ʏᴇsᴛᴏᴅᴀʏ

8.7K 1.3K 161
                                    

Jadi hari ini Misa sama Mark mutusin buat piknik berdua ke taman kota buat entah keberapa kalinya sejak mereka pacaran sampai mereka menikah sekarang.

Misa dari pagi sibuk siapin makanan buat mereka. Entah berapa jenis makanan yang Misa buat. Yang jelas, selain makanan tentu saja Misa udah nyiapin kesukaan suaminya. Iya, semangka. Semangka potong dan jus semangka tentu suaminya akan sangat menyukainya.

Mark sebenernya daritadi pengen bantuin, dia udah datengin dapur dan melukin gadisnya dari belakang. Merengek agar Misa mengijinkannya untuk membantunya. Tapi penolakan yang Mark dapatkan dengan alasan takut rumah terbakar.

Jadinya ya sekarang gini, Mark cuma melukin Misa dari belakang ngga gerak sama sekali dari tadi, bentuk protesnya pada sang istri. Walaupun Misa sebenernya kewalahan, dia nggaada niatan buat nyuruh suaminya lepasin dia. Dia suka.

"Mark, aa?" Misa arahin sepotong semangka yang baru aja dia potong dadu ke depan mulut lelaki itu. Mark menerima suapan itu setelahnya mengecup leher Misa dan mulai mengunyahnya.

"Manis, kayak kamu." Mark nyomot satu lagi terus langsung dia makan. Misa mukul tangannya Mark pelan, "jangan dimakanin, ini kan buat ntar."

"Iya sayang, maaf." Mark lanjut melukin Misa, kali ini wajahnya ia benamkan di cerucuk leher Misa. Berkali-kali mengendus aroma tubuh istrinya yang semakin menjadi candu.

Yaampun, pasutri baru sebulan si.

Waktu semuanya udah siap, Misa masukin satu persatu makanannya ke keranjang. Dia juga ngga lupa masukin tikar buat mereka berdua ntar.

Setelah selesai, ia balikkan badannya dan menatap suaminya sayang, tangannya ia kalungkan di leher lelaki itu, Misa berjinjit untuk menyambar bibir suaminya.

"Mark kenapa sih manja banget?" Misa ngebiarin Mark ngusap pinggangnya, Mark natep Misa memuja, yaampun, bucinnya itu lho belum hilang.

"Ngga tau, lagi gak pengen lepasin kamu aja."

Misa terkekeh, "Mark, ayo mandi."

Lelaki itu reflek melebarkan senyumannya, apa istrinya mengajak dia untuk mandi bersama?

"Mandi bersama?"

Misa ngangguk, dia biarin tubuh kecilnya di angkat oleh Mark dan dibawa menuju kamar mandi rumah mereka. Oh Misa yakin kalau mereka tidak hanya mandi biasa kali ini.




🌻🌻🌻




"Mark disana!" Misa narik tangan suaminya sambil berlari bersama mendekati salah satu pohon yang tampak rindang di taman kota itu.

Begitu sampai, Mark dengan cepat menggelar tikar untuk mereka duduk dan keduanya mulai menghabiskan waktu mereka disana.

Misa ngeluarin semua kotak bekal yang udah dia siapin sejak pagi tadi, dia jejerkan satu persatu di atas tikar itu. Kalo Mark sih bantu ngeluarin kotak yang isi semangka aja.

"Makan dulu, semangkanya nantian." Misa ngambil kotak yang berisi semangka itu terus dia taruh diatas pahanya. Tidak membiarkan suaminya itu mengambilnya.

Mark pasrah karena Misa tidak bisa di bantah. Dia akhirnya milih makan dengan cepat agar mendapat semangka dengan cepat pula.

"Mark, ayo pelan makannya. Semangkanya ngga lari sayang" Misa bersihin remahan roti di ujung bibirnya Mark. Lelaki itu memelankan kunyahannya, menatap istrinya dengan tatapan memuja, "aku mau semangkanya"

"Iya, ini rotinya lagi dikit ayo habisin. Nanti kalo habis aku yang suapin semangkanya." Keberuntungan untuk Mark karena dia juga sangat ingin disuapi si manis.

Dia lebih bersemangat dalam mengunyah makanannya. Tapi tetep aja deh itu matanya liatin Misa. Kalo Misa sih sekarang lagi ngebuka kotak yang isi semangkanya itu terus dia liatin ke Mark, "kalo makanannya habis dapet banyak loh."

"Iya sayang!"

Mark baru aja selesaiin makan roti lapis yang Misa bikin tadi di rumah. Sekarang dia benar-benar tidak sabar untuk memakan semangka yang super manis itu.

"Ayo katanya mau suapin aku?"

Semenjak menikah, Mark jadi super soft gitu kalo sama Misa. Suka ngerengek dan manja banget. Tapi Misa suka banget sama Mark yang sekarang.

"IyㅡAaaA Markli!" Misa mukul lengennya Mark waktu tubuhnya diangkat untuk duduk di pangkuan lelaki itu. Ayolah ini kan tempat umum yang siapa aja bisa ngeliat mereka.

"Turunin, ih!" Misa berusaha melepaskan tubuhnya dari tangan Mark yang melingkar di pinggangnya.

Lelaki itu menggeleng, "aku kan mau disuapin, yang." Mark nunjuk mulutnya ingin Misa memasukan semangka itu ke kedalam mulutnya.

Misa menghela nafasnya, akhirnya Misa mengalah dan mulai nyuapin suami tampannya itu. Tangan Misa ngusap pipi tirus suaminya sayang, "gimana ganteng?"

"Tumben bilang aku ganteng?"

"Udah jadi suamiku sih, suamiku pasti ganteng banget!" Misa ngecup ujung bibirnya Mark, entah darimana dia mendapat keberanian seperti ini.

Mark meluk pinggang istrinya, "oh, jadi nunggu sah dulu baru mau bilang ganteng ya." Setelah mengucapkan itu, Mark menggesekkan hidung mereka.

"Untung jadinya sama aku, akhirnya aku bisa denger kamu bilang aku ganteng."

Jujur, Misa masih ngga nyangka kalau yang menjadi tempat singgah terakhirnya itu adalah Mark. Sahabatnya saat SMA.

"Mark, aku cinta sama kamu. ." Misa ngomong polos banget, dia sembunyiin wajahnya di leher suaminya, mengecupnya beberapa kali menunjukan rasa sayangnya.

"Aku lebih cinta kamu, Misa."


































"MAMA ITU KOK ADA ORANG PANGKU PANGKUAN DI SANA?!?!?"

Paper Plane [✔]Место, где живут истории. Откройте их для себя