ʙᴀʙʏ ᴅᴏɴ'ᴛ sᴛᴏᴘ

8.7K 1.3K 238
                                    

Mark sama Misa baru aja selesai membersihkan tubuh mereka setelah seharian melangsungkan acara pernikahan yang diadakan dari pagi sampai malam itu.

Mark udah istirahat diatas kasur, tapi matanya masih liatin Misa yang lagi muter muter di depan cermin ngeliatin dirinya sendiri yang lagi nyobain hoodie kebesaran milik Mark.

"Ngapain sih yang?"

Misa noleh, dia terkekeh sebelum berlari kecil menuju kasurnya dan langsung loncat ke atasnya. Misa meringsut kearah Mark, menyamankan kepalanya di bahu lebar lelaki itu.

"Aku suka pake baju kamu."

Mark ngusap pinggangnya Misa sambil narikin hoodie itu biar sedikit naik dan ngekspos paha gadisnya. Setelahnya Mark menyadari kalau gadisnya hanya memakai hoodie tanpa bawahan.

"Ngga pake celana?"

Misa menggeleng dengan tatapan yang super polos, "ngga, hoodienya udah panjang bisa jadi gaun tidurku." tangan Misa yang ketutupan sama lengen hoodienya dia goyangin, "tanganku aja ngga keliatan."

Terus dia sembunyiin wajahnya di lehernya Mark, menghirup aroma tubuh lelaki yang udah resmi jadi suaminya itu sejak beberapa jam yang lalu.

"Kamu. . soal omongan Jaehyun tadi, jangan di dengerin. Aku ngga mau kamu balik ke dia." Mark ngusap rambutnya Misa, pandangannya lurus ke langit kamar mereka.

Misa terkekeh, Mark masih memikirkan itu? Tangan Misa bergerak memainkan telinga suaminya yang super lembut itu, Misa sendiri suka gigitin itu, hshsh.

"Mark, kamu udah jadi hidupku sejak dua tahun yang lalu. Kamu ngga perlu takut karena jawabannya itu ngga, aku ngga bakal."

Mark meluk pinggangnya Misa menggunakan kedua tangannya. Membawa Misa agar tidur diatas tubuhnya, "aku percaya sama kamu."

"Kamu emang harus percaya, orang akunya aja ngga ada rencana buat lepasin kamu kok,"

"Mi,"

"Hum?" Misa sekarang lagi sibuk ngusapin wajahnya Mark, jari-jarinya juga asik bermain diatas wajah tampan lelaki itu.

"Kata kamu, kita bakal punya anak-anak yang lucu kayak di panti asuhan itu kan?"

Misa reflek berhenti ngusap wajahnya Mark, gadis itu mengangguk dan kini tangannya memilih untuk melingkar di leher suaminya.

"Kalo gitu, ayo bikin."

"Mark. ." Misa bersemu, ayolah dia masih ngga nyangka kalo malam ini bakal terjadi. Malam dimana dia bakal nyerahin dirinya sepenuhnya ke Mark, suaminya sekarang.

Misa gesekin hidung keduanya sebelum memberi kecupan ringan di bibir lelaki itu, tidak hanya sekali, bahkan berkali-kali cukup bikin Mark nutup kedua matanya dan nikmatin itu.

"Ayo."

Mark tersenyum, cukup dengan satu kata itu, yang artinya ia tidak mendapat penolakan dari si manis dan benar-benar melakukan apa yang sejak dulu ia tahan ketika bersama Misa, istrinya.





🌻🌻🌻





Mark buka kedua matanya yang terasa silau akibat cahaya matahari yang masuk di sela tirai kamarnya. Tangannya mengusap matanya yang terasa lelah, setelahnya sebuah senyuman mengembang di bibir lelaki itu.

Misanya masih terlelap dalam pelukannya. Lihat gadisㅡyang sudah tidak gadisㅡitu benar-benar tampak kelelahan. Ini memang salahnya karena sedikit memaksa Misa kemarin malam.

Tangan Mark ngusap pinggang gadisnya ingin si manis bangun. Mark ngga perlu nunggu lama buat nunggu Misa bangun. Hanya beberapa menit dan mata cantik itu udah terbuka.

"Ung, pagi. ."

Mark kecup bibir istrinya, "pagi sayang."

Misa senyum, dia tarik selimut yang ia pakai agar menutupinya sampai kepala, hanya saja wajahnya tetap ia buka untuk melihat wajah tampan suaminya.

"Ngg, kamu tutup mata, aku mau bersih-bersih."

"Kenapa harus tutup mata? Kan tadi malem udah liat semuanya. Lagian. ."

Mark nahan omongannya, setelahnya Misa ngerasain tubuhnya di tindih kembali oleh lelaki itu. Misa merengek, "Markli. ."

"Let's do another round."

Oke, detik itu Misa sadar kalo milik Mark masih tertanam di dalam tubuhnya.

Bahkan tanpa menunggu jawabannya, Mark menggempur tubuh gadisnya habis-habisan. Mark sialan, dasar pria kelebihan hormon!

Aku malu kalo harus ngetik adegan anunya tolonk😣

Paper Plane [✔]Where stories live. Discover now