Mau Kamu( Repost)

38K 1.4K 5
                                    

Haura terbangun karena alarm ponselnya di atas nakas berbunyi. Buru-buru ia mematikannya. Karena takut mengganggu tidur Aslam. Pelan Haura meraba kening Aslam. 

“Alhamdulillah, udah gak panas” bisik Haura kemudian langsung bangkit dari kasur. Subuh hampir datang. Dia menyiapkan perlengkapan salat untuk Aslam. Kemudian ke kamar mandi untuk mengambil wudu. 

Selepas keluar dari kamar mandi, Haura menatap Aslam yang masih nyenyak dalam mimpinya. Haura ragu untuk membangunkan Aslam. Apa dia salat dulu sendiri? Namun perlahan langkah kakinya membawa ke tempat tidur. Dia memperhatikan wajah Aslam dan lengannya yang tak tertutup selimut. Masih tersisa sedikit ruam kemerahan walau tidak separah dan sebanyak semalam. Hati Haura kembali terenyuh. Dia benar-benar menyesal.

“Kak udah subuh, bangun dulu ya” Haura berusaha menarik selimut Aslam. Berhubung dia sudah berwudu dia tidak mau menyentuh lengan Aslam yang terbuka.

“Kakk..bangun dulu dong, subuhan dulu” selimut yang ditarik Haura membuat Aslam merasakan hawa  dingin dari AC. Lelaki itu berusaha menggapai selimut. Namun Haura makin menariknya.

“Subuhan dulu ya..” Ujar Haura pelan ketika tiba-tiba meliahat mata Aslam terbuka sempurna. Mata itu menatapnya lekat. Haura jadi was-was melihat tatapan Aslam. Apa suaminya itu marah di bangunkan? Diakan hanya bermaksud membangunkan untuk salat, batin Haura.

“Ehhh..” Mata Haura terbelalak ketika tubuhnya ditarik oleh Aslam dalam sekali hentakan, membuatnya kembali terbaring di atas kasur. Aslam langsung mengambil posisi di atas tubuhnya. Haura yang melihat situasi ini pun dibuat ketar-ketir. 

“Mau kamu!” Bisik Aslam di depan bibirnya. Belum Sempat Haura memberikan protes bibir itu sudah mengusai bibirnya seperti semalam. Namun sedikit terburu-buru. Aslam sedikit mengeram ketika Haura tak jua membuka mulutnya. Mau tidak mau ia menggigit bibir tipis istrinya itu. Haura benar-benar bingung. Kenapa Aslam bisa jadi seperti ini? Aslam bukanlah tipe orang yang suka menunda waktu salat. Apa Aslam tidak mendengar tadi ia membangunkannya untuk salat.

“Kakhhh..” Haura terpekik dalam bungkaman bibir Aslam ketika tangan laki-laki itu menyetuh dadanya. Apa ini? Benarkah yang tengah menciumnya saat ini suaminya, Aslam. Atau Aslam tengah kerasukan, pikirnya. 

Sekuat tenaga ia mencoba mendorong tubuh Aslam namun laki-laki itu tak bergeming. Dia benar-benar menumpukan seluruh tubuhnya pada tubuh Haura. Haura yang di himpit oleh tubuh besar Aslam serasa akan kehabisan napas. Belum lagi Bibir Aslam yang mengganggu kinerja otak dan jantungnya. Aslam masih saja asyik menghisap, mengulum dan membelit lidah Haura. Berusaha mengklaim lebih jauh apa pun yang ada pada istrinya itu. 

“Huhffff” Haura benapas dengan rakus pada saat Aslam melepaskan bibirnya. Namun bibir lelaki itu kini berpindah ke leher dan bagian depan dadanya. Entah sejak kapan bagian depan bajunya sudah terbuka dan memperlihatkan separuh dadanya yang ditutupi bra hitam.
Haura berusaha mengumpulkan keberaniannya. Dia yakin ini bukan saat yang tepat.

“Kakkk please, udah subuh. Nanti waktunya  habis” Ujarnya dengar suara sedikit keras dan berusaha menarik kepala Aslam di dadanya.

Haura berhasil melepaskan Aslam dan menatap wajah lelaki yang berhasil membuat tubuhnya panas dingin saat ini.
Lelaki itu hanya mengerjap beberapa saat.

“Subuh kak.” Jelas Haura sekali lagi sambil menggigit bibirnya.

Aslam mengusap mata dan memijat kepalanya pelan.

“Kamu sudah bangun?”

Pertanyaan Aslam berhasil membuat Haura melongo. Rasanya ingin Haura melempar muka Aslam dengan sendal Wedges 10 cm miliknya bila tidak ingat apa yang terjadi dengan lelaki itu semalam.

