1. Chill! It's Only Chaos

1.7K 170 75
                                    

"Jangan ragu. Saya ahlinya membuat kekacauan."

Orang bilang, membangun dan merencanakan sesuatu dalam diam itu lebih dahsyat efeknya

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Orang bilang, membangun dan merencanakan sesuatu dalam diam itu lebih dahsyat efeknya. Andara percaya itu. Dia memerlukan waktu beberapa hari untuk mewujudkan rencana hari ini.

Hari kerja bukan waktu yang ramai untuk menonton bioskop apalagi pukul empat sore seperti sekarang. Pengunjung bioskop cuma anak sekolah atau anak kuliah dan isinya yang tidak sampai setengah dari kapasitas teater. Dia memandang jemu layar besar yang hanya berjarak lima meter dari tempatnya duduk. Jika biasanya setiap menonton Andara selalu memilih duduk di tengah dengan barisan ketiga atau keempat dari atas, kali ini, dia bahkan memilih kursi di samping jalan keluar. Andara tidak peduli, toh dia tidak berminat menonton film itu.

Dia sedang dalam suatu misi.

Bibir Andara tersimpul geli di antara layar yang sedang menampilkan tangisan sedih aktornya. Film norak, sama kayak yang nonton! bisik hati Andara mengejek. Dia paling tidak suka kisah romantis yang meninabobokan penonton dengan impian-impian bodoh, dibuai dengan harapan bahwa semua akan berakhir baik-baik saja dan bahagia. Perempuan sekarang kebanyakan terlena akan dongeng klasik kalau nanti ada Pangeran Berkuda Putih datang untuk membantu menyelamatkannya. Pantas saja sekarang semua buku dan film yang laku keras adalah jenis ini, jenis melankolis nggak karuan. Penikmatnya sudah mengalami kedunguan akut, halusinasi tingkat tinggi.

Andara mendengkus bosan. Dia memutuskan untuk keluar, menunggu target yang sedang menonton film sampah tadi di XXI Cafe.

Selama satu jam, dia menunggu dengan sabar ditemani segelas cokelat panas sampai matanya mendapati pasangan yang diikutinya dari tadi. Pasangan yang baru keluar dari teater itu menuju ke arah ujung dan berpisah memasuki toilet, tidak menyadari sosoknya. Ketika sang target cewek dirasa sudah sendiri, dan target cowok tidak terlihat, Andara menyelinap masuk ke toilet cewek. Dia berdiri di depan wastafel, berpura-pura mencuci tangan.

Tak lama, perempuan berambut panjang itu keluar dan mencuci tangannya di samping Andara. Andara menyapu inci demi inci penampilan Nina melalui kaca. Gadis berkulit kecokelatan itu memakai lensa kontak abu-abu, rambut panjangnya dibuat ikal dan digerai. Sosok itu sedang memoles ulang lipstiknya, yang mungkin saja habis karena aktivitas di dalam bioskop. Tatapan mereka beradu di kaca. "Boleh minta tisunya?" tanyanya melirik pouch bag milik Nina.

Cewek itu mengangguk dan menunjuk tisu basah, meminta Andara untuk mengambil tanpa sungkan. Andara menyentuh tas kosmetik Nina yang terasa penuh, mengambil tisu.

Sebagai orang asing, Andara mengulum senyum kecil lalu mengedip lepas ke Nina, seolah berterima kasih. Nina membalas senyumnya sembari mengusap perona pipi, membuat mukanya seperti habis dipukuli. Setelah semuanya beres, Nina lalu keluar dari toilet. Perempuan itu pasti menghampiri pasangannya yang menunggu di bagian depan.

PEMBALASAN ANDARA [Moving]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon