Brukk!Tubuh itu limbung seketika menghantam paving lapangan, Jeff tentu saja begitu terkejut bahkan kini suasana menjadi ribut.
"Siapa tuh yang pingsan".
"Ehh cowok tuh yang pingsan".
"Adek kelas deh kayaknya dia".
"Coba lihat siapa sih".
Dan masih banyak lagi suara-suara ribut lainnya yang saling bersahut, terpaksa pidato sang kepala sekolah pun dihentikan mengingat kini suasana terlihat kacau.
Para petugas PMR bergegas menghampiri Liano memberinya pertolongan pertama tubuhnya pun dibopong tandu menuju UKS.
***
Jeff menatap sendu wajah pucat Liano yang belum juga sadarkan diri.
"Perasaan tadi lo enggak papa deh sehat-sehat aja kenapa lo jadi gini sih". Gumam Jeff frustasi dirinya ditunjuk oleh wali kelas untuk menemani Liano tentu saja Jeff menerimanya dengan senang hati mengingat Liano itu anak baik dan tipe ceria yang sepertinya cocok ia jadikan teman.
Sudah hampir satu jam Liano belum juga sadarkan diri, Jeff tadi sempat menghubungi Dirga yang ia ketahui kakak dari Liano ini namun sosok itu belum juga muncul.
Ceklek!
Pintu terbuka menampilkan wajah datar Dirga disana, Jeff terkejut tentu saja karena sosok yang ia tunggu akhirnya datang juga.
"Kak Dirga, akhirnya lo kesini juga". Ucap Jeff.
"Gimana Jeff belom bangun juga ya tuh anak". Tanya Dirga datar, Jeff mengangguk.
"Iya nih Kak udah hampir 1 jam belom bangun juga kata Dokter Beni yang kebetulan jaga hari ini Lian cuma kecapean". Dirga sempat tersentak tentu saja ia mencemaskan anak itu mengingat dirinya tidak sepenuhnya membenci adiknya.
Dirga menyentuh dahi Liano yang terasa panas lagi-lagi adiknya itu mengalami demam bukankah seharusnya sudah pulih mengingat anak itu sempat juga dirawat dirumah sakit.
"Eunghh". Lenguhan itu berhasil membuat Dirga dan Jeff merasa lega akhirnya anak itu sadar juga.
Liano mengerjap pelan sensasi berputar saat membuka mata kini kembali ia rasakan seluruh tubuhnya terasa linu terutama dibagian punggungnya.
Jika sudah seperti ini ingin rasanya Liano menangis."Hiks..". Tuh kan satu isakan akhirnya lolos juga dari bibir mungilnya, tentu saja hal itu membuat Dirga terutama Jeff kelimpungan.
Dirga mengelus pelan pucuk kepala anak itu entah mengapa tangannya refleks menyentuh pucuk kepala adiknya itu berusaha memberi ketenangan.
"Kenapa? Ada yang sakit? Mana?". Tanya Dirga lembut namun masih terdengar kaku.
Liano tersentak ketika mendapati sang kakak sempat tak percaya mengingat pandangannya yang berputar Liano kira ia salah lihat.
Akhirnya Liano menggeleng lemah matanya kembali ia pejamkan "Pulang aja deh lo, kalo kayak gini mana bisa ikut pelajaran".
"Bener tuh kata Kak Dirga, mendingan lo pulang aja biar gue ijinin ke Bu Citra deh".
Liano kembali menggeleng ia tak mau ketinggalan pelajaran lagi mengingat baru satu minggu yang lalu dirinya menjadi siswa sah SMA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Hope (END)√
FanfictionNote : Perhatikan setiap bagian chapter karena nggak urut! Tuhan... Harapan Lian nggak muluk-muluk kok Lian cuma pengin Ayah sama kakak sayang sama Lian.