*•*PRETEND*•*

7.7K 628 16
                                    


Sakura terkekeh kecil melihat Sasuke yang merenggut saat sakura membangunkannya. Pria itu tetap membenamkan wajahnya di perpotongan leher sakura. Menggumam tak jelas dan kembali ke alam tidurnya.

Gadis berambut merah muda itu hanya menggeleng pelan. Dia beranjak dari tempat tidur dan Sasuke langsung terbangun,

"Kau mau kemana?"

Sakura memutar matanya bosan,

"Ke kamar mandi, apa kau mau ikut?"

Seketika itu sakura langsung menutup mulutnya, kedua matanya memandang Sasuke yang kini menyeringai lebar di tempat tidur dan mulai membuka kaos polos yang dipakainya.

Sakura? Gadis itu berlari secepat mungkin ke kamar mandi dan menutup pintu kamar secepat mungkin.
Setelah di dalam kamar mandi, sakura berdiri di balik pintu itu sambil mengelus dadanya lega,

Tadi itu hampir saja.

Sakura menggeleng pelan, kakinya yang menampakan beberapa bekas luka yang mulai mengering, memasuki bath up setelah melepaskan seluruh pakaiannya.

Gadis itu memejamkan matanya, menikmati perasaan nyaman yang dikirimkan air hangat penuh busa itu.
Sakura membuka matanya perlahan, dia mengangkat tangan kanannya, sementara tangan kirinya mengusap bekas luka yang mulai mengering. Tidak bisa sakura pungkiri, dia masih merasakan sakit saat luka-lukanya bersentuhan dengan air. Tapi melihat keadaan lukanya yang mulai membaik, sakura merasa lega.

Sakura kembali memejamkan matanya lagi, hati kecilnya berharap, tubuhnya tidak akan menerima luka-luka baru.

Ya, selama aku menurutinya, aku akan baik-baik saja!

Sakura melilitkan tali jubah mandi yang dipakainya. Kakinya melangkah keluar dari kamar mandi, matanya menatap sendu pada kamarnya yang telah kosong,

Setidaknya dia punya waktu untuk menjadi dirinya sendiri.

Setelah memakai pakaiannya, sakura berjalan ke luar kamar, menuruni anak tangga menuju dapur.
Pagi ini dia akan memasak makanan untuk Sasuke, dia tidak tahu dimana pria itu, mungkin sedang mandi?
Entahlah. Sakura tidak mau ambil pusing dengan hal itu. Sesekali dia tersenyum saat memasak bersama beberapa pelayan.

Sakura menatap puas pada hasil karyanya yang tertata rapi diatas meja makan. Gadis itu menatap anak tangga, menunggu kehadiran Sasuke.

Tapi sudah setengah jam berlalu, Sasuke masih belum memperlihatkan keberadaannya.

"Sasuke pergi kemana?"

Sakura bertanya pada seorang pelayan yang sedang membersihkan lemari di belakangnya,

"Tuan sudah pergi, Nona"

Sakura mengangguk-angguk, dia menatap pelayan itu dan menyuruhnya menyimpan makanan yang telah ia buat.

Sakura memutar otak mencari cara untuk keluar dari Mansion ini tanpa diketahui Sasuke. Setelah dia keluar nanti, dia harus pergi ke suatu tempat dimana Sasuke tidak akan menemukannya. Sakura akan mencari kakaknya dan gadis itu yakin, kakaknya itu akan membantunya menghindari Sasuke. Dan setelah itu sakura dan kakaknya akan melaporkan Sasuke kepada pihak kepolisian karena telah membunuh ibunya.

Tapi jujur saja, sakura masih penasaran bagaimana Sasuke membunuh ibunya dan apa yang terjadi hari itu. Kenapa ibunya bertingkah normal, ibunya itu bahkan bicara, setelah hampir tiga tahun tidak pernah mengeluarkan suara.

Terlalu banyak keanehan dan mistery, tetapi sakura yakin dia pasti akan mengetahui hal itu segera.

•••

Sakura menatap pintu kamarnya yang tidak kunjung terbuka, tapi tunggu dulu!