Aslam menatap wajah Haura. Wajah merah padam milik istrinya dan jangan lupa bibir yang sedikit bengkak. Kemudian tatapan beralih pada dada Haura. Ada bekas kemeran di sana. Aslam kelagapan menggaruk tengkuk sambil menyugar rambutnya. Kemudian dia menyadari posisinya yang tengah menindih Haura.

“Maaf saya ambil wudu dulu, kamu tunggu sebentar” Ujarnya langsung berlalu ke kamar mandi.

Haura benar-benar bingung dengan suaminya itu. Sebenarnya Aslam melakukan hal yang sangat-sangat intim dengannya barusan dalam keadaan sadar apa tidak? atau Aslam hanya beralasan seperti itu untuk menghilangkan malunya?. 

“Aghhhrr”Haura menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Tidak taukah Aslam rasanya dia hampir kehabisan napas dan kegerahan ketika Aslam menyentuhnya tadi. Dan suami esnya itu bertanya dengan tampang tanpa dosa, apa dia sudah bangun atau belum.

“Harusnya aku yang nanya kaya gitu” decis Haura.

Haura berusaha mengenyahkan pikiran anehnya. Dia bangkit dari tempat tidur kemudian mulai merapikan selimut dan tempat tidur.

“Kamu sudah wudu?“ Suara Aslam mengagetkan Haura dari lamunannya. Gadis itu menolehkan kepala menatap Aslam, sejurus kemudian dia langsung melengos. Aslam hanya memakai handuk dengan rambut basah. Sisa air masih turun dari rambutnya.

‘Bukannya tadi dia bilang wudu? Kenapa dia mandi sekalian?’ Tanya Haura dalam Hati. Haura mencubit pipinya pelan. Berhentilah berpikir-aneh-aneh, Batinnya.

“I-iya, ini mau wudu” Ujar Haura langsung melesat ke kamar mandi.

“Dihhh pake nanya udah wudu apa belum, amnesia apa dia udah ngelakuin apa tadi” Ujar Haura tanpa suara. Dia  kembali membersihkan mukanya. Melihat pantulan wajahnya di cermin.
 
“Ishh dia apain bibir aku?” cicit Haura meraba bibirnya masih sedikit bengkak.

Matanya turun melihat dadanya. 

“Ya Allah..Jadi dari tadi aku belum ngancingin baju. Dan dia ngeliat lagi?” Ohh rasanya Haura ingin menceburkan diri ke dalam aliran wastafel di depannya.

“Haura,”

“Ohhh iyaa” 

Mendengar panggilan suami esnya itu Haura segera kembali  bersuci dan berwudu.

🍃🍃🍃

Melihat gelagat Aslam yang seolah tidak terjadi apapun. Haura juga berusaha seperti biasanya. 

“Kakak mau tidur lagi atau kakak butuh sesuatu?” Tanya Haura ketika melihat Aslam kembali berjalan ke tempat tidur. Setidaknya dia harus memperlakukan Aslam seperti orang sakit agar tidak terlihat canggung pikirnya.

“Mhmm, saya masih agak pusing. Bisa kamu kemari sebentar” ujar Aslam setelah merebahkan tubuhnya. Menurut Aslam dia butuh istirahat sedikit lagi, dia masih-sedikit pusing. Dia tidak mau ambil resiko seperti tadi. Bagaimana bisa ia mengira tadi itu adalah mimpi.  Sementara alam bawah sadarnya benar-benar melakukannya dengan nyata.

Seumur–umur dia belum pernah seperti itu. Sangat-sangat tidak elit sekali. Harusnya dia melakukan itu dalam keadaan sadar. Sungguh memalukan. Memikirkannya saja membuat kepala Aslam makin pusing. Untung saja Haura tidak mengungkitnya. Ia tahu gadis itu tidak berani karena malu.

“Kakak mau sarapan apa?” Tanya Haura mengembalikan hayalan Aslam.

“Apa aja” tutur Aslam pelan.  Tangannya kembali menarik tangan Haura ke kepalanya. Sepertinya tangan Haura menjadi Magic hand yang akan mengantarkannya ke alam mimpi. 

“Di sini sampai saya tertidur” bisiknya hampir tak terdengar.

Sepertinya Haura harus benar-benar tahan banting dengan sifat Aslam yang seperti bunglon, aneh, tak terprediksi. 

“Hufh..” Haura menarik napas pelan. Bagaimana pun sikap Aslam dia malah semakin cinta kepada lelaki dingin yang sedari dulu mengabaikannya.

***

Story By : NoonaOseh

Admin: Min J

TASTE YOU! [18+](END✔)Where stories live. Discover now