Part 3 - Birthday

2.6K 270 61
                                    

Part ini terinspirasi dari lagu kesayangan yang baru aja debut minggu lalu 😛

Happy Reading 💜


🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷


Somi merasa senang hari ini. Tentu saja. Setiap harinya, perasaan senang selalu muncul dalam hati, dan kebahagiaan pun tercipta.

Semenjak menikah, atau tepatnya setelah kepulangannya dari bulan madu sejak sebulan lalu, Somi merasa hidupnya sangat teramat berbeda. Jika tidak, Somi tidak akan berani mengambil keputusan senekat itu, untuk menikah muda.

Dia sudah menjadi Somi yang ahli dalam membuat telur ceplok setengah matang kesukaan Sehun. Dia juga sudah bisa menggunakan vacuum cleaner, menyetrika dengan apik, dan membersihkan rumah tepat waktu.

Meskipun lelah, namun Somi senang. Apapun akan dipelajari, jika itu menyangkut hidup bersama dengan Sehun. Dia pun sedang menjalani tahun terakhir kuliah, dengan menjadi intern di sebuah perusahaan swasta, selama seminggu ini.

Semua kehidupannya berjalan begitu lancar, seolah kebahagiaan yang datang padanya bertubi-tubi. Tentu saja, Somi bersyukur bahwa mendapatkan sosok seperti Sehun sebagai pendamping seumur hidupnya, adalah anugerah yang tidak terkira.

Ting!
Bunyi pesan masuk terdengar, membuyarkan lamunan Somi yang baru saja membuatkan makan malam, berupa Nasi Goreng Kimchi dengan telur ceplok. Menu andalan yang menjadi favorit Sehun. Meski sebenarnya, hanya menu itu yang bisa dibuat Somi sejak remaja.

"Jangan tunggu aku. Hari ini aku lembur."

Mata Somi melebar kaget, membaca isi pesan yang dikirim Sehun padanya. Ini adalah ketiga kalinya, Sehun memberi kabar secara mendadak, terhitung sejak dua minggu lalu.

Somi pun segera menelepon Sehun, untuk meminta penjelasan. Sebab dia sudah berusaha untuk membuatkan makan malam favorit, demi sebuah perayaan.

"Yeoboseyo," ucap Sehun di sebrang sana.

"Oppa, ada apa? Kenapa kau tiba-tiba harus lembur, dan baru memberitahuku sekarang?" Tanya Somi langsung.

"Maaf, Yeobo. Kupikir pekerjaanku akan bisa selesai tepat waktu, tapi ternyata tidak," jawab Sehun.

"Apa kau akan pulang tengah malam lagi?"

"Mmm.. sepertinya begitu."

"Apakah harus pulang tengah malam? Memangnya kau tidak bisa menunda? Bagaimana jika kau sakit?"

"Ini penting dan kau tidak usah kuatir. Aku baik-baik saja."

"Apa kau sudah makan malam? Aku...,"

"Aku sudah makan. Tadi ada rekan kerja yang membelikan makanan."

"Kau... sudah makan?"

"Iya."

"Bagaimana bisa kau sudah makan? Ini baru jam tujuh, dan ...,"

"Somi-ah, aku sudah makan. Kau tidak usah cemas. Sudah yah, aku harus kembali melanjutkan pekerjaanku."

Somi terdiam. Jika di awal tadi, Somi menceritakan betapa dirinya bahagia dan merasakan hidup yang berbeda, kini pemikiran itu perlahan memudar.

Entahlah. Emosi dan pikirannya yang labil, seringkali muncul beberapa hari terakhir. Dia menjadi lebih sensitif dari biasanya. Namun, dia enggan untuk berlarut dalam pikiran yang seringkali ngawur, jika semakin dipikirkan.

Nikah Muda? #WHYNOT? (COMPLETED)Where stories live. Discover now