Part 4

165 16 1
                                    

Happy Reading guys ^^

Vote n komen yaa , thanks...



"Dito!!!!!" Teriak Ana.

"Hai Ana.." Dito membalas pelukan Ana.

"Ehem!" Dito melepaskan pelukan Ana saat melihat sesosok pria yang menatapnya dengan tatapan menyeramkan.

"Elo kok bisa di sini?" Tanya Ana, mengabaikan Sam yang sudah melotot padanya.

"Kata oma, elo mau datang ke sini. Makanya gue minta izin sama oma untuk jemput elo." Jawab Dito.

"Ehmmm, so sweet banget sih elo. Kangen berat ya sama gue?"

"Ana! Tunangan kamu di sini!" Gerutu Sam.

"Haduhh, iya Sam. Ariana tunangannya Sammy, udah? Masa aku perlu umumin ke satu bandara kalau kita tunangan?!"

"Boleh juga, malah lebih bagus. Enggak ada yang berani menatap kecantikan kamu lagi." Kata Sam. Ana memang berparas cantik, membuat beberapa orang seringkali menoleh kedua kalinya saat berpapasan dengan Ana dan itu sering membuat Sam kesal.

"Haduh, maklumin tunangan gue ya Dit. Dia agak-agak aneh." Bisik Ana yang masih mampu didengar oleh Sam. Dito hanya bisa tersenyum kecil, dia sangat paham sifat tunangan sahabatnya yang terlalu berlebihan itu. Sampai sekarang saja, Sam tidak suka jika Ana berdekatan dengannya.

"Anaaaa.."

"Iya iya, maaf." Ucap Ana.

-

"Kenapa harus itu cowok sih yang jemput kita?"

"Udah deh, Sam. Toh dia bermaksud baik."

"Baik apanya? Dia cuman cari kesempatan aja."

"Sammm, Dito itu sahabat aku. Teman baik aku dari kecil. Tiap aku liburan ke sini, dia selalu nemenin aku main. Makanya aku betah diajak mama papa liburan ke rumah oma."

"Itu kan saat kalian masih kecil! Sekarang udah beda, enggak ada istilah sahabatan diantara cowok dan cewek."

"Loh..loh ada apa ini? Kenapa cucu-cucu oma berantem?" Oma muncul dari dapur saat mendengar keributan di ruang tengah.

"Ini sih Sam!"

"Kok aku sih?"

"Kamu apain cucu kesayangan oma sih, Ana?" Tanya oma Rani.

Ana cemberut "Ishh oma! Cucu oma itu aku, bukannya Sam."

"Sejak kita tunangan, aku udah resmi jadi cucu oma juga." Kata Sam.

"Betul sekali." Bela oma Rani.

"Selalu seperti itu, oma selalu lebih sayang Sam daripada aku."

"Habis cucu satu-satunya oma sangat jarang menghubungi oma. Sedangkan Sam, setiap akhir pekan selalu menghubungi oma."

"Aku kan sibuk, oma."

"Sam lebih sibuk daripada kamu, Ana."

"Iya...iya, aku salah. Udah deh, Ana laper mau makan."

"Ayo ke ruang makan, oma sudah masak yang enak. Eh, Dito mana?" Oma Rani mencari-cari sahabat cucunya itu.

"Udah di usir sama Sam, oma" jawab Ana.

"Loh, kok?"

"Kenapa dia yang jemput kami sih, oma? Memangnya supir enggak masuk?" Kata Sam.

"Dito mampir ke sini tadi pagi, terus oma bilang Ana mau balik ke sini. Jadi dia inisiatif mau jemput Ana. Lagipula oma pikir Ana pulang sendirian tanpa kamu."

"Justru kalau Ana pulang sendiri ke sini, jangan biarin bocah itu yang jemput Ana." Ujar Sam.

"Ya udahlah. Orangnya juga udah pulang." Kata Ana.

"Tunggu...jangan-jangan liburan Ana terakhir kali tanpa aku waktu itu, si Dito Dito itu yang jemput Ana?"

Ana menggigit bibirnya, kenapa juga dia memiliki tunangan secerdas ini!

"Ya begitulah. Ana yang minta." Jawab oma Rani.

"Omaaaaa..." Ana kesal karena oma-nya membocorkan rahasianya, selama ini Sam sama sekali tidak mengetahui kejadian itu dan Ana berhasil menutupnya rapat-rapat.

"Anaaaa...." Sam melipat kedua tangannya di depan dadanya.

"Jangan lama-lama bertengkarnya ya, oma tunggu di meja makan." Oma Rani berlalu meninggalkan Ana yang seperti akan dimangsa oleh Sam.

'Ishhhh, OMA!!!!!' Teriak Ana dalam hati.

Ana hanya bisa pasrah saat melihat tatapan dari Sam, Ana memaksa untuk tersenyum manis pada Sam. Semoga saja rayuannya kali ini berhasil!

***

09-06-2019



ArianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang