o

716 87 4
                                    

Kim Namjoon tersenyum lembut, tatapannya mengisyaratkan kasihan pada Yoongi yang sekarang meletakkan kepalanya diatas buku yang dibawanya untuk dibaca Yoongi.

Tangannya terulur untuk mengusap surai hitam halus milik Yoongi, harusnya jadwal belajar mereka diganti sore saja supaya dia tidak membuang-buang waktu menunggui Yoongi tidur sampai bangun.

Bzz bzz

Namjoon menoleh ke bawah kaki kanannya, ponselnya bergetar, seseorang menelfonnya.

(beneran ada yang nelfon aku dong:') creep.)

Jin hyung
accept|decline
accept

"oh, halo Jin hyung!" sapanya.

"halo, semuanya berjalan lancar kan, kalian berdua?"

"yah... di satu jam awal, Yoongi tertidur lagi, jika saja aku tidak mengambil kuliah malam akan kuajari dia dengan leluasa."

"jangan salahkan dirimu joon. Yoongi tidak akan suka, dia akan berpikir kalau dia adalah beban. bangunkan saja dia, jangan sungkan, kau kan gurunya. oh ya, apa dia sudah sarapan? makan siang?"

"belum astaga. oke kubangunkan sekarang terimakasih sudah menelfon hyung!"

PIP

Namjoon menggoyangkan tubuh Yoongi harap-harap Yoongi akan bangun dan tidak marah jika dibangunkan.

"yoongi.."

"mhmm, hyung nanti saja."

"ayo makan yoon, nanti kau sakit."

Yoongi membuka matanya, Namjoon yang melihatnya terlihat kasihan, pikirnya; membuka mata saja sulit bagaimana jika membuka hati untuk seseorang?

lho, kok aku malah bucin.

"traktir ya hyung?"

Namjoon mengangguk kemudian mereka berdiri, Yoongi yang nyawanya masih separo bergerak sangat lamban, dia meregangkan ototnya kemudian menguap lebar.

"cuci muka dulu sana, kutunggu diluar." suruh Namjoon kemudian berjalan kearah pintu utama.

Yoongi berdiri dan sempoyongan pergi ke dapur, menyalakan washtafel kemudian membasuh wajahnya, ketika dia berbalik dan berkaca, dia terlihat semakin kurus dan pucat, tapi dia makannya banyak kok jika kalian tanya.

Yoongi mengusap wajah basahnya dengan handuk kemudian menyusul Namjoon setelah mengambil hoodie.

"makan dimana kita?"

"uhm, aku mau coba kedai ramen yang ada diujung jalan, hyung sudah pernah coba?" tanya Yoongi, mereka berjalan menuju arah yang dimaksudkan Yoongi.

"belum, harusnya aku membawakanmu sesuatu tadi, kau terlihat tirus Yoon."

Yoongi menundukkan kepalanya, "tidak perlu repot, sebenarnya tadi aku mau memasak, tapi hyung datang jadi aku tidak jadi masak, tapi tidak masalah, selagi hyung nanti mentraktirku ehehe."

Namjoon tersenyum hampir terkekeh ketika melihat Yoongi menoleh padanya dan tersenyum gummy, manis sekali sayangnya Yoongi sekarang semakin tirus.

Namjoon mengulurkan tangannya untuk mengusak puncak kepala Yoongi, gemas. Yoongi sendiri tertawa polos pertanda tidak apa jika diperlakukan seperti ini, usai selesai dengan usakannya di kepala Yoongi dia menurunkan tangannya dipundak Yoongi.

"aku kangen jin-hyung."

Namjoon tertegun sejenak, tapi mereka tetap berjalan menuju ujung jalan, sepuluh meter lagi mereka sampai tujuan.

"kau mau kutemani?" tawarnya.

Yoongi kembali menunduk setelah tersenyum canggung, "ahh tidak perlu repot, nanti kuliah hyung bagaimana? lalu bagaimana jika orang tua hyung mencari hyung?"

Namjoon semakin menatap kasihan pada sosok pendek sebahunya ini tanpa Yoongi ketahui tentu saja.

"percayalah jin hyung juga kangen sama kamu, dia hanya sedikit terlalu sibuk dengan pekerjaannya."

Yoongi mengangguk paham, dia sudah bertahun-tahun tinggal dengan kakaknya, tapi entah kenapa dia belum tahu apa pekerjaan Jin sebenarnya.

pernah pada satu malam Yoongi pergi hendak menemui Jin tapi dia selalu tetinggalan, hyungnya sangat cepat seakan tahu Yoongi akan mengikutinya.

apa mungkin karena itu Jin hyung jarang pulang ke rumah? takut jika Yoongi mencarinya lagi? mengikutinya lagi? tahu akan apa pekerjaannya?

Yoongi bingung, kenapa dia dan Jin tidak lagi dekat seperti dulu.










Mungkin karena mereka beda ibu?

Mungkin karena pekerjaan baru Jin?










Yoongi tidak yakin, yang jelas dia merindukan masa lalunya.


konfliknya bingung dong saya:')

noceur [Taegi] ✔Where stories live. Discover now