Part 4

49 8 8
                                    

Matanya mengerjap berbaur dengan cahaya mentari yang masuk melewati kaca transparan

"Syan"

"Isyan ngantuk pah"
Jawab Isyana dengan suara serak khas bangun tidur

"Isyan kamu ngak sekolah?"
Tak ada jawaban dari Isyan

"Ngak biasanya kamu bangun telat kaya gini"
Ucap Erlangga menarik selimut Isyan yang menutupi seluruh tubuhnya

"Isyan kamu sakit nak"
Ucapnya tak sengaja mengusap kepala anaknya

"Kita kerumah sakit yah"

"Gak papa pah Isyan ngak kenapa-napa kok Papa ngak pergi kerja? Nanti telat loh"

"Ngak, Papa yang anterin kamu kerumah sakit"

"Pah"

"Isyan nurut sama papa"

"Tapi pah Isyan takut disuntik Pah"
Isyan yang dijuluki Icegirl di sekolah seketika seperti anak kecil yang merengek pada Ayahnya jauh berbeda dengan dirinya saat di sekolah

"Ngak di suntik Isyan, nurut sama Papa"
Isyan mengaguk lesu mengikuti kemauan Ayahnya

~~~

Alan berjalan menuju koridor sekolah sesekali ia bersenandung kecil

"Pagi Is-"
Ucapannya menggantung melihat bangku Isyana yang masih kosong

"Si curut mana?"
Tanyanya meletakkan tasnya diatas mejanya

"Cuy liat Isyan ngak?"
Tanyanya pada cowok bekacamata bulat ala-ala culun

"Ng ngak"

"Ngak pernah liat sama sekali gitu?"

"Ngak ngak liat"

"Ok makasih yah"
Ucap Alan pada Tomi

"I iya"

"Al Alan"

"Nape lu?"

"Kalau a ada ka kabar dari I Isyan kabarin yah"
Ucapnya gagap

"Buat?"

"Gak papa"

"Terserah, nanti gue kabarin yak"

"O oke makasih yah"
Alan mengacungkan jempolnya seraya meraih benda pipih yang berada di sakunya

~~~

"Pah"

"Kamu pusing?"

"Ngak Pah"

"Trus?"

"Apa kita pulang aja Pah"

"Isyan kita tinggal nunggu giliran aja Syan ngak di suntik kok"

"Papa bisa jamin?"

"Iya"

"Kalau sakit kamu ngak parah"
Sambungnya membuat Isyana berdecak

"Saudari Isyana"

"Ini mbak, ayo Syan"
Ucapnya menenteng putrinya

Kamar bernuansa putih itu membuat Isyan bergedik ngeri melihatnya namun ia seolah biasa saja

"Jaim lo Syan"
Author say

"Orang cantik mah bebas thor"
Readers say

"Jadi apa keluhannya"

"Badannya panas dok"

"Oh biar saya periksa"
Jawab pria yang berprofesi sebagai Dokter itu, tubuhnya tinggi putih wajahnya perpaduan antara Eropa dan Asia, kaum Hawa mana yang bisa menolaknya

Why you change?Where stories live. Discover now