[11] Pemandangan tak terduga

10.1K 404 10
                                    

Usai pulang dari kampus, Fara tidak melihat Rey di apartemen. Cowok itu belum pulang. Padahal sudah tiga puluh menit setelah kejadian yang Fara saksikan tadi.

Mungkinkah mereka langsung ke hotel?

Fara menjauhi pikiran buruknya dan mencoba berpikir positif. Satu hal yang dirinya tak menyangka adalah kenyataan bahwa dirinya telah cemburu.

Cemburu ke suami sendiri, wajar kan?

Fara terus mengucapkan kalimat itu dalam dirinya. Ini bukan karena cinta!

Pintu masuk terbuka, menampilkan Rey yang baru saja pulang dengan wajah jutek.

Fara sengaja di luar kamar agar Rey bisa menjelaskan kejadian tadi. Agar Rey tahu, bahwa Fara juga cemburu. Tapi ia salah, Rey melewatinya begitu saja menuju ke kamar tanpa melirik Fara sedikitpun.

Fara bingung, mengapa seakan Rey yang marah padanya? Harusnya Rey minta maaf padanya, kan?

Fara berusaha terlihat tegar walau dirinya rapuh. Ia memasak makan malam untuk Rey makan nanti, dan kembali ke kamar tanpa meninggalkan pesan apapun untuk Rey.

Esok paginya, 08.43

Fara sudah rapih dengan pakaian kerjanya lalu keluar kamar. Hal kedua yang membuat Fara sakit hati, adalah masakan yang dibuatnya semalam tidak disentuh sedikitpun sama Rey.

Tetap utuh, bahkan bawang goreng diatasnya pun tidak teraduk. Itu artinya, Rey tidak makan makanannya sedikitpun.

Padahal Fara rela memasaki Rey walau menahan kecewa.

Sejak kejadian kemarin, Rey jadi berbeda. Dia dingin pada Fara. Padahal sehari harinya saja sangat jauh dari sifat itu, Rey yang biasanya receh, menjadi dingin.

Kamu kenapa, Rey? Harusnya saya yang diemin kamu!

Mungkinkah Rey berencana menceraikannya?

Jika Rey bersikap seperti ini padanya, okay, Fara akan lebih dingin padanya.

~~~

Sebenarnya Rey merasa bersalah pada Ghina. Ia menyakiti temannya karena egonya sendiri. Ketika Rey baru saja tiba di kampus, Ghina sudah menggandeng tangannya.

Arga, Guntur, dan Delon juga heran mengapa Ghina dan Rey bergandengan tangan seperti itu.

"Rey, aku ke temen temen aku dulu, ya!" Ucap Ghina pada Rey.

Rey hanya mengangguk.

Arga menepuk bahu Rey. "Bro, lu ada apaan sama Ghina?"

Rey tidak menjawab dan hanya menghela nafas.

"Jangan Ghina lah, Rey! Lo tau sendiri kan dia itu temen kita?" Ucap Delon.

"Gue setuju lo sama Ghina, asal jangan sama Bu Fara." Ucap Guntur.

Rey langsung mendelik. "Kok lo mikir gue suka sama si Fara?"

Guntur mengedikkan bahu. "Lo kan kemarin mukul si Arga karena dia ngehujat Bu Fara. Harusnya gue aja yang mukul!"

Arga langsung menggeplak guntur.

"Gue merasa bersalah sama Ghina. Dia bilang suka ke gue kemarin, gue gak enak hati kalo nolak dia. Ntar dia malah menjauh." Ucap Rey, sedikit bohong.

Padahal kalo Rey berkata ia langsung mencium Ghina, paati teman temannya langsung menghajar Rey.

"Tapi gini juga gak bener, Rey. Kalo udah gini, lo mau putus sama dia juga bakal gak enak hati!"

"Gue salah."

Iya, harusnya gue diemin Fara aja. Gak perlu ngebuat dia sakit hati dengan ngeliat gue ciuman sama Ghina. Batin Rey.

10.49 , kelas kampus.

Rey merasa risih karena sikap Ghina yang berubah. Ghina juga menetapi tempat duduknya harus disamping Rey. Padahal mereka gak pernah peduli soal jejeran tempat duduk, selalu ngacak.

Fara sudah datang dan seketika semuanya langsung hening. Fara tidak langsung bicara setelah datang, ia meneliti semua mahasiswa yang ada di dalam ruangan.

"Untuk yang tidak mengikuti materi sebelumnya yang diajar Pak Fajar, silahkan keluar."

Rey tersenyum sinis. Fara tahu betul dirinya tidak mengikuti materi kemarin karena bolos.

Apa ini balas dendam?

Okay!

"Rey...." Ghina memegang tangan Rey dengan ekspresi sedihnya.

Rey tersenyum pada Ghina lalu membalas menggenggam tangan Ghina sebelum akhirnya ia berdiri dan keluar kelas.

Fara... Gue ikutin permainan lo!

~~~

Fara tersenyum miring melihat dua kelakuan mahasiswanya di taman belakang kampus yang lumayan sepi. Apa mereka tidak bisa tahan sampai rumah? Haruskah mereka melakukannya disini? Tidak tahu malu!

Cewek centil dan cowok yang sudah beristri. Siapa lagi kalo bukan Ghina dan Rey?

Kedua kalinya, Fara melihat suaminya berciuman dengan wanita lain.

"Bocah itu... Apa dia sangat suka dengan ciuman? Apa ciuman seperti nikotin baginya?" Ucap Fara dalam hati.

20.25 , di Apartemen.

Walau Fara sedang marah pada Rey, ia tidak melupakan tugasnya sebagai seorang istri. Ia tetap masak makan malam untuk Rey. Tapi lagi lagi Rey membuatnya naik darah.

Cowok itu tidak memedulikan masakan Fara dan memilih untuk delivery makanan. Fara semakin tak mengerti dengan sikap Rey, bukankah harusnya ia yang marah pada Rey?

19.25 , Rey Side.

Rey menatap makanan yang Fara buat untuk makan malam mereka. Ia sangat rindu makanan buatan Fara. Tapi gengsi menguasai dirinya, Rey memilih untuk delivery makanan.

Padahal ia sangat ingin memakan buatan Fara yang wanginya saja sudah bikin ngiler.

Namun, lama lama Rey merasa kasihan juga pada Fara yang terus membuatinya makanan yang sama sekali tidak ia sentuh.

Dengan menarik nafas satu kali, Rey melangkah ke kamar Fara untuk memberitahu Fara agar tidak terus membuatkan masakan untuknya.

Namun begitu ia membuka pintu, ia menutupnya lagi dengan jantung berdebar. Rey sibuk mengatur jantungnya yang berdebar kencang.

Ia melihat Fara yang hanya memakai handuk saja. Cewek itu sedang menelepon sambil mengoleskan body lotion ke tubuhnya. Mungkin sebab itu Fara tidak menyadari kehadiran Rey.

Tapi Rey sangat ingin melihat lagi!!!

Rey langsung masuk ke kamarnya. Ia berusaha tidur walau dibawah sana sedang tidak tenang. Tiga puluh menit tidak membuahkan hasil, Rey memutuskan untuk ke kamar mandi, menuntaskan semuanya.

Sialan!!!!

Sangat tidak terduga, ck ck ck. Kenapa gak langsung serang aja, Reeey?!

Tauk ah, itu urusan mereka_-

Jangan lupa di vote dan comment klo pengen lanjutt👇

Pasutri Retjeh#2 - Nikahin dosen galakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang