Co❤ [09]

1.7K 198 26
                                    

Brakkk

"Ayah...hikss...sakit..."

Naruto membuka pintu kediaman Namikaze dengan paksa dan langsung menubruk tubuh Iruka, Ayah angkatnya.

"Naruto, ada apa? Dimana yang sakit? Kenapa datang-datang menangis?" tanya Iruka beruntun. Kaget atas kedatangan Naruto yang tiba-tiba dalam keadaan berantakan.

"Hiks...ayah...aku tidak mau jatuh cinta lagi..." rancau Naruto di pelukan Iruka.

"Dia kenapa paman?" seru Konan yang datang dari arah dapur dengan wajah panik.

"Aku juga tidak tau. Datang-datang dia menangis dan katanya sakit," jawab Iruka sekenanya.

Konan mendekat ke sofa dimana Naruto sedang memeluk Iruka. "Naru-chan, ada apa sayang? Kenapa menangis? Kapan kamu tiba di Konoha?"

"Bibi...hueee...hiks...Bibi...sakit," rancau Naruto beralih memeluk Konan, Bibinya.

"Ssstt...sudah. Jangan menangis lagi. Bibi jadi bingung ini. Katakan dimana yang sakit."

"Hati Naru yang sakit, Bibi."

"Kenapa Naruto menangis seperti itu, koi?" Nagato yang baru turun dari kamarnya di lantai dua, bertanya dengan wajah khawatir.

Konan hanya menggeleng, tidak tahu.

"Datang-datang dia langsung menangis dan mengeluh sakit. Katanya dia tidak mau jatuh cinta lagi. Nii-san juga tidak mengerti apa maksudnya," jelas Iruka.

"Hei...bocah, kenapa menangis, hm? Cerita pada paman, ayah dan Bibimu. Ada apa?"

"Paman, hiks...Naru sakit hati paman...hkks..."

"Sakit hati kenapa? Sini, duduk di samping paman." Nagato menarik lembut tangan Naruto, membawanya duduk di sampingnya. "Sekarang ceritakan apa yang terjadi," perintahnya sembari mengusap air mata sang keponakan.

"Naru jatuh cinta kepada seseorang dan kami menjalin hubungan sebulan yang lalu, paman. Tapi sekarang Naru baru tau, ternyata Naru jatuh cinta kepada orang yang salah...hkksss...dia membohongiku, paman...hikss..."

"Jatuh cinta itu memang indah. Tapi mempertahankannya yang sulit. Dalam sebuah hubungan memang tak jarang ada masalah yang muncul. Maka hadapi dan selesaikanlah masalah itu dengan kepala dingin. Masalah itu datang untuk menguji keteguhan cinta. Bukan malah mewek dan menangis tidak jelas begini! Berani jatuh cinta maka harus berani juga menghadapi berbagai rintangannya."

"Naru salah mencintainya, paman. Dia jahat...hkss...paman tidak akan mengerti!"

"Paman mengerti. Sangat mengerti, bocah! Paman sudah melewatinya. Kamu tau sendiri bagaimana sifat keras kepala Bibimu. Kami bahkan sering bertengkar. Hanya saja tidak pernah ada pikiran untuk menyerah. Dengan masalah itu, kami justru lebih saling memahami akan kekurangan masing-masing, sehingga kami disatukan dalam ikatan pernikahan."

"Dia membohongiku, paman. Ini pertama kalinya aku jatuh cinta, tapi kenapa sesakit ini?"

"Dia bohong apa padamu? Karena itu berkali-kali paman katakan padamu. Sebelum mencintai seseorang, pastikan dulu dia pria yang bagaimana."

"Naru minta maaf paman, Bibi, Ayah...Naru terlalu takut dijodohkan. Karena itu Naru memilih sendiri calon yang menurut Naru pantas. Tapi ternyata dia pria pembohong."

"Dari tadi kamu mengatakan dia bohong...dia bohong....dia bohong terus. Kebohongan apa yang dia lakukan?" tanya Nagato mulai gemas dengan keponakannya itu.

"Katanya dia mencintaiku, dia memang baik dan pengertian. Bersamanya, Naru merasa nyaman. Dia juga bisa menjaga Naru. Tapi satu fakta yang Naru tidak tau. Ternyata dia...hiks...hikss...dia sudah menikah, paman--"

Choice Of Heart✔Where stories live. Discover now