Bab 20 [Revisi] - Penantian

41K 4.4K 142
                                    

'Berhenti berpikir sesuatu yang buruk akan terjadi, percayakan semuanya kepada Allah.'

Don't forget to vote & comment 💗

☘☘

Adnan melangkahkan kakinya kembali menuju dimana ruangan Surya berada dengan banyak pikiran memenuhi kepalanya.

Laki-laki itu baru saja menemui korban lain dari kecelakaan yang menimpa Surya.

Jujur saja, Adnan sebenarnya ingin mengusut kasus ini sampai ke jalur hukum, tetapi Allah berkehendak lain, sebab supir truk yang menabrak paman Keira itu sudah lebih dulu menemui Tuhannya.

Keadaan supir truk yang Adnan baru ketahui bernama Bambang itu sudah tidak tertolong lagi, bahkan sebelum sampai ke rumah sakit.

Keluarganya juga berkali-kali meminta maaf kepada Adnan, dan anak perempuannya yang masih kecil pun tidak berhenti menangisi kepergian sang ayah.

Lalu dengan penuh pertimbangan, Adnan mewakili Surya memutuskan untuk tidak memperpanjang masalah ini, sebab sebelum Adnan kesini pun Tiara sudah menyerahkan semua keputusan itu kepada Adnan.

Tiara tahu Adnan akan memutuskan yang terbaik, karenanya dia memilih mempercayai laki-laki itu dan fokus terhadap Surya.

Istri dari Bambang sangat terpukul, suami yang menjadi tulang punggung keluarganya sudah tiada, dan ia juga meminta belas kasihan kepada Adnan untuk tidak memperpanjang kasus.

Beruntungnya, Adnan tidak pernah setega itu untuk menghukum seseorang begitu kejam.

Karena laki-laki tampan itu selalu percaya, bahwa kejadian ini sudah ditakdirkan oleh Allah, bukan atas dasar kehendak siapapun.

Kembali kepada saat ini, Adnan memegang dua selimut bergaris putih biru khas rumah sakit yang baru saja ia minta kepada perawat di kedua tangannya.

Laki-laki itu teringat dengan ibu dan adiknya yang mungkin sekarang sudah terlelap di depan ruangan bersama Keira, sedangkan Tiara dan Ardan sedang kembali ke rumah untuk mengambil pakaiannya bersama supir yang menjemput mereka. Adnan mengetahuinya karena tadi Tiara sempat memberi kabar, dan berpesan untuk segera menghubungi nya jika Surya tersadar.

Bagi Adnan hari ini terasa sangat lama, walaupun kini tanggal sudah berganti, tetapi kesedihan tak kunjung berhenti.

Langkah kakinya pelan, tidak menimbulkan suara di lantai rumah sakit yang putih bersih. Sekarang sudah lewat tengah malam, dan hampir menjelang pagi.

Setelah Adnan berbelok di ujung koridor, tiba-tiba langkahnya terhenti dan terdiam cukup lama ditempatnya berdiri.

Tatapan laki-laki itu fokus kepada satu titik, yaitu kepada seorang gadis yang berada disana.

Adnan mengira jika Keira akan tertidur lelap seperti ibu dan adiknya yang ia lihat, mereka berdua terlelap di bangku besi dengan posisi duduk.

Namun dugaan laki-laki itu salah besar, karena sekarang dengan matanya ia melihat Keira sedang berdiri menatap Surya dari jendela besar yang berada di samping pintu.

Gadis itu berdiri disana dengan penuh pengharapan agar Surya secepat mungkin membuka matanya.

Adnan berjalan mendekat, laki-laki itu memilih untuk beranjak ke tempat ibu dan adiknya terlebih dahulu. Kemudian tangannya bergerak melebarkan salah satu selimut dan melilitkannya kepada mereka berdua. Setelah selesai, Adnan kembali berdiri, tetapi Keira masih tidak menyadari kehadirannya.

"Keira.." Panggil Adnan pelan pada akhirnya sambil menatap Keira.

Sementara gadis yang masih memfokuskan diri pada seseorang yang berada di dalam ruangan terlonjak kaget dibuatnya.

Guide to Jannah [END/REVISI]Where stories live. Discover now