= 48 =

7K 667 107
                                    

________________________________
________________________

"Kita semua dilahirkan tak berdosa.
Tapi, karena beberapa hal,
beberapa orang menjadi jahat.
Kejahatan mewabahi orang-orang baik,
merubah mereka menjadi monster.
Tapi aku percaya, pada akhirnya.....
yang baiklah yang berlaku."

-Birth of A Beauty-
________________________
________________________________

°
°
°

Happy Reading

°
°
°
°°°°°°°°
      

(Author POV)
       

"Aku dan Dean lewat depan. Josh, kau lewat pintu samping. Joowon, kau lewat pintu belakang."

Tiga pemuda yang namanya disebut itu mengangguk, mata mereka tidak lepas dari bangunan kumuh didepan mereka.

"Gray."

Gong-myung menekan ear-piece yang terpasang ditelinga kirinya, menunggu jawaban dari rekan kerjanya.

"Aku siap."

"Kita butuh dia hidup-hidup."

"I know, serahkan padaku."

Gong-myung, Joshua, Dean dan Joowon memeriksa kembali senjata mereka. Sedangkan disisi yang lebih tinggi Gray tengah mempersiapkan Barrett M95 miliknya, mencari posisi yang pas untuk mendapatkan jarak pandang yang luas.

"Kita masuk."

Dengan satu perintah singkat dari sang pemimpin semua orang bergerak ke posisinya masing-masing.

Mereka saling memberi kode lewat gerakan mata dan kepala, sesekali tangan Gong-myung bergerak memberi isyarat.

"Aku siap." -Joshua

"Siap kapan saja." -Joowon

"Aku mengawasi kalian." -Gray

"Dalam hitungan ketiga."

Gong-myung saling melirik dengan Dean, lalu mereka kompak mengangguk.

Dean mengambil posisi didepan, sedangkan Gong-myung dibelakangnya. Pemuda itu menekan ear-piece dengan satu tangan yang menggenggam pistol.

"1."

"2."

"3."
      

BRAK! / BRAK! / BRAK!
     

"Clear." -Joowon

"Same here." -Dean

"Periksa setiap sudut."

Meski Gong-myung tidak bisa melihat mereka, tapi ketiga rekannya kompak mengangguk.

Dari posisinya masing-masing mereka bergerak masuk kedalam gedung kumuh tadi, bangunan tua berupa gudang tidak terpakai. Debu tebal menutupi lantai semen dan beberapa sisa-sisa furniture yang sudah tampak usang, jaring laba-laba menghiasi setiap sudut ruangan.

"Aku menemukan sampah-sampah bekas makanan instan." suara Joowon terdengar melalui ear-piece. "Juga puntung rokok dan beberapa kaleng bir yang sudah kosong."

"Artinya dia ada disini." sahut Dean.

"Lanjutkan." ucap Gong-myung.

Empat pemuda itu terus bergerak, langkah mereka penuh perhitungan. Tidak cepat dan juga tidak lambat, sangat teratur dan penuh kewaspadaan.

Fâmily PrinçëssWhere stories live. Discover now