Classmates 11

599 22 0
                                    

Angga segera mengambil hp nya yang di taruhnya di atas meja. Dia segera menuliskan pesan untuk seorang yang sudah menyelimuti pikirannya dari tadi. Siapa lagi kalau bukan Rania.

Ran? Kamu sibuk nggak sekarang?

Lumayan sih,ini baru aja ngerjain tugas. Emangnya kenapa?

Besok bisa belajar bareng? Tapi jam pertama aja.

Kenapa gak pulang sekolah aja?

Nanti malah Katon gangguin kamu lagi.

Yaudah kak kalo gitu,besok jam pertama aku ke perpus.

Oke,semangat ngerjain tugasnya.

Read

Pagi harinya,gue udah sampe di sekolah sekitar jam setengah tujuh. Sekolah udah pada rame,saat akan masuk kelas gue ngeliat Katon yang matanya mengarah pada gue. Gue langsung membuang muka,sangat malas jika harus bertemu dengannya sekarang.

"Rania," panggilnya dan dia berlari menghampiri gue.

"Hem."

"Gue minta maaf sama lo kejadian kemarin."

"Gak salah? Seorang Katon yang sangat playboy minta maaf sama gue?."

"Gue sadar gue salah,dan gue janji gak bakal ngomong kasar lagi sama lo."

"Kalo udah janji harus di tepati. Laki-laki yang tidak menepati janjinya adalah pecundang," setelah berkata itu gue masuk kelas.

Dan lagi-lagi Katon terdiam,dia menyadari semua kesalahannya. Sangat menyesal sudah berbicara itu pada Rania.

"Hai," seperti biasanya gue menyapa sohib-sohib gue.

"Ran,lo masih marahan sama Yocky?," tanya Deva.

"Ya udah nggak lah,gue kemarin jalan sama Bejo kok," ucap Yocky tiba-tiba.

"Ciee udah jalan aja nih," Winda.

"Mudho yang maksa gue,padahal mah gue males," Rania.

"Tapi lo seneng kan jalan sama gue?," Yocky.

"Nggak."

"Alah lu mah bohong."

Hingga akhirnya mereka mulai berdebat seperti biasanya. Winda dan Deva cuma ngeliatin mereka cekcok.

"Gue mah gak pernah bohong."

"Udah lah gue ngantuk Jo."

"Ini masih pagi,dan lo mau tidur."

"Gue gak kuat,gue sering ngatuk gara-gara punya 4 jiwa."

"Gak kuatan lo."

"Aku kan manusia lemah dan tak berdaya."

"Terus kuat lo kapan?

"Saat lo ada di samping gue selamanya."

"Lo gombal?," tanya gue.

"Nggak,tapi gembel."

"Hahahaha,bisa ae lo."

"Cuma satu gue yang belum bisa?."

"Apaan?."

"Mengungkapkan perasaanku kepadamu."

"Apaan sih lo,makin gaje."

"Jo,kita kan sering debat. Gimana perdebatan kita dinamakan perang mulut aja?."

"Ide bagus tuh,oke deal!."

Jam pelajaran pertama sudah berbunyi,dan gue segera ijin ke guru yang akan mengajar di kelas.

"Bu saya mau minta ijin."

"Ijin kemana Rania?," tanya Bu Susan.

"Saya mau belajar buat olimpiade bu."

"Yasudah kamu ibu ijinkan,semoga kamu bisa menang ya."

"Makasih bu."

Gue berjalan menunduk. Dan menabrak orang.

"Eh,Kak maaf ya," ucap gue dengan kepala masih menuduk.

"Ran,ikut kakak yuk," ajaknya.

"Eh,Kak Angga. Ikut kemana? Perpus ya?," tanya gue ke dia. Tapi sama dia pertanyaan gue gak di jawab.

Dan dia ngajak gue ke taman sekolah.

"Kita belajarnya di sini kak?,"

"Bukan,tapi ada hal yang kakak pengen ungkapin."

"Apa?."

"Soal perasaan kakak ke kamu."

"Perasaan?," tanya gue.

"Kakak cinta sama kamu,kakak mau kamu jadi pacar kakak," ucapnya dengan menatap mata gue.

"Kakak lagi becanda kan?," tanya gue untuk menghilangkan kegugupan.

"Kakak serius,kamu selalu ada dipikiran kakak,aku juga gak bisa lupain kamu. Jadi gimana?."

"Aaaaaa....nnnnnnn.....uuuuuu kak,aku belum bisa jawab sekarang."

"Kenapa? Kamu gak cinta ya sama Kakak? Apa kamu sudah punya cowok?."

"Bukan gitu kak,kita kan mau olimpiade. Jadi jangan ada yang mengganggu pikiran kita dulu. Kakak ngerti kan maksud aku."

"Iyaa kakak paham. Jadi kapan kamu bisa jawabnya."

"Mungkin setelah olimpiade."

Sebenernya gue seneng Kak Angga ada perasaan sama gue dan dia sekarang nembak gue. Tapi kenapa gue ragu untuk jawab.






















Apa gue udah mulai suka sama laki-laki lain?.














Vote dan comment.
Thank u!!!

Love ClassmatesWhere stories live. Discover now