Apa dia baru saja mengharapkan kedatangan Sasuke? Tolong katakan padanya, bahwa dia tidak tertular penyakit gila pria itu.

Sakura memukul kepalanya pelan, dia berbaring di ranjang empuknya. Kedua matanya mulai menutup setelah memastikan sekali lagi bahwa pintu itu masih tertutup.

Sasuke menatap cermin didepannya, dia membasuh wajahnya yang terciprat darah. Kemeja putihnya juga berlumuran darah.

Dia habis bersenang-senang tadi, hanya mencongkel mata seorang wanita murahan yang menggodanya tadi lalu memotong dan membuang tubuhnya ketempat sampah, sementara kepala wanita itu dia buang ke tempat pembakaran sampah.

Sasuke membuka kemeja putihnya, yang sudah berubah warna menjadi merah di beberapa bagian.

Hidung mamcungnya mengendus kemeja miliknya itu,

Ahh, betapa ia menyukai bau karat dari cairan merah itu.

Sasuke melemparkan kemeja itu ke keranjang tempat pakaian kotor.

Dia mulai berdiri dibawah pancuran air, membiarkan air dingin itu membasuh tubuhnya yang barusan berlumuran dan berbau karat.
Dia tidak mau gadisnya mencium bau itu dari tubuhnya.

Hanya memikirkan gadisnya itu saja, membuat detak jantungnya menjadi tidak karuan. Dia harus rela tidak melihat wajahnya seharian ini karena pekerjaan bodohnya.

Sasuke berniat mampir minum di salah satu bar, tapi wanita tidak tahu diri itu malah menggodanya dengan tidak tahu malu, menggesek payudara besarnya, yang Sasuke yakin bukan asli, ke tubuhnya.

Sebelum bertemu sakura, dia akan dengan senang hati menyentuh wanita itu lalu membunuhnya untuk menambah daftar mainannya, tapi sekarang dia tidak ingin ada orang lain yang menyentuh dirinya.

Dia, seutuhnya, batin dan fisik adalah milik gadisnya. Begitupula sebaliknya.

Sasuke memasuki kamar sakura dan menelusup ke dalam selimut yang dipakai gadis itu untuk menghangatkan tubuhnya.

Hidung mancungnya menempel di permukaan kulit leher sakura dan kedua tangannya memeluk tubuh gadis itu erat.

Aroma gadisnya selalu mampu menenangkan dirinya, selain aroma cairan kental berwarna merah yang bersembunyi di bawah permukaan kulit manusia tentunya.

Darah akan menjadi penenangnya yang paling ampuh.

Sasuke membalikkan tubuh sakura, sehingga mereka saling berhadapan sekarang. Pria itu mulai menciumi setiap sudut wajah gadis didepannya.

Gadis itu tidak boleh pergi darinya.
Kemanapun gadisnya pergi, dia akan menemukannya. Itu pasti.

Aku akan mengikuti permainan mu, sayang

•••

Gaara mendecih, Sasuke selalu berhasil membuatnya kewalahan. Seperti hari ini, dengan mudahnya pria gila itu membuat kliennya berpindah haluan.

Belum lagi, sekarang sakura ada bersama pria itu.

Apa yang harus dia lakukan, supaya dia bisa merebut sakura?

Dia bukan makhluk bodoh yang akan pergi ke Mansion Uchiha, mengepung Mansion itu dari segala sisi dan meminta Sasuke untuk memberikan sakura.

Sasuke adalah makhluk paling berbahaya di bisnis ini.
Banyak yang mengatakan pria itu mengikat perjanjian dengan iblis, karena ia selalu berhasil melaksanakan misi sesulit dan seberbahaya apapun.

Pria itu juga sangat menyukai darah dan membunuh adalah hobinya.

Gaara meneguk vodka di gelasnya dan menghabiskannya dengan sekali teguk.

Otaknya berputar, mencari cara merebut sakura dari Sasuke.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continue~

Apakah ada yang ingin tahu bagaimana Sasuke membunuh mangsanya tadi?

OBSESSION√Where stories live. Discover now