Part 5-Demo?

64 23 1
                                    

Selamat membaca🤗

***

Kurangi suudzon, sering lah khusnudzon. Karena Tuhan juga menilai apa yang kita pikir.

***

'Ya Allah … mati aku,' batin Zhila panik.

Gadis itu menatap ke arah Arga yang berjalan ke arah meja. Zhila meneguk salivanya. Ia mengambill ponsel yang berbunyi itu, namun setelah itu Arga dapat merampasnya.

"Ka-Kakak," ucapnya dengan tenggorokan tercekat.

Ia was-was, takut kalau yang menghubunginya adalah laki-laki.

"Kamu dekat sama laki-laki?" tanya Arga dengan tatapan mengintimidasi.

"Hah?" Zhila semakin was-was. Benarkah yang menghubunginya adalah laki-laki?

"Ini siapa?" tanya lelaki itu seraya membalikkan layar ponsel pintar itu menghadap ke arah sang adik. Di layar,  tertera empat belas digit angka dan tanda plus di depannya dengan foto profile laki-laki.

"Nggak tau, Kak," balas Zhila lirih.
Suara ringtone telah berhenti, namun beberapa detik kemudian kembali terdengar.

Arga pun langsung mengangkat telpon dan bertanya layaknya seorang detektif. "Halo siapa ini? Ngapain telpon Zhila? Dapet dari mana nomornya?

"As-assalamualaikum, maaf ini Alana, Kak, teman sekelasnya Zhila," ucap Alanfa dengan hati-hati karena yang ditelepon bukan suara Zhila dan nadanya sedikit meninggi.

"Oh maaf, Dek. Kirain tadi nomor yang sama, sekali lagi maaf ya, mau bicara dengan Zhila, 'kan? Ini Kakak kasih ke Zhila."

Arga pun memberikan Handphone Zhila dengan  senyum sedikit malu dan menggaruk kepalanya. "Nih."

Zhila menerimanya, lalu memeletkan lidahnya. "Wlee!"

"Udah sana, Kakak bau," usir Zhila. Sementara Arga pergi ke kamar untuk melakukan kegiatannya yang sempat tertunda.

"Hallo La, Zhila," ucap Alanfa di telepon sambil melihat kembali masih tersambung atau tidak.

"Eh maaf ya, Fa. Abang aku tadi tuh,   sekali lagi maaf," mohon Zhila sambil berjalan ke kamarnya. "Ada apa, Fa?" tambahnya.

"Eh iya, fotoin buku tugas biologi dong, please …," mohon gadis di seberang sana.

Zhila menjauhkan ponsel pintarnya, lalu berdecak pelan.

"Tugas yang mana?" tanya Zhila setelah menempelkan kembali ponsel pintarnya ke pipi.

"Sistem ekskresi," sahut Alanfa.

"Itu 'kan di file ada, Fa," ucap Zhila geram.

"Iya, tapi punya gue belum diisi, Maemunah. Kalo udah diisi mah nggak bakalan minta contekan," balas Alanfa gemas.

"Iya-iya, aku matiin dulu," ucap Zhila. Tanpa menunggu balasan dari seberang sana, ia langsung memencet ikon merah.

Setelah itu, ia mengirim file word lewat Whatsapp kepada Alanfa.

Tesla Where stories live. Discover now