Part 9 - Pillow Talk

2.7K 258 44
                                    

Somi menarik napas berat, sambil membetulkan selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Setelah bercinta di ruang makan, Sehun melanjutkan niat mesumnya di kamar. Tentu saja dia lelah, dan seluruh tubuh terasa lemas tak berdaya. Melayani Sehun seperti sudah berlari marathon puluhan kilometer.

Somi berbaring menyamping, berhadapan dengan Sehun yang sedang menatapnya dalam tatapan penuh arti. Waktu sudah menunjukkan tengah malam, tapi tidak ada tanda-tanda mereka akan terlelap.

"Maaf," ucap Sehun, untuk kesekian kalinya.

"Kenapa kau harus terus mengucapkan kata maaf?" tanya Somi sambil tertawa kecil.

Sehun mengusap lengan Somi dengan lembut. "Aku sudah membuatmu kelelahan."

"Tapi kau tidak berhenti dan tetap melanjutkan niatmu," timpal Somi.

"Maaf," kembali Sehun mengucapkan kata itu.

Somi tersenyum, lalu beranjak dari baringan, untuk bersandar pada bantal yang disusun di kepala ranjang. Sehun pun ikut beranjak, lalu menarik Somi agar bersandar di tubuhnya. Keduanya saling berangkulan, dengan kaki yang saling bertautan.

Sehun mengecup pucuk kepala Somi dengan penuh rasa sayang, lalu melingkari kedua lengan di perut Somi. "Aku mencintaimu, Yeobo."

Somi mengangguk. "Aku juga."

"Maaf jika aku kembali merusak suasana, tapi apakah aku boleh memberikan penjelasanku tentang masalah kemarin? Aku merasa tidak nyaman jika belum mengungkapkannya," tanya Sehun dengan hati-hati.

Somi tidak langsung menjawab. Dia mendongak dan bisa melihat kesungguhan dari sorot mata Sehun, yang seakan meminta waktunya untuk mendengarkan.

"Jelaskan yang menurutmu perlu kudengar saja, tidak perlu detail," jawab Somi kemudian.

Sehun tersenyum lalu mengangguk. Dia mencium kening Somi sambil mengeratkan pelukan. Somi yang masih belum mengenakan apapun di balik selimut, merasa hangat berpelukan dengan Sehun. Dia memposisikan tubuh untuk mencari kenyamanan, dan bersiap untuk mendengar penjelasan Sehun.

"Joo-Hyun adalah mantan kekasihku. Kami berpacaran saat kuliah. Cukup lama. Sampai aku berpikir jika dia adalah orang yang tepat untukku," cerita Sehun kemudian. "Sebenarnya dia adalah wanita yang baik, namun aku tidak percaya jika dia mengkhianatiku. Dia meninggalkanku dan menikah dengan senior kami, lalu aku memutuskan untuk tetap menyendiri."

"Tidak pernah berpacaran sama sekali, semenjak putus dengannya?" tanya Somi dengan alis terangkat.

Sehun menggeleng. "Tidak. Aku tidak mudah percaya dengan wanita, semenjak kejadian itu."

"Lalu, kenapa kau langsung memintaku untuk menikah denganmu, padahal kita baru kenal waktu itu? Kita bahkan tidak pernah berpacaran."

"Ketika aku melihatmu, aku merasakan hal yang berbeda. Aku begitu tertarik dan ingin memilikimu. Aku tidak ingin berpacaran, karena itu hanya membuang waktu. Makanya, aku memintamu untuk menikah. Tadinya aku ragu jika kau akan menerima lamaranku, karena kau masih terlalu muda. Tapi ternyata, kau menerimanya. Aku senang sekali."

Somi tersenyum. Dirinya pun heran dengan rasa ketertarikan yang begitu kuat, ketika bertemu secara tidak sengaja dengan Sehun. Dia tidak mudah tertarik dengan pria, meski memiliki banyak kelebihan. Tapi dengan Sehun? Somi tidak perlu berpikir lama untuk menerimanya.

"Aku bahagia denganmu, sungguh. Aku sama sekali tidak memiliki niat untuk menyakitimu. Kedatangan Joo-Hyun waktu itu, membuatku kaget. Kupikir dia hanya ingin memberi salam karena sudah lama tidak bertemu. Kau tahu? Hanya sebagai kawan lama. Pertama kali dirinya muncul, aku tidak menyangka akan memakan waktu cukup lama bertemu dengannya," lanjut Sehun.

Nikah Muda? #WHYNOT? (COMPLETED)Where stories live. Discover now