Andai keajaiban nyata adanya
Ingin kubingkai sebuah masa
Suatu waktu dimana senyuman itu milik kita
Ketika ada kita di dunia-diari Biru-
☀️☀️☀️
"Aaaaaaaaaaa" teriak Nina sambil berlari mengindari air yang kian deras menetes dari langit.
Hujan tiba-tiba menyapa ketika keduanya turun dari puncak gunung.
"Kejar aku Na" teriak Biru di depan, sambil mengincar tempat berteduh untuk keduanya. Karena sang hujan tampak belum akan segera mereda.
Biru berhenti di bawah pohon yang cukup rindang, beberapa pendaki lain pun banyak berhenti di bawah pohon sekitar situ.
"Seruuu jugaaaa" komen Nina begitu sudah disamping Biru. Bukannya merespon, Biru sibuk mengobrak abrik tas ranselnya.
"Tumben nenek lampir suka hujan. Sini lap dulu kepalanya yang basah" ucap Biru begitu menemukan handuk yang sedari tadi dia cari.
"Keringetan tapi dingin hehehe" kekeh Nina selanjutnya.
"Udah pegang dulu handuknya" perintah Biru, kemudian dia mengambil jas hujan yang dia bawa dan memakaikannya pada Nina.
"Kamu?" Tanya Nina melihat Biru yang sibuk mengurusnya.
"Habis ini sayang" jawab Biru santai. Nina tersenyum kecil kemudian disaat Biru masih sibuk merapikan jas hujan untuknya, Nina mengelap wajah Biru yang basah kena air hujan.
"Biar kompak" ujarnya pelan sambil tersenyum.
Biru menghangat, bukan karena handuk yang mengeringkan air hujan.
"Jalan yuuuk" ajak Nina tidak sabaran.
Biru mengangguk. "Ga pake lari ya, jalanan licin. Pegang tanganku" perintah Biru.
"Ok" dengan semangat Nina menjawab dan langsung menerima uluran tangan Biru. Keduanya berjalan beriringan menuruni jalanan yang mulai licin karena hujan.
Tapi Nina tak perlu khawatir, Biru sangat telaten. Dan Nina juga baru tau kalo air hujan bisa semenarik ini rasanya.
☀️☀️☀️
"Lah badan panas gini" kaget Nina begitu menyentuh kening Biru. Begitu datang muka Biru memang sudah tampak pucat, membuat Nina buru-buru menyentuh keningnya.
"Pantesan Adek sehat, Birunya yang kerjakeras pasti Sampe sakit gitu" komen Nisa.
"Enak aja. Haha, makanya jangan sombooong! Tu kan yang sakit malah kamu" lanjut Nina, malah membully Biru.
"Trus kenapa coba demam gini sampe disini?" todong Nina pada Biru.
"Adek, pacarnya sakit karena jagain kamu kok malah diejekin. Biru kesini mau dirawat lah sama pacar manjanya"bela Mama Sheila. "Hayoo pacarnya ini bisa ngerawat ga?" Nina agak manyun, mamanya ini emang sekarang lebih sayang sama Biru menurut Nina.
"Bisa dong!!" Jawab Nina tertantang
"Nah gitu dong anak mama" balas Sheila. "Sana Birunya istirahat"
"Yaudah aku buatin makanan dulu, ayo kamu tiduran aja di sofabed ruang tv" perintah Nina lembut dan menarik tanggan Biru, tampang Biru sudah semakin pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selaksa Rindu
RomanceJatuh cinta kepadamu Bisa jadi berbuah semu Tapi aku tak akan ragu Untukmu pemilik rindu Aku terus maju -Semesta Biru- Kulemah jika soal cinta Mencoba mengejanya Tapi aku terbata Jika hati adalah letak sang cinta Hanya ada bahagia bukannya lara -Sen...