r

473 72 3
                                    

sampai dirumah, Yoongi kembali meneriakkan hyungnya, masih tidak ada jawaban, Yoongi kangen sebenarnya. tapi mau bagaimana lagi, dia di tuntut hidup mandiri meskipun tidak ada hyungnya disisinya.

Yoongi menoleh ke arah jam dinding.

01.35

Yoongi belum mengantuk, biasanya dia akan tidur kembali pukul dua kalau tidak pukul tiga.

Yoongi lelah, jadi dia hanya pergi ke kamar, berbaring di kasur seprrti biasa sambil memandnag langit-langit, banyak sekali hal-hal yang baru baginya hari ini.

di traktir Namjoon hyung,

bertemu Taehyung,

mengobrol dengan Taehyung,

bertemu dengan Taehyung lagi,

diajak ke pantai,

mengobrol banyak hal,

mengantar Taehyung pulang.

"haaaaah, Taehyung tampan sekali." Yoongi mengerjap, "he? apa tadi?" kemudian ia menggeleng.

perlahan tapi pasti, Yoongi tenggelam dalam lamunannya dan jatuh tertidur.

seorang pria dengan jalan terseok menghampiri pintu utama sebuah rumah yang dia tuju, pagi hampir menjelang tapi sekarang dia butuh tidur.

cklek

pintu diayunkan kedalam, pria itu masuk lantas menutup pintu rumah tanpa lupa menguncinya.

kakinya membawa tubuh jangkung itu menuju kamar yang ada di dekat dapur, membaringkan tubuhnya di atas kasur sambil menatap langit-langit.

pakaiannya dibiarkan melekat tak peduli seberapa kotor itu.

jika dipikir-pikir dia sudah pergi terlalu lama, kasurnya dingin dan sedikit berdebu.

helaan nafas panjang dia hembuskan sebagai pertanda dia benar-benar akan terlelap ke alam mimpi.

siang harinya pria jangkung itu bangun, ia merasa sedikit segar karena mendapat tidur yang cukup ketimbang beberapa saat lalu yang terus-terusan disuruh memotong daging.

mandi.

adalah hal yang ingin dia lakukan sekarang, dia merasa kotor, penuh keringat dan bercak darah yang menempel sisa-sisa semalam.

guyuran shower dari atas kepala hingga ujung kaki memberikan sensasi berbeda ketika dia mandi secepat kilat ditempat kerjanya, sang bos benar-benar perfeksionis hingga tidak mengijinkan pegawainya untuk beristirahat barang untuk mengambil satu tarikan nafas.

dengan senyuman tipis dia mulai menggosok tiap inci tubuhnya, membersihkan kotoran yang sejak lima hari lalu mnempel ditubuhnya melalui pakaiannya yang tidak berganti.

usai menyelesaikan mandi, pria itu pergi ke dapur harap-harap dia menemukan makanan yang dibuat Yoongi, adiknya.

pria itu membuka buffet, lemari es dan tudung saji di tengah meja makan, tapi dia tidak menemukan apapun selain udara kosong. tapi ketika matanya memutar malas, dia melihat bungkusan diatas lemari es.

segeralah dia ambil bungkus plastik itu, membukanya dan mengeluarkan kotak makanan yang dia tahu betul beli dimana dan mengeluarkan satu lagi bungkusan hitam yang agak basah dan lembab.

mengabaikan bubgkusan hitam aneh itu, dia mulai membuka kotak makanan tadi, empat sushi menyapa matanya yang berbinar seakan siap untuk dimakan olehnya.

pria itu memanaskan keempat sushi tadi di dekat api, tidak benar-benar memanaskan dengan cara yang biasanya digunakan. mungkin karena dia sudah tidak tahan dan lapar.

"ah ya, Yoongi."

sebelum beranjak dari dapur dia mendongak ke atas, menatap jam dinding yang menunjukkan angka 2.

ini sudah cukup sore, pikirnya kemudian menuju kamar Yoongi dan mengetuknya, tapi tak lama dia membuka dan masuk kedalam kamar.

"Yoongi-ya." panggilnya.

"uhm-"

"bangun Yoon, hyung pulang."

"hyung? HYUNGIE!" Yoongi melompat dan memeluk erat sang hyung, kerinduan yang menumouk akhirnya terbayar juga meskioun berefek badannya sakit-sakit karena gerakan mendadak seperti tadi.

"kau tidak apa kan?"

"aku baik, ayo makan hyung!" ajak Yoongi kemudian menarik tangan Jin keluar dari kamar dan duduk di meja makan.

"kau tinggal memakannya, aku sudah panaskan tadi."

Yoongi tersenyum lebar, "terimakasih hyung!" katanya kemudian duduk di kursi, disusul dengan Jin yang duduk didepannya.

Tak lama Yoongi teringat ketika dia barusaja akan mengunyah sushinya.

"hyung, tadi ada bungkusan yang lain tidak?"

"ada, sebentar, akan kuambilkan." Jin berdiri lagi, berbalik kemudian mengambil bungkusan itu, membukanya sambil berbalik dan menuju ke arah Yoongi.

"ASTAGA TUHAN!" Jin terkejut, begitu juga Yoongi, keduanya kaget bukan main.

Yoongi yang sedang asik mengunyah sushi mendadak ingin mengeluarkannya lagi setelah apa yang dia lihat didepannya.

"Y-yoongi, k-kau dapat dari si-siapa?"

"ak-aku.. di-"

"KENAPA BISA DA JANTUNG DI SANA?!" Yoongi terkejut sekali lagi, dia benar-benar tidak tahu apapun karena dia diberi waktu itu.

Jin juga tidak pernah membentaknya seperti ini.

"Jawab, Min Yoongi." desis Jin dari tempatnya.

"Aku-aku diberi hyung, kemarin Nam-Namjoon hyung mentraktirku makan di kedai ramen di ujung jalan, kemudian pelayan, seorang pelayang muncul dan mengobrol denganku," Yoongi panik dan takut disaat bersamaan. bibirnya bergetar tidak sanggup berbicara dengan benar.

"ketika aku ma-mau pulang, di-dia kusuruh membungkus sushi ini," tangannya menunjuk sushi yang tergeletak disana, terkena cipratan darah dari jantung yang dilempar Jin ke meja makan. "kemu-kemudian dia memberikanku itu," telunjuk jari Yoongi berpindah menunjuk jantung.

"ck. sialan, kenapa kau tidak mengeceknya dulu?"

"ak-aku tidak tahu kupikir itu munuman yang dibungkus diplastik, hiks..."

nafas Jin memburu karena jantungnya berdebar hingga nyeri sekali, "punya siapa itu?"

"ku yakin kau tidak membunuh seseorang?"

noceur [Taegi] ✔Where stories live. Discover now