Dark Gloomy

73 14 10
                                    

Kanvas gelap nan kelam
Membuat lukisan khayalku tenggelam
Entah mereka sedang suram
Atau murka yang terbungkam.

Merana dalam ruang sepi
Menahan sakit hati seorang diri
Sembunyi dalam bilik kelam
Itukah yang membuatmu hitam?

Lukisan pelangiku padam
Berganti dirimu buatku diam
Betah mendongak menatapmu yang halu
Kelabumu sudah menjadi lautan abu

Seakan ada seorang yang sengaja,
Menjatuhkan tinta hitam padamu, cakrawala
Bidang kosong nan elok dipandang
Lekas hilang menjadi kolam berkubang.

Secoret luka kecil itu
Menyebarkan derita yang teramat pilu
Hanya dengan menatapmu
Lidahku kelu, hatiku ngilu.

Semakin kelam kau diatas sana
Semakin senang sang penuang tinta
Luka itu bisa membuatmu buta
Terlalu banyak menampung rasa
Kau takkan sanggup bertahan lebih lama.

Lepaskan
Biarkan dunia merasakan
Betapa pahitnya bertahan
dalam beban yang menyesakkan

Goresan luka yang kau terima
Akibat ulah mereka
Keluarkanlah
Biarkan kami basah, merasakan tangismu yang membahana

Jangan sekedar kelam yang kian menghitam
Menahan murka dan terus bungkam
Biarkan cahayaku padam
Asalkan engkau tak lagi suram

Mendung menyapa setiap waktunya
Kau tidak lelah ternyata
Tidak apa
Sudah kubilang untuk melara bersama

Bunyikanlah drumnya
Murkalah sekendak rasa
Kau berhak menjatuhkan tangisan
Biarkan kami ikut merasakan.

Serabut akar memulai pertunjukan
Diikuti irama drum yang bersahutan
Bagus, lanjutkan, semesta menantikan
Jatuhkanlah tangisan
Bangunlah kembali angan

Aku akan setia menanti
Hingga lautan itu habis tak berisi
Hanya ada cahaya mentari
Dan lukisan pelangi di penghujung bumi,
Juga hati.

Isakmu kadang menjadi sesuatu yang dinanti
Agar pelangi tak enggan lagi menampakkan diri.

****

160619

Yeaaaaahh, akhirnyaaa~

Aku tau jelas ini terlalu to the point, tidak ada makna konotasinya.

Yah sudahla, diksiku kurang, kosa kataku masih dikit. Baca puisi males, sok ngebucin pula:'

Jaa, mata ne

A Silence MindWhere stories live. Discover now