80 - Tentang Ayumi

449 65 70
                                    

Jadi, setelah seminggu yang penuh dengan memperbaiki nilai, posisiku sebagai First kembali terjamin.

Hmm? Kenapa semudah itu?

Tentu sajalah. Ini bukan semacam arc turnamen yang terbelit-belit. Kau tinggal capai nilai tinggi, pertahankan, maka itu sudah cukup.

Ngomong-ngomong saat semua itu terjadi, jatah tidur kelasku berkurang drastis. Aku jadi lebih mudah mengantuk di rumah.

Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi lagi. Setelah ini, aku akan belajar dengan bersungguh-sungguh (wkwkwk).

"Efu-niichan, Ayu-neechan, kami berangkat duluan!"

"Kami berangkat~!"

"Ah, hati-hati di jalan."

"Hati-hati ya~"

Dari pintu depan, aku bisa mendengar suara Rei dan Rio yang meninggalkan rumah. Akhir-akhir ini mereka selalu berangkat pagi. Aku penasaran apa yang terjadi.

"Oh, mereka berdua menjadi Ketua dan Wakil Ketua OSIS. Menggantikan Ayu."

"..."

Tolong jangan baca pikiranku.

"Terlambat. Wajah Onii-chan gampang dibaca sih."

Aku menghela nafas. Adik-adikku memang hebat.

"Ngomong-ngomong, siapa yang jadi siapa?"

"Rio-chan yang jadi ketua sedangkan Rei-chan jadi wakil ketua."

"Eh!? Bukannya terbalik?"

Ayumi hanya mengangkat bahunya, menanggapiku. Wajahnya menampilkan ekspresi tidak peduli. Dia mengangkat gelasnya lalu meminum jus jeruk di dalamnya.

Aku mengkhawatirkan nasib sekolah itu.

"Lalu? Kenapa kau belum memakai seragammu?"

Padahal sudah jam enam pagi, tapi dia masih memakai piyamanya.

"Ayu lupa menaruhnya di mana. Tehe~!"

Dengan wajah sok imut yang sebenarnya memang imut, ia mengetuk kepalanya lalu menjulurkan lidahnya.

Aku gantian menanggapinya dengan wajah datar. Dengan santai, aku mendorong kursiku ke belakang lalu berjalan pergi.

"Aku berangkat."

"Eh!? Jangan tinggalkan Ayu! Maaf! Maaf! Tolong bantu Ayu mencarinya!"

"Lepaskan! Aku tidak mauー Oi! Jangan tarik celanaku! Oi! Oi!!! Baik! Baik! Aku bantu!"

❀❀❀❀

Setelah lepas dari percobaan pelecehan tadi, aku membantu Ayu mencari seragamnya.

Aku, tentu saja, sudah mempersiapkan seragamnya sejak tadi malam. Aku menaruhnya di bawah tumpukan baju yang kutaruh di keranjang samping mesin suci. Selain itu, aku tidak memberitahu dimana aku menaruhnya kepada Ayumi.

Kenapa?

Karena adikku yang menjengkelkan ini, dengan polosnya, melempar baju kotornya sambil mengatakan "Tolong cuci ya~" tanpa rasa bersalah di kamarku. Setelah itu, tanpa mengatakan terima kasih, ia langsung pergi keluar.

Siapa yang tidak kesal?

Untung saja Rei dan Rio membantuku.

"Coba cari di mesin cuci."

"Baik!"

Setelah memberikan hormat seperti tentara, Ayumi berlari kecil ke arah kamar mandi, tempat mesin cuci terletak. Aku bisa mendengar suara seseorang yang sedang mencari sesuatu.

My Lovely Neighbour Vol.2 [Dropped]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang