Risa keluar dari ruang sidang dengan senyum yang mengembang diwajahnya, gadis itu benar benar merasa bahagia karena mendapat tanggapan baik mengenai program pembuatan aplikasi yang dibuatnya serta tanggapan baik pula untuknya saat pengujian skripsi. Memang diakhir semester Risa dan teman teman satu jurusannya ditugaskan untuk membuat sebuah program aplikasi dan penyusunan skripsi.
Risa segera menyambar tas yabg tergeletak dibegitu saja diatas sebuah kursi yang tadi dia gubakan untuk menunggu panggilan bagian pegujian, tangannya begitu lihai mengaduk isi tasnya saat tangannya telah berhasil menemukan benda pipih berbentuk segiempat Risa berniat untuk segera menghubungi nomor kakaknya. Namun, belum sempat niatnya terlaksana orang yang dihubunginya sudah lebih dulu menghubunginya.
"Hallo kak Paris, sidang Risa sukses penguji suka dengan penguasaan materi skripsi aku dan mereka juga suka dengan program aplikasi yang aku buat kak, Risa senang banget kak, seneng banget" Ujar Risa dengan nada suaranya yang sarat akan kebahagiaan.
"Syukurlah jika semuanya berjalan dengan lancar, kakak ikut senang mendengarnya kakak bangga mempunyai adik sepintar kamu Diana Merissa adikku" Ujar Paris sambil tersenyum diakhir kalimatnya sebagai tanda dia ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan adiknya.
"Terimakasih kakakku Paris Anggara, kakak tahu aku bahagia banget kak, nanti kalau wisuda kakak sama mama jadi gak akan malu malu banget deh kalau udah tahu hasilnya gini ya meskipun gak bakal dapat presikat mahasiswa terbaik sih" Ujar Risa sambil terkekeh kecil diakhir kalimatnya.
"Tidak menjadi mahasiswa terbaikpun kamu akan tetap menjadi yang terbaik untuk kakak ko" Ujar Paris dengan nada suaranya yang terdengar sangat lembut membuat senyuman Risa kembali mengembang menghiasi wajah cantiknya.
"Terimakasih kak, kakak dan mama adalah orang - orang terbaik yang sengaja tuhan kirim untuk Risa dan Risa sangat bersyukur untuk hal itu" Ujar Risa dengan senyum yang masih mengembang diwajahnya.
"Risa -" Ujar Paris
"Ya kak?" Jawab Risa yang akan terdengar seperti bertanya.
Diam tak ada sahutan apapun disebrang sana. Risa menatap layar ponselnya yang masih menyala dan menunjukan teleponnya bersama sang kakak masih terhubung.
"Kak -" Panggil Risa.
"Kakak masih disana kan?" Tanya Risa lagi saat tidak kunjung mendapat jawaban.
"Eh iya" Ujarnya.
"Ada apa ?" Tanya Risa saat merasa bahwa kakaknya ingin mengatakan sesuatu.
"Ada hal penting, bicara aja kak" Ujar Risa saat dia merasa bahwa kakaknya sedikit ragu.
"Ada apa? Apa semua baik - baik saja disana kak? Mama baik baik ajakan? Dia sehatkan? Mana ma--"
"Angga hari ini menikah" Ujar Paris yang berhasil membuat Risa terdiam.
Kalimat singkat yang baru saja diucapkan sang kakak benar benar membuat Risa diam seketika. Tubuhnya masih berdiri kaku ditempat yang sama tanpa bergerak sedikitpun, otaknya seakan lambat mencerna maksud dari ucapan sang kakak. Tapi matanya lebih dulu merespon, terbukti saat jatuhnya setetes air mata Risa saat matanya masih menatap kosong.
"Dia baru aja selesai Ijan Qobul" Ujar Paris membuat Risa seketika berusaha melukiskan sebuah senyum.
Angga, Muhammad Raga Angga sahabat kecilnya hari ini menikah, dia baru saja selesai membaca ijab qobul, beberapa menit lalu Angga telah menjadi suami orang lain, tanpa dapat dicegah air mata Risa kembali mengalir membasahi pipinya. Kenapa semuanya terasa begitu menyakitkan bagi Risa saat telah terjadi. Bukankah ini yang dia inginkan ? Angga menikah dengan Anggita lantas kenapa saat semua telah terjadi justru dia merasakan sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Senja
SpiritualWaktu senja itu adalah waktu dimana semua orang dapat menikmati keindahan yang tuhan ciptakan melalui hamparan awan yang terlihat istimewa . Waktu dimana semua orang dapat melihat keajaiban yang tercipta saat hari menjelang malam .Saat terang beruba...