Bab 1 : Izin

78 8 0
                                    


Dibawah terik panasnya cahaya matahari,para manusia berlalu lalang berjuang untuk menuntut keadilan atas tanah airnya dan juga wanita dan anak-anak yang ditindas sedemikian rupa oleh para manusia yang tidak memiliki kasih dan cinta didalam dirinya sehingga mereka dengan mudahnya merendahkan martabat serta harga diri dari manusia lainnya.Perjuangan yang menjadikan nyawa sebagai taruhannya tak menyurutkan semangat mereka demi mendapatkan keadilan dan keamanan bagi dirinya,keluarganya serta bangsa dan negaranya.

Kurang lebih itulah yang disampaikan salah satu presenter televisi yang tengah menyampaikan berita tentang kekejaman para zionis Israel terhadap warga palestina.

"Bedebah.Dasar zionis sial*n!Apa mereka tidak punya hati?Mereka itu benar-benar"jeda gadis berkhimar itu menarik nafas kesal"Kalau aku bertemu dengan mereka nanti,akan kusembelih mereka dan dagingnya akan kubagikan pada hewan-hewan yang lapar"umpat Zahira.

"Shuutt,anak perempuan kok omongannya kasar gitu sih?Umi ga suka ya"tegur Zahra mendengar perkataan putrinya yang berlebihan.

"Maaf umi,habisnya Zea kesal sama si Zionis sial*n itu,tega banget mereka"eluh Zahira kembali.

Zahra hanya bisa menggelengkan kepalanya,belum satu menit permintaan maafnya keluar,sudah keluar lagi kata-kata kasarnya.;v

"Umi tau zea kesal,marah dan benci sama mereka tapi ingat nak,mencaci maki mereka tidak akan memperbaiki apapun.lebih baik Zea mendo'akan saudara-saudara kita di Palestina agar tabah dan kuat menjalani takdir yang telah diberikan Allah pada mereka"ujar Zahra seraya mengusap lembut rambut Zahira yang tertutup khimar.

Hal inilah yang mampu membuat hati seorang Zahira Putri luluh.Hatinya sesak setiap kali melihat penderitaan yang diberikan zionis Israel pada setiap warga palestina.Yang lebih menyesakkan baginya ialah karna dia hanya bisa melihat melalui televisi,mengumpat tentara Israel dan mendo'akan warga Palestina tanpa bisa membantu mereka secara langsung.

Bukankah tujuan awalnya menjadi seorang tentara medis adalah untuk membantu warga Gaza?Batinnya semakin sesak mengingat ia tak bisa memenuhi tujuannya itu.Netranya memanas dan mulai meluncurkan air mata penyesalan.

Zahra yang mendapati putrinya menangis,merengkuh tubuh putrinya kedalam dekapannya.Ia tahu apa alasan putrinya itu menangis sungguh sesak ketika ia memikirkan hal itu.

"Umi,apa Zea benar-benar tidak bisa membantu mereka?"racau Zahira dikala terisak.

Deghh,Ya Allah sesak rasanya hati Zahra mendengar ucapan putrinya.Ia mengurai pelukannya,ia menatap dalam putri bungsunya yang masih terisak,lalu ia mengalihkan pandangannya menatap suaminya,Billy Agusta seolah meminta persetujuan.Billy yang mengerti hanya menganguk pelan dan mengulas senyuman tulusnya.

Zahra menarik nafas berat dan kembali menatap putrinya.

"Apa zea benar-benar ingin membantu?"jedanya"Kalau memang Zea benar-benar ingin membantu,InsyaAllah umi dan abi ikhlas"lanjutnya dengan berat hati.

Zahira menatap lekat pada sosok wanita paruh baya yang telah melahirkannya itu seolah meminta kejelasan atas perkataannya.Memang sudah beberapa kali Zahira meminta izin pada orangtuanya untuk pergi ke jalur Gaza bahkan atasannya pun sudah mengizinkan tapi dengan alasan mengkhawatirkan kondisi dan keamanannya,maka abi dan uminya tidak mengizinkan.Padahal,bukan baru pertama kali ia harus menjalankan tugas didaerah konflik,bahkan saat ini pun ia baru kembali dari Lebanon setelah hampir 2 tahun menjalankan tugas disana.Tapi entah kenapa untuk mendapatkan izin bertugas di Gaza tidak semudah saat ia harus bertugas di Lebanon.Dan sekarang uminya seolah membuat tanda Tanya besar diotaknya,apa orangtuanya benar-benar akan memberinya izin sekarang?Semoga saja.

"InsyaAllah,umi dan abi mengizinkan Zea untuk menjalankan tugas kemanusiaan guna membantu saudara kita sesame muslim di palestina"ujar Zahra berkaca-kaca.

Berbeda dengan Zahra,zahira tampak berbinar setelah mendengar ucapan sang ibu.Namun zahira mengerti bahwa Zahra tidak sepenuhnya mengizinkan kepergiannya,ia pun merengkuh tubuh sang umi kedalam pelukannya.

"Terimakasih umi,abi.InsyaAllah Zea akan kembali ke tanah air dengan selamat"ujar Zahira mengurai pelukannya.

"Tapi zea,kami tidak akan mengizinkan kepergianmu sebelum kamu menikah"ujar Billy angkat suara.

"Maksud abi?Zea harus menikah?tapi kenapa?"jujur saat ini Zahira benar-benar bingung terhadap sikap orangtuanya.

"Abi yakin kamu pasti sudah tau bahwa gaza amat riskan untuk seorang wanita sepertimu tanpa pengayom disampingnya.Tentara Israe sangat berbahaya untuk seorang wanita seperti kamu,jaminan untuk bisa keluar dari Gaza sangat tipis bagi wanita yang belum menikah.Abi tidak mau mengambil resiko untuk keselamatan kamu disana Zea"jelas Billy.

"Tapi..."

"Ini untuk kebaikanmu Zea,Abi dan Umi sudah memutuskan akan menjodohkanmu dengan salah satu teman Abi,lusa mereka akan datang kerumah dan mengkhitbah Zea"potong Billy.

"Tapi kan Zea belum kenal sama dia dan belum tentu juga kita akan cocok"alibi Zahira.

"Mengenal saat sudah halal jauh lebih baik Zea,tolong diterima ya demi umi dan abi"jelas Zahra.

Zahira menarik nafas berat,pikirannya sangat kacau saat ini.

"Bismillah,InsyaAllah Zea akan menerima perjodohan ini"ujar Zahira.

"Alhamdullilah.."

* * *

To Be Continue

Jangan Lupa Vote dan Komen

Aku tunggu

~Salam Irvama~

My Heart in PalestineWhere stories live. Discover now