Bab 7 [Revisi] - Cantik

48.6K 5.5K 238
                                    

'Aku tidak pernah mengkhawatirkan apakah doaku akan dikabulkan atau tidak, tapi yang lebih aku khawatirkan adalah aku tidak diberi hidayah untuk terus berdoa'- Umar Bin Khattab

Don't forget to vote & comment 💗

☘☘

Kegiatan hari ini seperti saat Keira pertama kali menginjakkan kakinya di Pesantren.

Kerja bakti yang diadakan setiap dua minggu sekali. Semua santri dan santriwati bersemangat membersihkan lingkungan Pesantren yang mereka cintai ini.

Dikarenakan Keira sudah berstatus sebagai santriwati, maka ia diwajibkan mengikuti kegiatan kerja bakti.

Adnan telah memberi tugas kepadanya untuk membersihkan halaman masjid, seperti saat pertama kali lelaki itu memberinya hukuman. Bukan karena Adnan tidak percaya jika Keira melakukan tugas yang lain, karena untuk menyapu saja gadis itu memerlukan waktu dua jam. Disetiap 15 menit menyapu, Keira akan duduk bersantai di pelataran masjid sebelum kembali melanjutkan tugasnya.

Keira melangkah dengan tangan kanan membawa sapu lidi dengan tinggi sekitar 1 meter itu ,dan tempat menaruh sampah di tangan kiri.

Gadis cantik dengan rambut coklatnya yang terurai, menjadi topik pembicaraan hangat di kalangan santriwati yang melihatnya. Tetapi Keira tidak peduli dengan mereka, karena apapun yang Keira lakukan, pasti tidak akan pernah benar. Bahkan jika dirinya berbuat baik sekalipun. Dan dia tidak mau repot-repot membuang waktu dan tenaga hanya untuk memikirkan ucapan mereka yang tidak berguna seperti itu.

Saat sampai di depan masjid, terdengar lantunan musik yang sengaja diperdengarkan menggunakan speaker untuk memberi semangat pada semua yang bekerja bakti, karena dengan ini, para santri bisa melakukan kerja bakti sambil bersenandung ria.

Keira memulai pekerjaannya dari bagian pojok kanan masjid, ketika Adnan menyuruhnya menyapu halaman masjid, tidak ada yang bisa dilakukannya selain mengangguk. Tentu saja, hanya pekerjaan ini yang mudah dilakukan.

Sebagian besar santriwati sibuk berada di kantin, membantu untuk menyiapkan makanan. Sedangkan Keira, ke dapur dirumahnya saja jarang, apalagi disuruh memasak, sudah melambaikan tangan ia ke kamera.

Dedaunan kering, tidak banyak jumlahnya, tetapi tidak berhenti juga turunnya. Disetiap ia selesai menyapu, selalu saja pohon besar itu kembali menggugurkan daunnya.

Karena merasa lelah, Keira meninggalkan sapunya bersandar pada batang pohon, dan berjalan menuju pelataran masjid, hendak beristirahat sejenak.

Tangannya bergerak layaknya kipas, membuat angin walaupun hanya sedikit yang dihasilkan, keringat mengucur dari dahinya.

"Dengan kasih-Mu Yaa Rabbi, berkahi hidup ini..
Dengan cinta-Mu Yaa Rabbi, damaikan mati ini.."

Gerakan Keira secara otomatis terhenti, disaat tanpa sengaja ia mendengar lantunan musik dari speaker masjid yang berhasil menggetarkan hatinya.

"Saat salah ku melangkah, gelap hati penuh dosa..
Beriku jalan berarah, temui-Mu di Surga.."

Apakah lagu ini mendeskripsikan dirinya? Entah kenapa setiap kata dari lagu ini seperti menceritakan kehidupan Keira, dan hatinya benar-benar bergetar kala "gelap hati penuh dosa" terdengar, seperti kaset rusak, kalimat itu terus saja berputar dikepalanya tanpa henti.

"Terima sembah sujudku, terimalah do'aku..
Terima sembah sujudku, izinkan ku bertaubat.."

Dan pertahanan Keira hancur didetik setelah kalimat itu terdengar, tangisnya pecah, hatinya terasa sakit, "izinkan ku bertaubat" membuatnya menangis tersedu-sedu, tidak ada lagi kalimat yang bisa mencela bahwa lagu ini benar-benar menceritakan kisah hidupnya.

Guide to Jannah [END/REVISI]Where stories live. Discover now