ENDING

6K 307 84
                                    

2 bulan kemudian

*Seminggu sebelum Ujian Akhir Nasional.

"Nov, dicariin tuh.." panggil Dian saat aku sedang duduk berkumpul bersama teman-teman di kelas. Sudah bisa ditebak siapa yang mencariku. Aku beranjak dan menghampiri dia yang sedang berdiri menyender di pintu.

"bocah," panggilku.

"kakak, udah liat nama kakak belum dapatnya di kelas mana?"

"belum sih, ntaran paling,"

"yuk, Nova temenin,"

Hm.. aku berpikir sebentar sebelum akhirnya kuterima ajakannya. Kami mengitari koridor mencari urutan nomer dan nama peserta pada kertas yang tertempel di setiap pintu kelas. Setelah beberapa kelas kami lewati akhirnya ketemu juga ruang kelas ujianku. Kami masuk ke dalam dan mencari nomer pesertaku yang ternyata posisinya tepat di depan meja pengawas ujian. Shit!

Aku dan Nova duduk di kursi tempat nomerku tertera.

"besok kelas X dan XI libur kak Vel," kata Nova pelan.

"hu'um tau kok, enak dong kalian libur seminggu,"

"kok enak?"

"semua pelajar senang kali sama yang namanya libur. Ya walaupun kadang aneh sih, pas libur kangen masuk sekolah, eh pas masuk sekolah malah pengen libur," aku tertawa renyah.

"ya emang, tapi kali ini aku ga suka libur," kata Nova sambil memandang ke depan.

"lah kok gitu?"

" karena itu artinya hari ini hari terakhir kita ketemu di sekolah." Kata Nova melirikku sebentar kemudian membuang pandangannya.

"..." aku terdiam mendengar satu kalimat itu. Aku bukan orang yang pandai merayu atau membujuk dengan perkataan manis. Duh..

"ntar abis libur kelas kakak udah kosong. Nova sendirian kan?" ia mengembungkan pipinya. Aktivitas yang biasa dilakukan jika sedang menahan tangis.

"..."

"ga cuma ninggalin sekolah, kakak juga mau pergi dari kota ini, kan?"

"..."

Dan lagi, semua kalimat yang ia ucapkan tak ada yang bisa kubantah. Diam adalah satu-satunya jawaban. Terkadang tindakan terbaik ketika mendengar kesedihan seserorang adalah cukup dengan diam, mendengar semua ucapannya dan memberikan pelukan. Mereka tak perlu kata-kata manis.

"tapi kakak gausah khawatir, Nova bisa sendiri kok. Nova bakal berbaur sama teman-teman yang lain," katanya dengan memberi senyuman yang sangat jelas terlihat senyuman itu fake

Aku mendekat kemudian memberinya sebuah pelukan. Pertahanannya seketika runtuh saat itu juga. Nova menangis. Jangan tanyakan kondisiku. Aku orang yang lemah dan rapuh, karena itu aku tak ingin memperlihatkan kelemahanku pada orang lain.

Aku menahan sekuat tenaga untuk tidak meneteskan air bening ini di depan Nova. Ia memelukku erat seakan ini adalah pelukan terakhir kami. Yang bisa kulakukan hanyalah menyalurkan penguatan lewat pelukan ini.

Kubiarkan waktu tenggelam begitu saja dengan sepuas dirinya memelukku. Takkan ku lepas jika ia tak ingin.

Nova merenggangkan pelukannya dan terjadi keheningan diantara kami. Ah aku punya ide.

"Nova,"

"hm?"

"timezone yuk?"

"hm??" ia menatapku kebingungan. Baru aja adegan nangis-nangisan eh sekarang ngajak timezone. Haha maaf aku gabisa berperilaku manis seperti orang-orang lain.

I'm LOSING Control [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang