Pulang

32 6 0
                                    

Nabastala tanyakan mega
Ada apa gerangan si Anindya
Membancang gundah, melara atma
Melanglangbuana dengan sukma yang terlena.

Lelah ia dibuai imaji
Letih ia disadarkan mentari
Sadar bahwa semuanya tidaklah lebih
Dari sekadar lukisan mati.

Bertanyalah Anindya pada rahsa
Berteriak ia pada tirta amarta
Bersuara bak pemeran asmaraloka
Nyatanya, ialah si gadis penerima mala.

Takdir tak segan merutuk nasibnya
Ia tak segan mengusik nasibnya
Siapa gadis pemberani yang membelah buana megah?
Hanya si Anindya, si gadis tak ramah.

Menunduk ia menatap tanah,
Tak berani tanah menatap balik,
Diam ia menatap bagaskara
Bagaskara tunduk tak berani melirik.

Lantas apa masalahnya hai cantik jelita?
Ia hanya jalan dalam dimensi fananya
Bertanya bagaimana cara
Untuk menikmati secangkir teh di ranah lahirnya.

Jauh rantau ia tempuh tuk temukan langkah baru
Jauh ia mencari teduh untuk sembunyi dari buana pilu
Senyap menanti dekap hangat dari ranah sempit tak beratap
Lama ia sadari sesatnya sejauh ini.

Ia hanya butuh dekapan
Jauh di lubuk hatinya menganga
Menunduk lagi ia menghunjam tanah
Yang ia butuhkan, hanyalah Rumah.

A Silence MindWhere stories live. Discover now