Asrama Hufflepuff?

59 8 3
                                    


Seulgi world

Oke, mungkin ini terdengar sedikit canggung. Tapi, apa benar naga itu nyata? Setahuku itu hanya mitos yang ada pada dongeng yang suka Irene Eonni ceritakan.

Walaupun aku sudah lulus SMP, tapi ya— kau tahu, aku masih terhitung kecil bukan?

Balik lagi ke Mr. Ollivander, aku memegang tongkat itu hati-hati. Aku hanya takut hal-hal yang tak diinginkan terjadi.

"Kenapa kau tidak mencobanya?"

"Apa? Tongkat ini? Hell nah."

"Ayolah itu mudah."

"Tapi aku belum pernah sekalipun mencobanya."

"Sangat-sangat mudah. Kau hanya perlu mengayunkannya. Ayolah cari objek."

"Baiklah, bolehkah aku menggunakan globe ini sebagai objek?" Tanyaku.

"Tentu boleh."

Aku mengambil nafas sedalam-dalamnya, ini pertama kalinya. Pertama kali harus dilakukan dengan istimewa bukan?

Ok, aku siap.

1

2

3

Huf!

"Whoa!"

Aku sungguh-sungguh tercengang, ketika aku mengayunkan tongkat baruku ke globe tersebut, globe itu benar-benar berputar kencang.

"Wah, pertama kali yang menakjubkan!" Tutur lawan bicaraku. Siapa lagi kalau bukan Mr. Ollivander?

"Apa pertama kali memang seperti itu?" Tanyaku pada Mr. Ollivander.

Beliau sedikit menggeleng.

"itu tergantung orangnya sih." Ucapnya meyakinkan.

kring!

Tiba-tiba pintunya terbuka. Aku bisa melihat seseorang yang besar disana sedang menungguku, siapa lagi kalo bukan Hagrid? Kali ini dia membawa kandang kecil serta jubahku.

"Hello, Mr. Ollivander!" Sapa Hagrid pada Mr. Ollivander.

"Halo juga Hagrid! Apa kabar?"

"Aku baik. Apa kau sudah bertemu Seulgi?"

"Oh, tentu. Dia anak yang pintar serta sopan." Tutur Mr. Ollivander yang membuatku malu serta merah yang menyala dipipiku.

"Terimakasih." Jawabku.

"Seulgi, lihat. Selamat ulang tahun!"

Aku menengokan seluruh badanku kearah Hagrid.

"Woah! Apakah binatang ini untukku?" Tanyaku semangat.

"Tentu. Kira-kira nama apa yang cocok untuk burung hantu ini?"

Aku sedikit memikirkan nama-nama yang lucu.

"Aku akan menamakannya V!"

"Benarkah? Itu hanya satu huruf. Tidak seru."

"Tapi, Aku lebih suka V."

"Terserah maumu saja. Ayo kita harus segera pergi."

"Kemana?"

"Ingin melanjutkan SMA mu?"

Oh, iya. Aku hampir lupa.

Aku segera berlari keluar, tak lupa dengan memberi salaman "Dadah" kearah Mr. Ollivander.

"Hagrid, kemana kita akan pergi?"

"Tentu saja stasiun."

"Stasiun? Stasiun apa?"

➖〰️➖

"Hallo, apakah gerbong ini kosong? Bisakah aku duduk bersamamu disini?" Tanya Seulgi pada seseorang yang sebaya dengannya dikursi gerbong.

"Oh, tentu."

"Ah, terima kasih."

"No prob."

Seulgi duduk dengan canggung didepan anak laki-laki itu. Matanya hanya menatap jendela luar malas tanpa sedikit pun semangat.

"Aaa..... nama kamu siapa?" Tanya anak laki-laki itu.

"Aa... namaku Kang Seulgi."

"Oh, kamu orang korea? Salam kenal!"

"Lalu, bagaimana denganmu? Kamu murid ajaran baru juga bukan? Siapa namamu?" Tanya Seulgi balik.

"Namaku—." Sebelum laki-laki itu menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba pintu terbuka.

Klek.

"Have you seen a cat? Kucing itu mempunyai warna hitam dan strip kuning. Serta memakai kalung warna hijau, lihat?" Tanya seorang anak laki-laki saat masuk kegerbong milik Seulgi.

"Aa....aaa...aku tidak...melihatnya."

Tunggu, apa... Seulgi baru saja terpesona?

"Apa kalian tahun ajaran baru?"

Seulgi dan laki-laki didepannya mengangguk.

"Namuku Seokjin, aku senior kalian."

"Namaku Kang Seulgi, salam kenal Senior.."

"Lalu, bagaimana denganmu?" Tanya Seokjin sambil menunjuk kearah laki-laki didepan Seulgi.

"Namaku......."



"Park Chanyeol."

Tbc saos tiram, ajenomoto.

/chan•seul/ Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt