°•3

1.9K 81 6
                                    

"Wah, Ratu gue di sini." Ucap Farel sembari memandang Ecrin seperti biasa dengan tatapan genit.

Refa Raziel Melvin, pemilik tubuh atletis, kulit mulus tanpa cacat sedikitpun, bibir merah alami yang membuatnya terkesan seksi juga tinggi badan sempurna. Maskot sekolahan yang menjadi idaman para gadis.

Pintar? Jangan ditanya. Akademis maupun non akademis bisa ia taklukan tanpa ada hambatan. Pejantan ini juga memegang peringkat kedua di kelas dengan saingannya Janelle Risterita sang penakluk peringkat pertama. Ya, Ecrin, Rita dan Farel berada pada kelas yang sama, yaitu XI-MIPA 1.

Hanya perlu sekali kedip, dijamin para gadis sejagat sekolah akan langsung menjerit tertahan. Bahkan yang terparah adalah yang sampai pingsan. Hal tersebut sempat menjadi viral dan justru membuat nama Farel kian melambung. Orang yang pingsan tak lain adalah Ecrin, dan mulai saat itu kehidupan Ecrin berubah drastis.

Dulu sebelum incident itu, Ecrin hampir tidak pernah melihat kehadiran Farel di IOVD. Sejak hari itu, bahkan Ecrin harus mati-matian menghindar dari Farel karena anak Bosnya itu selalu menggodanya. Setiap ke kantor pun, ketika harus menerima berkas atau menjalankan misi penting, mesti bertemu Farel. Ecrin Frustasi? Tentu saja!

"Apa lagi? Maaf ya, gue buru-buru. Mana sisa berkasnya? Kemarin lo cuma ngasih gue setengahnya." Ecrin menengadahkan tangannya tepat di depan Farel.

"Apaan sih buru-buru banget? Oh, berkas? Udah gue kasih semua ke lo kemarin!" Dengan songong, ia menaikkan kakinya ke atas meja hingga ujung kakinya menyentuh jemari Ecrin.

"Refa!!" Ecrin mulai sebal. Jika saja tidak ada rapat dalam waktu lima menit ke depan, ia akan lebih ekstra sabar menghadapi sikap anak Bosnya ini!

"Kenapa? Ada meeting lima menit lagi, hah? Daripada mikirin rapat ngantuk itu, sini temenin gue! Lo mau minta apa aja gue kabulin!" Ucapan Farel membuat batas kesabaran Ecrin habis. Akhirnya gadis itu turun tangan untuk mencari ke meja bosnya itu. Namun nihil, tak ada apapun.

"Ref, tolong dong! Gue bisa dipecat kalau telat terus!" Oke, Ecrin memilih merosot ke lantai saja daripada harus bertindak diluar norma dan etika. Ecrin masih sayang nyawa kala menyadari CCTV di mana-mana dan bisa saja ada yang memperhatikan gerak-geriknya sekarang.

"Sayang!" Panggil Farel sembari mengibas-ngibaskan kertas dengan ketebalan kira-kira setengah sentimeter. Ecrin memperhatikan sekilas dan seketika bangkit lalu jemarinya berusaha menggapai lembaran-lembaran itu, dan ia tahu pasti gagal.

"Farel, please. Kemarin gue udah dapet peringatan terakhir dari kepala pimpinan. Gue-hiks ...," Ucapan Ecrin terputus dan digantikan menitikkan air mata sembari berharap lelaki di hadapannya menyerahkan kumpulan kertas itu.

"Kau ..., Menangis?" Farel menatap Ecrin penuh selidik. Ia masih sadar bahwa gadis dihadapannya termasuk gadis banyak akal. Tak mungkin ia mempercayai begitu saja setelah sekian lama Ecrin tak pernah menangis hanya karena hal sepele.

Kok gue ngerasa jadi cowok terjahat ya, buat cewek nangis? ~ Farel berpikir demikian mambuat matanya sayu menatap Ecrin. Namun sedetik kemudian berubah drastis. Ah, ga mungkin. Gue tes aja deh, ini beneran nangis apa akting.

Sementara Ecrin masih terisak karena waktu sudah menunjukkan kurang dua menit, Farel malah mendekat lalu mengangkat dagunya dengan satu jari. Ecrin menurut tanpa memberontak hanya saja ia malas untuk menatap wajah Farel, walau seganteng apapun. Lelaki itu lalu mengusap air mata Ecrin perlahan yang menetes dari pelupuk mata gadis itu.

"Lo makan apa sampe jadi jinak gini? Lo juga udah buat gue ngerasa jadi cowok terjahat," Farel berkata degan nada yang tentunya sangat menyebalkan. Ecrin diam saja namun pandangannya tertuju pada lembaran di atas meja.

The Most Wanted Vampire In HighschoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang