Part 5

74 4 0
                                    

Keduanya berjalan menuju kantin banyak mata melihatnya berdua jalan kekantin bukan ingin membuly tapi merasa aneh dengan keduanya apalagi dengan Tomi Ve Bagaskara baru kali ini ia ke kantin, penampilannya memang culun tapi ia adalah salah satu pewaris tahta diperusahaan ke-3 terbesar diperusahaan VBagaskara Crop tapi Tomi seolah biasa saja dengan keadaan itu ia mengunakan gayanya sendiri bahkan gaya gagapnya ia buat sendiri, awalnya Tomi adalah The Most Wanted di SMP bahkan di ketua genk berandal genk Vybix ia merupakan cowok paling keren disekolahnya dan tak jarang kaum hawa mengantri untuknya tapi ia acuh ia tak percaya dengan cinta sampai kecelakaan terjadi padanya motor yang ia kendarai hancur hingga ia koma selama sebulan 4 hari lamanya dan mengakibatkan sebagian ingatannya hilang, ia tak tau apa apa sampai saat ia melihat foto dirinya yang berandal dengan rambut acak acakan tapi tak menghilangkan 1% pun ketampanannya, Ayahnya Afrit Bagaskara menceritakan kisah tentangnya yang berandal setiap hari ia selalu berseteru dengan Ayahnya yang mengakibatkan Ibunya menangis melihat pemandangan itu sampai akhirnya ia mengubah penampilannya menjadi seperti ini

"Alan"

"Eh iya, Siapa yah?"

"Kenalin gue Gamal"

"Kaya pernah denger tu nama, oh gue inget gue pernah liat nama lu di botol minuman di mobil Isyan, tapi kok bisa kaya gitu"

"Iy gue kasi dia pas abis olahraga"
Ucapnya tersenyum ramah

"Isyannya mana?"

"Dia di rawat dirumah sakit"

"Hah? Sakit apa?"

"Ngak tau juga"

"Lo bisa ngak kirimin alamatnya"

"Ow boleh, tapi lewat mana?"

"Dm aja ig gue @gamal1992"

"Ok sip"
Alan mengecungkan jempolnya sementara Tomi hanya diam menatap sinis Gamal yang terlihat care dengan Isyana

"Makasih bro"
Ucapnya meninggalkan Alan dan Tomi

~~~

"Pah"

"Hmm"

"Papa ngak kerja"

"Yang jagain kamu siapa"

Ceklekk

Pintu terbukka menampilkan pria bertubuh bidang dengan jas putih yang membalut dirinya

"Siang Pak, Isyan"

"Siang, apakah saya mengganggu?"

"Tidak"

Drittt Drittt

Ponsel Erlangga berbunyi menandakan panggilan masuk

"...."

"Siang Pak"

"...."

"Baik, saya kesana sekarang"

Tut

"Isyan kau bisa jaga diri? Papa harus kekantor nak"

Isyan mengangguk ia tak mungkin menghalangi Ayahnya lagi pula Isyan bukan bayi yang harus dijaga

"Saya akan menemaninya Pak"
Jawab Gion mengerti dengan keadaan

"Apa itu tidak merepotkan anda?"

"Tidak, pekerjaan saya telah usai"

"Terima kasih"

"Sama-sama pak"

Erlangga berjalan mendekati Isyana

"Jaga dirimu baik-baik"
Erlangga mengecup puncak kepala anak semata wayangnya

"Saya pergi dulu"
Keduanya mengangguk

Hening beberapa menit

"Isyan"
Isyana menatap Gion merasa dirinya dipanggil

"Hmm apa kau sudah makan"
Isyana mengeangguk

"Obat mu sudah kau makan?"
Isyana mengangguk untuk kedua kalinya

"Bagaimana perasaan mu sekarang, sudah baikan"
Lagi-lagi Isyan mengangguk

Ceklekkk

Pintu terbuka menampakkan 3 orang pria berseragam sekolah

"Isyan Masyaallah lo gak papa?"
Ucap Alan histeris

"Lebay?"

"Hi Isyan"
Ucap Gamal melambaikan tangan sedangkan Tomi hanya tersenyum ke arah Isyana

"Lo kok rame Lan"
Bisik Isyana di telingga Alan

"Syan lo itu manusia apa bukan sih ngak mau banget ketemu orang"
Isyana hanya menatap Alan tajam

"Ngak gitu Syan niat mereka kan baik"

"Bilang aja lo irit duit ke sini"

"Hehehe tau aja lu Syan"

"Eh mas dokter"

"Saya masih muda seperti kalian panggil saja Gion"

"Seperti kalian dok, emang umur dokter berapa?"

"17 tahun"
Seketika semua mata tertuju pada Gion

"What the.... Astagfirullah"
Ucap Alan kaget bagaiman bisa ia mendapat gelar dokter jika umurnya seperti ini

"Ya"

"What?"
Batin Isyan bertanya

"Yah, hanya saja aku menyesal sekarang, aku tak bisa menikmati masa mudaku seperti kalian"

"Gak papa dok sering sering aja nongkrong ama kita, ya kan Syan"

"Hmm"

"Emang boleh"

"Boleh kok ya kan Syan"
Alan mengode Isyan agar mengiyakan kemauannya, Isyan mengangguk seraya memutarkan bola matanya malas

"Syan lo gak papa kan?"
Isyan menggeleng

"Makasih yah"

"Buat?"

"Waktu itu di lapangan"
Gamal hanya tersenyum mengangguk

Isyan merasa hal yang berbeda pada dirinya saat Gamal tak berhenti menatapnya

"Apa ini? Apa gue suka sama Gamal, ngak ngak mungkin"
Batinnya membuang pikiran konyol menurutnya

"Mau sampe kapan tatap-tatapannya, kita berasa di kacangin"
Sontak keduanya memalingkan wajahnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why you change?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang