After Challenge (31)

10.5K 453 9
                                    

.

.

.

🌸🌸🌸
About irene.
🌸🌸🌸
.

.

.

"Lo ngapain telfon gue?"

Besok kamu sibuk?

"Enggak kenapa emang?"

Saya pengen ngomong. Besok saya kerumah ya.

"Ngomong sekarang aj...hallo? Yah dimatiin"

Irene menatap ponselnya nyalang. Ia harus mengakhiri semua ini sebelum nantinya menjadi tambah parah. Bagaimana pun juga ia tidak ingin menyakiti perasaan ceindy. Menurutnya sahabat lebih penting dari perasaannya. Irene melangkah keluar rumah, siang ini ia berencana untuk pergi ke apotek seperti biasa. Ia harus membeli obat untuk bundanya. Bercerita sedikit tenyang irene, sebenarnya gadis remaja ini bukan orang kaya seperti teman temannya yang lain.

Ia berasal dari keluarga yang bisa dibilang ekonominya pas pasan. Irene adalah seoranga anak yatim, ayahnya meninggal saat ia masih berumur 3 tahun dalam kecelakaan tunggal. Sekarang ia hanya hidup bersama bundanya yang juga sedang mengidap kanker darah stadium dua.

"Mbak mau nebus resep ini ya seperti biasa" irene menyodorkan kertas berupa resep dokter yang biasa ia tebus.

"Ini mbak obatnya" apoteker itu memberikan sekantong obat kepada irene.

"Makasih ya mbak"

Sepulang dari apotek, irene mampir terlebih dahulu ke sebuah warteg dan membeli nasi uduk untuk makan siang. "Nasi uduknya dua bungkus ya bu"

Blurb.

Irene meraih ponsel yang ada di sakunya lalu membuka notif line dari Caramel.

Caramel

Ren lo dimana?

Dirumah kenapa?

Gue kesitu ya?

Mo ngapain dah?

Ntar aja deh gue ceritain.

Selesai membayar nasi uduknya, irene bergegas pulang ke rumah sebelum cara sampai lebih di dulu kerumahnya. Tuh orang lagian mo ngapain tiba tiba dateng kerumah, nggak biasa biasanya.

"Bun ini nasi uduknya dimakan ya, nanti abis itu minum obat. Udah irene siapin di nampan" irene memberikan sepiring nasi uduk kepada bundanya dan juga obat yang sudah ia racik.

"Makasih nak"

Irene tersenyum. Tak lama kemudian, terdengar suara mobil di depan rumahnya. "Bun irene ke depan dulu ya"

Sementara di depan rumah, Cara dengan antusias berlari ke arah irene dan langsung memeluk cewek itu. "Kenapa si lo?"

"Nggak tau gue gabut"

"Hah?"

Caramel berjalan memasuki rumah irene dengan santai layaknya rumahnya sendiri. Sebelum nyelonong masuk ke kamar irene, Cara pergi ke kamar bunda lita terlebih dahulu. Namun saat ia ingin masuk ke dalam, ia melihat bunda lita yang sedang tertidur pulas. Akhirnya ia urungkan kakinya untuk melangkah ke dalam dan memutar tubuhnya melewati kamar itu dan pergi ke kamar irene.

"Ren minta air, tapi jangan aer kran"

"Gue nggak punya aer"

"Pelit amat" Cara membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur milik iren sambil memeluk bantal guling. "Gue numpang tidur ya"

"Lo sebenernya mo ngapain kesini?"

Cara menghela nafas pelan kemudian menatap irene. "Ada hubungan apa lo sama mahendra?"

🐣🐣🐣

"Ceindy?" mahendra menautkan kedua alisnya sambil menatap irene sedikit bingung.

"Hem cewek yang ada di villa waktu itu yang ngembaliin jam tangan lo" irene menjilat ice cream cone miliknya yang tinggal setengah.

"Ooh dia namanya teh ceindy, emang kenapa sama teh ceindy?"

"Ya? Lo bego beneran apa pura pura si? Lo nggak nyadar selama ini dia naksir sama lo?"

"Hah? Masa si? Cuma gara gara insiden itu dia suka sama saya?"

Irene menoleh, menatap mahendra cukup dalam. Sedetik kemudian ia menghela nafas pelan "Ndra, yang namanya perempuan itu hatinya sensitif, sekecil apapun perlakuan laki laki yang ia lakukan jika perlakuannya manis dimata perempuan, perempuan itu bisa jatuh cinta. Tapi bukan berarti dia murahan loh ya. Apalagi laki lakinya kaya lo, jelas banget ceindy baper"

"Tapi kalo saya sukanya sama kamu gimana?"

"Ojan?"

"Saya juga tahu kalo kamu juga suka sama saya, ren berhenti atu la nyakitin diri sendiri teh"

"Tapi ceind__"

"Selama ini saya berusaha merubah diri saya supaya bisa menjadi laki laki yang baik dan bisa membahagiakan kamu, saya selalu bermimpi agar bisa menjadi orang yang sukses dan kelak bisa menjadi imam yang baik untuk kamu ren, saya bekerja keras selama ini supaya nantinya ketika tuhan mempertemukan kita, saya bisa dengan berani melamar teh iren dan menjadikan teh iren sebagai pendamping hidup saya"

Bungkam.

Hanya itu yang ireng lakukan saat ini. Ia tidak tahu harus berkata apa dan berbuat apa. Ia tidak tahu mahendra setulus itu menyayanginya. Semuanya benar benar diluar dugaan, jalan pemikiran laki laki memang sulit di tebak. Alhasil iren hanya bisa menundukan kepalanya sambil menangis. Pengin si peluk mahendra, tapi nanti pasti dikatain bukan muhrim. Udahlah nggak papa yang penting nangis dulu aja.

Ikutin suara takdir lo. Semua manusia punya pemahaman masing masing.

"Huaaa...hikss...hikss" irene menangis lumayan kencang dan membuat mahendra sedikit kelabakan.

"Loh ren kok kamu malah nangis?"

"Gue nggak tahu harus gimana sekarang, gue emang sayang sama lo banget malah tapi gue juga nggak mau nyakitin ceindy dia juga sahabat gue huaaa!! Hikss!"



TBC

After Challenge(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang