22.Double Kim.

1.5K 126 6
                                    

Di sebuah pohon yg besar,
Terdapat akar yg kokoh dan kuat.

Kalau Maknae Line kelopak bunga,
Suga dan J-hope adalah daunnya,
Maka Double Kim adalah akarnya,
Yang memastikan seluruh member baik saja. Meski kadang mereka harus mengorbankan banyak hal sekalipun

*****

Seluruh member Bangtan memiliki Visual yg mempesona dan unik masing-masing. Sebagai Army sejati tak mungkin kalian memungkiri itu. Tapi taukah kalian? Sang Leader, seseorang yg paling berpengaruh dalam Bangtan itu pernah di hujat habis-habisan karna fisiknya yg menurut beberapa orang paling buruk di Bangtan. Pada awal debut, RM bahkan selalu mengenakan kaca mata hitam untuk menutupi kekurangannya itu.

Leader-nim yg malang.
Batin Aliya bermonolog kala mengingat lagi perjuangan berat Bangtan di awal debut. Semua ingatan itu muncul sendiri setiap saat melihat sang Leader yg mati-matian bekerja di depan seluruh perangkat komputernya dengan serius.

Kali ini sudah berapa jam di depan komputer-komputer itu?! Kaca matanya saja sampai setebal itu. Berapa ya minusnya?.
Batin Aliya bergumam.

"Ini Coffe mu leader-nim." Ucap Aliya saat meletakkan secangkir Coffe di meja kerja sang leader.

"Oh. gomawo Aliya-ah," jawabnya sembari meletakkan kertas dan menyesap cairan bercafein itu sebentar.
"Ngomong-ngomong, kau tidak perlu seformal itu dengan terus-terusan memanggil ku Leader-nim. Mengingat hubungan mu dengan V juga status mu di agensi sekarang ini...." pinta RM ramah. Tapi senyum renyah Aliya kala menanggapi kata-kata RM membuat omongannya sesaat terhenti.

"Tapi aku tidak sedang mencoba bersikap formal Leader-nim," Aliya menyela dengan senyum yg masih setia bertengger diwajahnya. Membuat RM sedetik kemudian menaikkan sebelah alisnya, merasa heran. Karna jelas-jelas 'Leader-nim' adalah panggilan yg terdengar Formal dari sudut manapun. Tapi gadis di hadapannya ini justru mengatakan itu bukan untuk bersikap formal.

"Kau boleh menganggap aku terlalu percaya diri, tapi sejujurnya itu adalah panggilan untuk mengakrabkan diri bagiku. Bisa di bilang itu panggilan kesayangan." Kata yg meluncur dari belah bibir plum Aliya sukses membuat sang leader terkekeh, melipat tangan di meja. Menyangga dagu dengan seluruh jari yg saling bertaut.

"Dari sudut mana panggilan formal itu bisa terdengar sebagai sebuah panggilan kesayangan Aliya-ah?." Tanya sang Leader menyunggingkan smirknya sekilas.

Aliya hanya mengedigkan bahu sesaat. Merasa bingung dengan jalan fikirannya sendiri. Namun akhirnya ia tetap menjawab dengan jujur.
"Entahlah. Aku hanya suka perbedaan. Dan ku rasa memiliki panggilan berbeda dari orang lain untuk kalian sangat menyenangkan." Wajah polos Aliya saat menatap mata RM ketika menjawab lagi-lagi membuatnya terkekeh ringan.

"Kau ini...., benar-benar!." Lirih sang leader pada dirinya sendiri, sesaat menggeleng ringan melihat sikap gadis di hadapannya.

"Ada apa leader-nim?" Tanya Aliya heran. Kepalanya sedikit miring ke samping, menelisik wajah RM yg sedikit menunduk menahan tawa.

"Oh tidak. Kau boleh pergi sekarang." Jawabnya RM singkat. Membuat Aliya segera melangkah pergi keluar ruangan RM dengan sedikit heran.

"Bertambah lagi satu orang tulus yg terlalu sangat polos di agensi ini. Ckckck." Monolog RM pada dirinya sendiri.

****

Di waktu yg lain, di malam yg sudah larut, Aliya masih di kantor Bighit untuk menunggui member yg masih serius berlatih.

Apa orang-orang ini tak pernah lelah??
Batin Aliya ketika mengamati mereka dari sudut ruangan. Di usapnya mata yg mulai mengantuk beberapa kali, berharap dengan begitu bisa mengurangi kantuknya.

My Frozen Idol[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang