Dia Menangkapku

54 11 2
                                    

-Happy reading gaiseu-

***

"Siapa namamu?" tanya Sunhee

"Im Senna, dari kelas tetangga."

Sunhee hanya mengedikkan sebelah alisnya, tampak jelas raut tak suka dari keduanya.

"Sudah segitu?" tanya Areumi "pertanyaanmu," lanjutnya ketika melihat Senna menautkan alis.

"Belum," jawabnya singkat.

"Apa lagi?"

"Kuperhatikan waktu itu tanganmu memar, kau seharian mengeluhkan itu kan?" kata Senna dengan nada mengintimidasi "sedang kudengar bahwa Yoon Ho melakukan perlawanan sebelum mati terbunuh."

"Kau tahu darimana dia melakukan perlawanan hah?" sergah Areumi.

"Hasil outopsi mengatakan begitu," jawab Senna enteng.

Sedikit lama Areumi terdiam, ia tak tahu harus bagaimana menyampaikan alibi. Gadis itu bahkan sempat melirik sahabatnya untuk dapat membantu menjawab.

"Dia terjatuh di lorong sekolah bersamaku pagi harinya," jawab Sunhee tegas "sudahlah, lagipula kau bukan polisi kan? Mereka saja bahkan tak mencurigai kami," lanjut Sunhee dengan diakhiri decihan kasar.

"Memang benar, tapi kurasa sebentar lagi mereka akan mencium hubungan buruk kalian denga Yoon Ho."

"Hubungan buruk? Hey ... jangan lupakan bahwa dia siswa ternakal disini, semua orang punya hubungan buruk dengannya," jawab Areumi dengan nada yang sedikit meninggi.

"Ketika sebuah fakta tertimbun rapi, mereka mengirimkan sinyal kecil padaku yang sering kusebut praduga," kata Senna tegas.

Tanpa mereka sadari, ternyata sedari tadi Jessica telah masuk ke kelas dan memerhatikan ketiganya dengan tatapan tak suka. Dia berjalan mendekati ketiga siswanya yang masih sibuk berdebat.

"Im Senna!" panggil Jessica, sedikit mengejutkan mereka "bukankah kau harus belajar matematika di kelasmu?" lanjut guru bahasa inggrisnya.

Tanpa berkata sedikitpun Senna pergi meninggalkan sorotan tajam dari Sunhee dan Areumi. Kedua sahabat itu hanya mendecih kesal karena merasa tersinggung dengan kedatangannya.

"Sudah kubilang, nikmati momen sekolahmu. Jangan mencari gara-gara dengan teman lainnya," peringat Jessica sambil berlalu menuju meja miliknya.

***

Im Senna tengah membaca banyak informasi mengenai kematian Yoon Ho. Semua informasi itu, ia dapat dari sang ayah yang seorang polisi. Tentu saja ia mengumpulkan semua itu tanpa sepengetahuan ayahnya.

Gadis itu bahkan mencuri rekaman cctv sebuah minimarket yang letaknya tepat disamping Sekolah. Ketika ia memasukan flashdisk kedalam laptopnya, fokusnya terganggu karena ada seseorang yang melempari kaca jendela dengan batu kerikil.

"Ini sudah sangat larut, siapa yang iseng didepan rumah?" pikir Senna.

Ia lalu membuka tirai kamar, dan menyelidiki siapa pelakunya. Hingga seseorang yang tengah berdiri tepat didepan pagar rumahnya menyita perhatian Senna. Ia menyipitkan mata untuk mengenali siapa orang tersebut. Namun nihil, gadis di sebrang sana menyembunyikan wajahnya dibalik hoodie yang nampak menelan sebagian besar tubuhnya.

Ada sesuatu yang bersinar dari bagian kantung jaketnya, sesuatu seperti logam yang menyilaukan ketika memantulkan cahaya. Mungkin logam itu tersorot lampu pagar rumah Senna.

Senna cukup bergidik ngeri, bohong jika ia baik-baik saja. Ia segera menutup tirai kamarnya dan berlalu menuju meja belajarnya. Bermaksud melanjutkan penyelidikan.

Sungguh ia kehilangan fokus, karena memikirkan orang yang berdiri didepan pagar rumahnya. Ia tetap memaksakan diri untuk melihat rekaman cctv yang diyakini sebagai kunci dari kasus kematian Yoon Ho. Namun, tak lama setelah itu netranya kini menangkap sesuatu yang tidak asing terpampang di layar laptopnya.

Seorang dengan hoodie hitam tengah menyeret sebuah koper warna merah dengan motif bintang.

"Tunggu, bukankah?"

Matanya melebar, tangannya menutup mulutnya yang menganga. Ia dibuat kaget mengingat seseorang yang berdiri di luar tadi adalah orang yang sama dengan yang di video. Lalu ia menangkap sesuatu yang tak asing lainnya, sesuatu yang berkilau dari saku jaket. Persis seperti yang terlihat pada orang yang tadi.

Jantungnya langsung berpacu, rasa takutnya semakin besar. Tangannya kini gemetaran. Pelaku lebih cepat menemukan dirinya.

Walau rasa takut sudah menguasainya, namun rasa penasaran pun tak kalah besar. Ia masih melanjutkan melihat rekaman cctv itu, dan sempat men-zoom beberapa kali untuk dapat mengidentifikasi pelaku. Karena jarak yang jauh, gambarnya jadi blur. Tapi, ada satu yang nampak sedikit jelas. Ia terus menajamkan penglihatannya agar bisa mengenali wajah si pelaku.

Matanya melotot melihat fakta bahwa seseorang dari sekolahnya adalah si pelaku yang ia cari.

"Dia..." gumamnya tak percaya dengan apa yang ia tengah saksikan.

Tok!

Senna segera berbalik kearah jendela, seseorang melemparkan batu kerikil lagi. Gadis itu semakin ketakutan, ia tahu pasti siapa yang melempari kaca jendelanya. Tak sanggup lagi untuk membuka tirai, ia segera berlari dan menyembunyikan diri dibalik selimut.

Napasnya semakin memburu, keringat dingin mulai bercucuran. Lututnya melemas, ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat.

Seseorang dibawah sana pasti telah berhenti melempari kacanya dengan batu, karena suara itu telah hilang. Senna bisa bernapas dengan tenang.

Namun tak disangka, seseorang tengah berjalan menuju pintu kamar Senna dengan santai. Hoodie hitam menelan sebagian besar tubuhnya dan gantungan berbentuk bintang menggantung di saku jaket.

Suara langkah yang terasa asing membuat Senna kembali diserang rasa takut, ia yakin tidak ada seorangpun yang mengenakan sepatu ketika berada di dalam rumah.

Suaranya semakin jelas, yang menandakan orang itu semakin dekat. Tak lama, rungu Senna menangkap suara kenop pintu miliknya dibuka.

***

"Hey, Areumi!" teriak sang Ayah pada gadis bungsunya. Namun, Areumi tak menyahut. Ia bergegas menuju kamarnya.

"Benar-benar anak yang tak bisa diharapkan," ucap sang Ayah dengan kesalnya "dari mana saja anak itu selarut ini?"

Sedang Areumi tengah menangis sesenggukan di dalam kamar. Matanya menatap nanar pada tangannya yang gemetar.

***

Huhu, gimana ceritanya?
Maafkan jika banyak kesalahan dalam penulisan yaa. 🙏 aku masih terus berusaha memperbaikinya.

Buat yang udah baca sama voment, makasi banyak yaa.

Peluk hangat dari seekor koala tropis. 🐨

Who? ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora