☘3☘

3.1K 425 58
                                    

"Ini aneh, kenapa setiap korban memiliki bekas gigitan yang sama di leher Mereka? Jika ini serangan binatang buas, lalu kenapa harus selalu ada bekas gigitan di leher?" Yuta bertanya-tanya sendiri setelah Dia melihat korban terbaru yang di temukannya bersama rekan kerjanya yang lain.

Beberapa tetes darah mengeringpun terlihat di rumput-rumput liar sekitaran korban.

"Aku tak yakin Yut, tapi apakah ini masih bisa dikatakan oleh binatang buas?" tanya Jaehyunㅡrekan kerja Yuta.

"Akupun menjadi ragu sekarang, sepertinya kasus ini semakin serius. Dari awal terjadi kasus ini sampai sekarang sudah ada 14 korban jiwa. Jaehyun ... lokasi penemuan korban selalu tak berjauhan, bagaimana jika Kita merencanakan untuk memantaunya pada malam hari?" Yuta menoleh pada Jaehyun.

"Boleh ... Aku rasa beberapa hari setelah ini, Kita akan meminta pembagian tim pada Komandan untuk memantau keadaan sekitaran sini. Aku rasa, Aku ingin satu tim denganmu, hehe ...." kata Jaehyun.

"Kau ini! Masih saja sama dari dulu, hehe ...." Yuta menepuk pundak Jaehyun.

Merekapun kembali melanjutkan penyelidikan di tempat kejadian.

Sementara itu Rosé sedang bekerja di Cafe. Dia melayani pengunjung yang datang. Beberapa pengunjung terkadang terpukau dengan kecantikan Rosé, maka tak aneh jika beberapa dari Mereka mencoba menggoda Rosé.

Rosé juga terkadang merasa tak nyaman, namun bagaimanapun Dia membutuhkan pekerjaan tersebut untuk memenuhi biaya hidupnya.

Saat ini Dia sedang bersandar ke salah satu dinding di Dapur. Dia sedikit kelelahan hari ini, pengunjung cukup ramai.

"Rosé ... ada yang mencarimu," kata Wendyㅡrekan kerja Rosé.

"Siapa Wen?" tanya Rosé.

"Pria yang beberapa kali sempat menjemputmu pulang, ituloh yang pakai seragam Polisi," jawab Wendy.

"Oh Yuta Oppa, arasseo ... Aku kesana sekarang, terima kasih sudah memberitahuku Wen," kata Rosé.

"Sama-sama." Wendy tersenyum.

Rosé keluar dan melirik jam tangannya sebentar. "Sudah masuk jam makan siang Dia rupanya, hmm ... baiklah!"

Rosépun berjalan menghampiri Yuta, ternyata Yuta tak sendiri, Dia bersama Jaehyun.

"Mianhaeyo ... mau pesan apa ya?" goda Rosé.

"Mau pesan Roseanne Park, bisa?" Yuta membalas Rosé kali ini.

"Maaf Tuan, tapi Roseanne Park tidak bisa di pesan begitu saja," kata Rosé diakhiri senyuman manis.

Yuta dan Jaehyun ikut tersenyum. "Americano 1, Moccacino 1, Pasta carbonara 1, Lasagna 1 itu pesanan Kami Rosé," kata Yuta.

"Arasseo ... tunggu ya Oppa." Rosépun mencatat pesanan Yuta dan Jaehyun, setelah itu Dia kembali menuju bagian Dapur.

"Rosé itu cantik ya, kenapa Kamu tak mengencaninya saja?" tanya Jaehyun.

"Heol ... bagaimana bisa Aku mengencani Dongsaengku sendiri? Aku dan Dia sudah dekat sejak Kami kecil, Aku menyayanginya tapi hanya sebagai saudara saja Jae. Perasaanku tak akan bisa lebih untuknya," jawan Yuta.

"Kalau begitu, dekatkan Aku dengannya. Beberapa kali Aku bertemu dengannya tapi ya hanya sebatas seperti itu saja Kamu tau sendiri Yuta," kata Jaehyun dengan pipi sedikit memerah.

"Oh tidak ... Kamu menyukai Dongsaengku?"

"I ... ya, baru menyukainya. Aku tertarik padanya, Dia pekerja keras. Hanya sajaㅡ"

Fake Man ✔Where stories live. Discover now