[8] Rasa yang tumbuh

9.7K 437 12
                                    

Fara melihat Rey yang sedang berbaring di kasur sambil tertawa tawa seperti orang bodoh ketika memainkan ponselnya. Bahkan cowok itu tidak sadar akan kehadiran Fara.

Aku gak harus nerapin tips Tante Ami kan?

Fara berjalan kesana kemari sambil memikirkan ucapan Ami tadi.

Bener juga, ngapain aku harus ngelakuin itu? Toh dia gak permasalahin itu.

Tapi, gimana kalo Tante Ami kecewa?

Bener juga, Tante Ami kan ga bakal tau!

"Kenapa sih, Far? Kok mondar mandir mulu kayak undur undur."

Fara menoleh kearah Rey. "Undur undur mundur mundur, bukan mondar mandir!"

"Yaudah deh. Yang pinter emang yang menang." Ucap Rey lalu kembali memainkan ponselnya.

Fara tak mempedulikan lalu ikut berbaring di samping Rey.

"Reeeey, rey!"

Fara mendelik cepat ke arah suara. Disana, ada bayangan Ami dari kaca yang berlari cepat menuju kamar mereka.

Buru buru Fara menghadap Rey dan mendekatkan dirinya pada Rey. Wajah mereka bahkan hampir bersentuhan.

Pintu terbuka, dan Ami berhenti seketika di pintu. "Eh--Mamah ganggu ya? Yaudah lanjutin deh!"

Rey dan Fara sama sama membeku. Anehnya, mereka bahkan tidak menjauh sedikit pun. Seakan nyaman dengan posisi mereka saat ini.

Rey mendekatkan bibirnya, namun sebelum menempel, Fara sudah menjauh duluan.

Rey mengumpat dalam hati. Sebenarnya apa yang diinginkan cewek itu?!

"Lo apaan sih?!" Rey beranjak duduk dan menatap Fara dengan frustasi. "Maksud lo apaan tadi? Lo ngegoda gue dan giliran gue maju, lo malah mundur. Ck!"

"Maaf."

"Terserah deh. Gue emang diposisi yang harus terima segala keputusan lo kan?"

"Rey? Kamu bahas terlalu--"

"Disini peran lo udah kayak suami, Far. Lo yang kerja, lo yang ngasih titah dan gue cuma bisa nurut. Gue disini? Ya jadi istri! Selalu nurut apapun yang lo mau."

Rey beranjak bangun dan pergi meninggalkan Fara.

Untuk kesekian kalinya, Fara merasakan rasa bersalah.

~~~

Suasana meja makan terasa sepi karena Rey yang terus diam dan hanya mengaduk aduk nasinya. Biasanya Rey akan ricuh di meja makan.

Namun, melihat Rey yang seperti ini, Ami yakin ada sesuatu yang terjadi.

"Rey.. jangan diaduk aduk mulu gitu ah nasinya! Lama lama jadi bubur nanti." Ucap Ami.

Fara ikut melirik Rey dengan sudut matanya.

Bahkan dengar ucapan Ami pun tidak Rey tanggapi.

"Rey, uang yang dikasih Papah jangan lupa beliin bahan bahan makanan. Belanjain kebutuhan Fara juga ya."

Rey menaruh sendoknya dengan keras. "Kayaknya Mamah gak harus ngomong di depan Fara deh. Itu bikin harga diri aku jatuh."

Rey pergi meninggalkan Ami dan Fara yang tidak menyangka sikap Rey akan seperti itu.

"Kenapa sih dia?" Decak Ami. "Kalian gak berantem kan? Perasaan semalem lagi romantis romantisan."

Pasutri Retjeh#2 - Nikahin dosen galakWhere stories live. Discover now