesawat yang ditumpangi laki-laki kesayangannya itu ternyata mengalami delay jadi dia harus menunggu sedikit lebih lama. Flatwhite yang dibelinya tadi pun sudah hampir habis. Melihat minuman di tangannya itu, dia jadi teringat Felix.

Sudah sebulan lebih hubungan mereka merenggang. Ya, dia tahu, dia yang menyebabkan hubungan mereka renggang. Bukan apa, dia hanya merasa ada yang berbeda setiap melihat Felix. Perasaan bersalah selalu memenuhi pikiran dan hatinya. Padahal laki-laki itu terlihat biasa saja dan bersikap seperti biasa. Apakah benar hanya dia yang merasakan perasaan aneh ini? Atau benar kata Jeongin kalau dia juga merasakan hal yang sama? Tapi kenapa dia—ah, sudahlah.

"pesawat Korean Air dengan nomor penerbangan 3772 dari Australia akan segera mendarat"

Pengumuman dari stereo bandara membuyarkan lamunan Jihyun. Senyuman tipis mulai terpatri di wajahnya. Jihyun segera bangkit dari duduknya dan beranjak ke depan pintu tempat kedatangan. Lima belas menit menunggu, orang-orang yang menjadi penumpang pesawat yang datang dari negeri kanguru itu baru berhamburan keluar. Mata Jihyun langsung meneliti wajah tiap orang, berusaha mencari laki-laki bersurai blonde yang sangat dirindukannya itu. Laki-laki itu melangkah keluar dengan dibalut pakaian yang lagi-lagi serba hitam. Kali ini masker hitam ikut menutupi wajahnya, tapi Jihyun masih sangat mengenali wajahnya. Jihyun melambai ke arah laki-laki itu dan segera berlari ke arahnya. Laki-laki itu langsung merengkuh tubuh mungil Jihyun begitu perempuan itu sampai di hadapannya.

"aku merindukanmu" katanya dengan suara berat tepat di telinga Jihyun.

"cih dasar" Jihyun terkikik, "aku juga merindukanmu" sambungnya.

Mereka melepas dekapan mereka. Laki-laki itu menarik masker yang menutupi wajahnya sampai ke bawah dagu. Mata mereka saling bertemu. Ah, Jihyun sangat merindukan mata itu. Tapi ada yang berbeda dari tatapannya kali ini. Terlihat sedikit redup dibandingkan terakhir kali dia menatap mata itu. Jihyun baru menyadari satu hal, laki-laki dihadapannya itu terlihat pucat dan lebih kurus dari terakhir mereka bertemu.

"hey, apa kau masih sakit?" tanya Jihyun. "kenapa kau kurus sekali sekarang? Kau pasti tidak makan dengan baik kan disana?"

Laki-laki itu tersenyum tipis. Dielusnya puncak kepala Jihyun, "karena itu, ayo makan. Aku lapar" kekehnya.

"baiklah, baiklah. Aku yang akan menyetir" Jihyun menunjukkan kunci mobilnya.

Once Upon an Autumn Day [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang