Part 13

1.5K 63 6
                                    


Saat ini Kayla berada dikursi tak jauh dari lapangan, ia sekarang sedang asik bersama Salsha.

Sedangkan Ferry entah lah dia kemana, katanya ia sedang berkumpul dengan tim basketnya.

"Kayla. Gue sarankan jangan dekat-dekat deh sama Raka lagi. Dia tuh sering bikin masalah apa lagi tawuran." ucap Salsha dengan tangan yang berada di pundak Kayla untuk meyakinkan.

"Raka nggak bakal gitu,Sha. Kayla aja bareng Raka nggak pernah lihat Raka dapat masalah dan lagi Kayla nggak lihat Raka tawuran." ucap Kayla polos, gimana nggak ?! Sedangkan Kayla ini hanya gadis yang selalu dijaga oleh Salsha dan juga Ferry.

Sehingga Kayla tak tau tentang Raka, namun takdir berkata lain. Raka dipertemukan dengan Kayla dan jatuh hati padanya.

"Pokoknya Kayla harus dengarin Salsha. Kayla nggak boleh dekat apalagi bareng sama Raka. Gue nggak mau Kayla manis, imut nan polos Salsha disakitin oleh orang." ucap Salsha panjang lebar.

"Tapi--"

Ucap Kayla terhenti, mendengar suara sorakan para murid di pinggir lapangan.

Karena penasaran Kayla dan Salsha menuju lapangan dan mereka dapat melihat pertandinga bola basket antara XI-IPA yang beranggotakan Raka, Beni, Ferry, dan dua teman kelas mereka, yang sedang melawan kelas XII-IPA, senior mereka yang merupakan tim bola basket yang telah memenangkan banyak pertandingan dengan sekolah lain.

Pertandingan yang sangat sengit dengan skor yang sama, mereka sama-sama unggul dalam bermain bola basket.

"Semangat Raka."

"Kyaaa Raka kalo keringat tambah cool."

"Coba lihat Raka sangat gesit dalam bermain basket."

"Ayo Raka semangat!"

Dukungan para murid perempuan baik itu jeniornya, seangkatannya, bahkan seniornya pun mendukung tim Raka. Begitu juga dengan tim XII-IPA.

Bahkan para murid perempuan pun mereka juga unggul, sama-sama mempunyai keseimbangan.

Kayla yang sudah berada di pinggir lapangan, menyaksikan pertandingan. Ia bisa melihat Raka yang berada di tengah lapangan yang menggiring bola menuju ring musuh.

Raka yang fokus dengan bolanya dengan gesit ia menghindar dari musuhnya, dan saat itu pun ia langsung memasukan bolanya kering.

Para murid pun bersorak dengan masuknya bola Raka pada ring musuh dan tim Raka adalah pemenangnya.

Raka saling adu tos pada temannya namun tidak pada Ferry. Karena Ferry tetap datar-datar saja.

Saat itu Raka terfokus pada satu titik yang menarik perhatiannya, disana ia dapat melihat gadis mungil yang tengah melihatnya.

Raka tersenyum dan menghampiri gadis mungilnya itu.

"Haii Bunny." Sapa Raka seperti biasanya. Kayla menanggapinya tersenyum dan membalas sapaannya.

"Haii juga Raka. Emm Raka, bukannya Raka main bola basket, kenapa wajah Raka ada lebamnnya ?" tanya Kayla polos, ia heran bukannya tadi ia melihat Raka hanya bermain bola. Dan kenapa wajah Raka banyak sekali dengan lebam.

Raka memdengar itu terkekeh.

"Hanya kena lemparan bola saja." dusta Raka, namun Kayla tetap percaya dengan perkataan Raka.

"Sttsshh." ringisan Raka saat tangan Kayla menyentuh lebam di wajah Raka.

"Ma-maaf. Sakit ya Raka ?"

"Enggak. Kalo yang nyentuh itu kamu Bunny." ucap Raka dengan senyuman seraya memegang tangan Kayla yang telah menyentuh wajahnya tadi.

Bukannya tadi Raka meringis ya ? Yaudah deh, seterah Raka aja emang tujuannya cuman mau modus Kayla aja.

"Nggak usah pegang-pegang juga kali." ketus Salsha seraya menepis tangan Raka dari Kayla.

"Raka!" panggil seseorang dari tengah lapangan. Orang itu Beni yang tengah berlari mendatangi Raka.

"Ciee pegang tangan tadi." goda Beni yang sudah berada disamping Raka.

"Iya tadi. Terus ada pengganggu." ucap Raka santai.

"Apa lo bilang?!" ucap Salsha geram. Salsha ingin memukul Raka, namun ditahan oleh Kayla.

"Udah Salsha, jangan berkelahi." ucap Kayla lembut menenangkan sahabatnya.

Salsha mendengus kesal, ia pun menuruti perkatakan Kayla.

"Sayang, ternyata kamu kalo lagi marah tambah cantik." goda Beni dan dapat tatapan tajam dari Salsha.

"Sejak kapan nama gue ganti. Gue Salsha bukan sayang lo" dingin Salsha. Beni tersenyum ia pun mendekati Salsha.

"Itu panggilan buat lo, saat lo jadi milik gue." ucap Beni dengan memegang dagu Salsha, sungguh wajah Salsha dan Beni hanya berjarak 5 centimeter.

Salsha terkejut dan reflek ia menahan nafasnya. Dia bisa melihat wajah Beni yang begitu dekat dengan wajahnya.

"Wajah loh merah." lagi-lagi Beni menggoda Salsha. Salsha pun reflek menjauhkan wajahnya dari Beni dan menepis tangan Beni.

Beni terkekeh melihat tingkah Salsha yang salah tingkah.

"Ayo Kay. Kita pergi dari sini." ucap Salsha seraya menarik tangan Kayla lembut.

Kayla yang dari tadi disamping Salsha tidak mengerti apa pun, ia pun mengikuti Salsha yang menariknya.

"Bisa juga lo." ucap Raka melihat kejadian itu.

"Gue pastiin dia bakal jadi milik gue." ucap Beni dengan senyumannya seraya menatap punggung Salsha menjauh dari lapangan dan menghilang dibalik tembok kelas.

"Yuk cabut." ucap Raka dibalas anggukan dari Beni. Mereka berjalan menjauh dari lapangan pergi menuju kekelas. Ralat, maksudnya ke rooftop.

Ya, begitulah Raka. Males masuk kelas dan memilih ke rooftop, memilih tidur dan bersantai dari pada belajar.

Setelah kepergian Raka dan Beni.

Mereka tidak menyadari jika ada seseorang yang berada di tengah lapangan, tengah memperhatikan mereka. Terutama pada satu gadis, gadis itu adalah Kayla. Ia sangat kesal melihat kejadian kedekatan Kayla dengan Raka. Ia pun pergi dengan rasa kesalnya.

Tbc..

Jangan lupa vote and Commentnya 😚😚

Enggak susah kok. Tinggal Klik aja bintang yang dibawah.😉
👇👇

RaKayla Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang