sembilan

14.4K 2.2K 334
                                    

Sudah hampir dua minggu sikap Miu sedikit aneh. Gadis itu kelihatan menjaga jarak dengannya walau omongannya masih kurang ajar dan menyebalkan seperti biasanya. Ia juga sudah berhenti mengganggu Sehun dengan tingkah genitnya. Sehun jadi bertanya-tanya, apakah jangan-jangan Miu benar-benar menyukai Kim Jonghyun yang ia sebutkan itu?

"Kau mau berenang?" tanya Miu ketika ia membuka pintu ruang latihan. "Kolam renangmu cukup bagus untuk work out."

Sehun mengerjap menatap Miu yang mengajukan permintaan aneh. Gadis itu tak bisa berenang dan tak pernah mau berurusan dengan air.

"Kenapa tiba-tiba?" Sehun menatap Miu heran.

"Ingin saja," sahut gadis itu tak membantu sama sekali. "Mau tidak?"

Sehun menghela napas, beranjak bangkit dari sofa dan keluar dari ruang latihan diikuti Miu. Mereka beranjak menuju kolam renang Sehun yang terletak di samping rumahnya. Cuaca penghujung bulan Mei ini terasa sangat panas. Tidak buruk juga berenang untuk saat ini.

"Baiklah, kita mulai pemanasannya!" kata Miu penuh semangat membuat Sehun menatapnya. "Apa?"

"Kau kan tidak bisa berenang," katanya datar.

"Memang. Yang berenang kan cuma kau. Aku akan jadi pelatih renang khusus hari ini," balas Miu enteng membuat Sehun mendengus. "Lagi pula, aku tidak bawa baju ganti."

Sehun tak membalas, memilih untuk memulai pemanasan dan melepas bajunya. Ia bisa mendengar Miu yang bersorak ketika melihat tubuhnya. Ia melirik Miu yang sedang menatapnya dengan wajah girang.

"Uh, lihat itu! Itu adalah karyaku!" katanya besar kepala.

Sehun menunduk, melihat tubuhnya yang kekar terbentuk karena hasil work outnya selama ini. Ketika ia mengangkat wajahnya untuk menatap Miu, ia berjengit kaget melihat gadis itu berada di hadapannya. Tanpa bisa dihindari, gadis itu sudah mengelus-elus dada dan perutnya yang berotot.

"Kalau kau keluar dengan tubuh seperti ini, semua wanita akan langsung jatuh hati padamu!" katanya sambil mendongak menatap Sehun.

Sehun terdiam, menatap wajah Miu lekat-lekat. Gadis itu mengerjap tapi masih menyentuh perutnya. "Apa kau terangsang?"

Sehun mendengus, mendorong kepala Miu dengan telunjuknya yang membuat seluruh tubuh gadis itu ikut mundur. "Jangan berbuat yang aneh-aneh!"

Miu menatap Sehun dengan wajah mesum dan menaik-turunkan alisnya dengan gaya yang menyebalkan. "Kau takut lepas kendali?"

"Jangan mencoba memancingku," balas Sehun datar.

"Aku selalu memancingmu tiap hari dan sepertinya tidak pernah berhasil tuh," sahut Miu.

Sehun mengabaikan ucapan gadis itu, menceburkan dirinya ke kolam renang yang membuat sedikit air menciprati Miu. Miu buru-buru menghindar sambil bersungut-sungut. Hari ini, ia tidak memandu Sehun dan malah menonton pria itu berenang. Ini adalah hari terakhir di bulan Mei. Sehun memang belum tahu, tapi setelah hari ini ia akan menggantikan posisinya dengan Hwasa.

Miu menatap Sehun yang masih berenang di kolam, hingga pria itu akhirnya keluar dari kolam dengan napas terengah. Seluruh tubuhnya basah dan nampak berkilat-kilat ketika terkena cahaya. Miu yang sudah duduk di kursi santai dekat kolam renang menatap Sehun sambil bertopang dagu. Sama sekali tak berniat mengalihkan pandangan dari pria itu. Lagi pula, kapan lagi ia bisa melihat pemandangan sebagus ini?

"Mana handukku?" tanya Sehun membuat Miu memberikan handuk yang ia ambil dari kamar mandi pria itu tadi.

Sehun mengusap tubuhnya sementara Miu masih menatapnya sambil tersenyum konyol.

Through The MomentsWhere stories live. Discover now