Bab Delapan Belas

7.1K 235 71
                                    

Happy Reading~
Maaf jika ada Typo~

Bolehkah aku berharap pada sebuah ikatan yang menyatukan dua dunia? Duniaku dan dunianya
Avika andriani

Selepas pulang dari masjid utama, Avi bergegas untuk ke kamar dan menetralkan jantungnya yang berpacu dengan cepat. Sedari tadi jantung yang berada di kanan dadanya itu tak mau berhenti berdetak dengan cepat. Berjalan dengan pacuan jantung yang cepat membuatnya sangat kelelahan. Entah mengapa jantung itu tak mau berhenti berdetak dengan cepat.

Salahkan gus Ryuga yang sangat terlihat tampan itu, jantungnya yang tidak mau berkompromi denganya ketika bertatapan langsung dengan gus Ryuga tadi. Dan salahkan juga otaknya yang terus menerus memutarkan kejadian menatap wajah gus Ryuga tadi secara terus menerus.

Avi khawatir jika terus-terusan begini, apakah jantungnya akan meledak? Apalagi jantungnya ini hanya akan berdetak dengan cepat ketika ia sedang berhadapan dengan gus Ryuga sedangkan, ia akan terus bersama gus Ryuga setiap hari, setiap waktu karena ia adalah 'istrinya' bukan?

Avi menarik nafas sepanjang-panjangnya dan menghembuskanya perlahan "Astaghfirulloh, apa yang terjadi pada diriku? Rasanya sakit.. Tapi sedikit nikmat"

"Huh! Apa aku sudah mencintainya lebih dalam?"

"Ini tidak boleh terjadi!"

"Aku tidak mau cinta ini lebih dalam lagi!"

"Aku tidak mau cinta ini melebihi cintaku pada-Nya!"

"Ya Alloh bantu Avi hilangkan perasaan cinta ini"

Avi memegang bagian jantunya dan menepuknya perlahan "Hei jantung! Tidakkah kamu mau berhenti berdetak dengan cepat saat menatap wajahnya?! Hei dia bukan mukhrimku! Mengapa kamu berdetak dengan cepat?!"

Kemudian Avi berjalan di depan cermin dan menunjuk matanya "Hei mata! Kamu juga mengapa melihatnya seperti itu! Dia bukan mukrim! Dia bukan mukrim!"

Selepas mengucap kalimat itu lutut Avi terasa lemas, sehingga ia terduduk di depan cermin riasnya. Merasakan aliran kesedihan yang kuat "Umi, Avi rindu umi, Avi ndak mau berada dalam situasi ini umi" ia bersimpuh dan tak bisa menahan bendungan air mata. Air bening dari matanya itu mengalir dengan deras.

"Avi, Mencintainya umi. Tapi, Avi tak memiliki keberanian lebih mendambakanya. Avi takut dosa umi, Avi harus bagaimana?" sekali lagi air mata itu mengalir dengan derasnya, ia menepuk dadanya untuk meredakan rasa sakit yang teramat dalam. Rasa rindu.... Dan rasa putus asa.

Ia putus asa..

Ia terlalu bingung..

Ia tak mau salah melangkah..

Ia...

Jatuh cinta..

Dengan amat dalam...

Kepada gus Ryuga...

Akan sangat sulit bukan untuk menghilangkan rasa cinta jika itu sudah masuk teramat dalam??

Cinta itu kuasa Ilahi, akan sangat sulit untuk menghilangkanya jika Ia tak berkehendak.

Avi binggung... Ia harus melanjutkan rasa cinta ini? Atau harus menghilangkan rasa cinta ini??

Rasa cinta yang diberikan oleh Tuhan, apakah ia harus menghilangkanya? Jawabanya adalah YA!. Ia harus menghilangkanya, ia tak bisa terus begini. Ia harus bangkit. Ia tak mau terus dalam kurungan emas cinta ini. Ia harus bisa menghilangkan rasa cinta pada gus Ryuga ini. Lagipula cintanya ini akan pasti bertepuk sebelah tangan.

Disini, ia diberikan peran untuk menjaga gus Ryuga pada waktu ia sakit. Berperan sebagai istrinya. Tapi, justru ia terjebak dalam permainan drama ini.

Rencana Ilahi memang tak dapat terdefinisi.

********

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ILY Gus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang