#R37'Selamat Tinggal'

156 9 0
                                    

Hari ini adalah hari keberangkatan Risa untuk krmbali ke Jerman. Waktu keberangkatannya adalah jam dua tapi dia sengaja berangkat lebih awal hari ini. Dia mengajak sang mama untuk makan siang di restoran terdekat dengan bandara. Berhubung Paris tidak ada jadi hari ini Risa hanya diantar oleh mama Wita saja.

"Biasanya ya mah kalau kak Paris yang anter Risa dia selalu bikin Risa kesel dulu, kalau Risa udah kesel bukannya di rayu malah diketawain kenangan buat obat rindu, kan kita bakal LDR-an sa gitu katanya mah, nyebelin kan" curhat Risa pada sang mama saat mengingat tingkah menyebalkan sang kakak saat mengatarkannya dulu. Sedangkan mama Wita hanya tertawa mendengarkan ucapan Risa.

"Kakak kamu tuh emang gutu sayang dia rmang nyebelin, tapi kamu harus tahu kalau dia sayang banget sama kamu kalau kamu lagi gak dirumah dia sekalu bilang sama mama, Risa disana kesepian engga ya mah, atau kalau dia mau berangkat transfer uang bulanan kamu dia selalu bilang gini mah Risa uang jajannya kekeurangan engga yah, terus pas pulang dia selalu bilang gini mah ko uang direkening Risa masih utuh ya kenapa dia gak pake uang pemberian aku apa karena dia gak mau pemberian aku, itulah perhatian kecil yang selalu dia lontarkan kepada mama sayang, jadi mama minta sayangi dia seperti kakak kamu ya" Ujar mama Wita sambil menggeanggam jemari Risa.

Hati Risa menghangat mendengarnya, sungguh dia sangat bahagia ada orang yang begitu menyanginya, dia tidak menyangka dibalik semua musibah yang menimpanya Allah memberikan sebuah takdir indah yang membuatnya benar - benar merasa bahagia.

"Sebelum mama pintapun Risa sudah sayang sama ka Paris seperti Risa sayang sama kakak Risa sendiri begitu juga dengan mama, kalian itu bagaiankan sebuah bintang bagi Risa. Saat Risa benar - benar merasa sendiri dan tidak tahu apa yang Risa lakukan kalian datang merengkuh Risa dan membangkitkan Risa dari keterpurukan yang Risa alami. Terimakasih mah untuk semuanya. Risa sayang mama" Ujar Risa dengan matanya yang sudah menjatuhkan tetesan air mata, dia bangkit dari duduknya kemudian memeluk sang mama.

Bunyi suara ringtone dari handphone Risa yang tersimpan di atas meja membuat kedua perempuan yang tengah berpelukan itu tersedar, keduanya saling berpandangan kemudian saling menghapus air mata yang membanjiri pipi mereka.

Mata Risa langsung berbinar bahagia saat melihat siapa yang menelponnya. Tanpa berpikir ulang dia segera mengangkatnya dan menanyakan kabar orang yang sudah hilang beberapa hari dari hidupnya.

"Kak Paris gak kekurangan makanankan disana, kak Paris dikasih makankan disana, awas kalau Risa ketemu kak Paris kurusan Risa marahin deh komandannya" Ujar Risa asal membuat Paris yang mendengarkan disebrang sana tertawa.

"Oh iya hari ini Risa berangkat loh, kak Paris sih lama disananya jadi deh kita harus LDR-an tanpa harus pamitan kan sakit" Ujar Risa tanpa membiarkan Paris yang ada disebrang sana berbicara.

"udah pamitan belum sama calon suami" Tanya Paris yang diiringi sebuah kekehan kecil.

"Risa gak punya calon suami ya,jadi kalau berangkat Risa pamitnya ya sama kakak sama mama udah" Ujar Risa nada suaranya yang terdengar kesal membuat Paris tertawa mendengarnya.

"Yaudah, kalau gitu udah pamitan belum sama Angga" Tanya Paris lagi membuat Risa terdiam cukup lama.

"Kok diam kenapa ? Bernatem lagi" Tanya Paris saat tak kunjung mendapat jawaban dari Risa.

"Dia calon suami orang kak, jadi Risa gak berhak buat pamitan sama dia" Ujar Risa membuat Paris merasa kebingungan disebrang sana.

"Maksud kamu gimana sa kakak gak ngerti?" Tanya Paris yang sudah tidak dapat lagi menahan kebingungan yang dirasakannya.

Akhirnya mengalirlah cerita permasalahan yang melanda Risa dan juga Angga. Sebagai seorang kakak Paris hanya bisa memberikan semangat agar sang adik tidak terlalu memikirkannya. Hingga akhirnya kalimat semangat yang syarat akan kelembutan yang seluar dari mulut paris itu berubah menjadi sebuah kalimat omelan saat Risa menceritakan perjalanannya pergi ke kampung Jati Maju menggubakan bis dan dia pulang malam menggunakan bis pula. Tidak mau mendengar omelan sang kakak lebih panjang lagi Risa segera menyerahkan handphonenya kepada sang mama.

Waktu Senja Where stories live. Discover now