ɴᴇᴡ ʜᴇʀᴏᴇs

7.4K 1.2K 229
                                    

Pagi ini di Maldives perasaan Misa sangat buruk. Kepalanya sakit dan rasanya dunianya benar-benar berputar. Matanya tidak terbuka sejak tadi, lemas dan mengantuk adalah hal yang Misa rasakan sekarang.

Mark daritadi liatin Misa, istrinya sejak tadi tidak beranjak dari kasur. Selimut yang ia pakai bahkan menutupinya sampai atas kepala.

Lelaki itu tampak bingung dengan keadaan si manis. Dia mendekat kearah Misa kemudian menurunkan selimutnya sebatas dada.

"Hey, kenapa cuma tiduran hm?" Tangan besar Mark mengusap leher gadisnya yang terasa sedikit hangat. Apa si manis sakit?

"Ayah. ." Misa buka tangannya, ingin suaminya sedikit lebih dekat dengan wajahnya, oh, Misa sangat ingin mencium bibir lelaki itu pagi ini.

Mark deketin wajahnya, lelaki itu menerima sebuah kecupan di bibirnya. "Jangan jauh-jauh, pengen di peluk."

Oke, ada apa dengan semua sikap manja pagi ini? Kenapa terlihat sangat menggemaskan sampai Mark harus menahan dirinya untuk tidak memakan Misa lagi?

Mark naik keatas kasur, memeluk tubuh istrinya itu. Kecupan hangat dia terima di pelipisnya, "kasi tau aku kenapa pagi ini kamu lemes?"

Misa menggeleng, dia sembunyiin kepalanya di perpotongan leher suaminya, "rasanya pusing banget daritadi."

"Kamu ada salah makan?" Mark ngangkup pipi gembil istrinya. Misa tampak berpikir tentang pertanyaan Mark sebelum akhirnya dia menggeleng lagi, "seingetku ngga ada. Kan makanan yang aku makan sama semua sama kamu."

"Iya juga ya. ." Mark masih coba berpikir tentang apa yang terjadi pada istrinya yang manis ini.

Mark belum berhenti berpikir tapi istrinya malah bergerak memeluknya lebih erat. Bahkan mereka tidak memilik jarak satu sama lain sekarang.

"Atau kamu sakit, hm?" Misa menggeleng, dia tidak tau. Dia sendiri tidak mengerti dengan keadaannya sekarang. Rasanya sangat aneh. Dia hanya ingin bersama dengan Mark, itu saja.

"Tapi tadi aku cek, badanmu hangat. Aku pesenin bubur dulu, kamu makan." Mark baru aja mau beranjak dari tidurannya tapi di tahan sama Misa, "engga, jangan kemana-mana."

"Sayang, aku kan cuma mesen lewat telpon." Mark ngusap rambut si manis, berusaha memberi pengertian. Gelengan cepat kembali di terima Mark, "ngga mau, jangan jauh-jauh."

Mark tersenyum, lihat betapa menggemaskannya Misa sekarang. Dia menatap Mark dengan tatapan memohon. Bagaimana lelaki itu bisa menolak?

Mark tiduran lagi, dia bawa Misa ke dalam pelukannya. Tidak membiarkan si manis jauh sedikit saja darinya.

"Mark. ."

Yang di panggil noleh, dia liatin Misa yang juga ngeliatin dia balik, "aku mual." Baru aja Misa ngomong gitu, tubuhnya langsung beranjak dari kasur dan berlari menuju kamar mandi. Tidak mempedulikan panggilan Mark yang terlihat begitu kaget dengan kejadian itu.

Mark ikut masuk ke dalam kamar mandi, dia pijat tengkuk Misa ingin semua yang membuat gadisnya tidak nyaman keluar. Tapi yang Mark liat sejak tadi hanya air. Misa kan belum makan sama sekali.

"Sayang, maagmu kambuh?" Mark liatin Misa yang lagi kumur-kumur di depannya. Si manis menggeleng, dia peluk erat tubuh suaminya ketika kegiatan berkumurnya selesai, "ayah . ."

"Kenapa?" Mark masih ngusap rambut si manis, menenangkannya yang terlihat merasa sangat buruk hari ini.

"Ada baby."

"Hm?" Mark tidak mengerti dengan apa yang Misa ucapkan. Dia mundurin tubuh istrinya dan dia tangkup pipinya, dibawa buat ngeliat dirinya, "ngomong apa hm?"

"Ada baby. . disini." Misa ngusap perut ratanya. Mata Mark terbuka lebar. Apa yang baru saja istrinya katakan?

"Sayang?"

Misa buka lemari kaca di atas wastafel mereka dan ngeluarin sesuatu dari sana. Testpack.

"Maaf ngga bilang dari kemarin."

Mark ngambil Testpack itu, air matanya ngalir. Siapa yang nyangka kalau hari ini akhirnya bakal datang?

"Misa. ."

"Aku takut kamu ngga mau. ."

"Hey, kata siapa? Aku nunggu ini dari lama." Mark deketin Misa, dia ciumin pipi gembil itu kemudian menggesekkan hidung mereka bersamaan.

"Mark jangan nangis." Misa jinjit, dia peluk lehernya Mark dan mengusap surai hitam lelaki itu. Ini udah ketiga kalinya Mark nangis karena Misa.

Pertama, saat Misa patah hati karena Doyoung hari itu.

Kedua, saat pernikahan mereka, Misa ngga tau yang ini karena Mark nangisnya waktu di ruang ganti baju. Katanya ngga nyangka aja dia bakal dapetin Misa jadi istrinya.

Ketiga, hari ini. Hari dimana Mark tau kalau dia sebentar lagi akan menjadi ayah. Ayah dari wanita yang paling ia cintai tentunya.

Mark peluk pinggangnya Misa erat, "harusnya kamu bilang dari kemarin."

Misa terkekeh, "aku cuma takut. ."

"Dapet ini dari mana?" Mark liatin testpack itu sejak tadi. Benar-benar merasa bahagia melihatnya. Mark mengusap jejak air mata di pipinya.

"Mamah ngasi sebelum kita berangkat bulan madu."

Mark meluk Misa lagi, kali ini lebih erat. Mark ngga akan pernah lepasin Misa, dia ngga akan pernah ngecewain Misa, dia akan melakukan apapun untuk kebahagiaan Misa, sekalipun dia harus memberikan hidupnya, tentu saja.

Misa gesekin hidungnya di leher suaminya. Merasa senang karena bayi yang ada dalam perutnya di terima oleh sang suami.

INSTAGRAM

❤disukai oleh marklianantha, arjaehyun, karawdyt dan 833 lainnya

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

❤disukai oleh marklianantha, arjaehyun, karawdyt dan 833 lainnya.
misalearnadi guess who's coming?🖑 @marklianantha

karawdyt aku nangis. .

karawdyt mi cepet pulang aku mau ngurus kamu!!!!!!!!!

doyanantha saya juga nangis

doyanantha tolong saya ngga nyangka

jaerimlst akhirnya yang di tunggu tunggu 😙😙😙

arjaehyun mi, kamu punya anakpun aku masih mau sama kamu kok

arjaehyun 💚💚

marklianantha punyaku. @arjaehyun

marklianantha gausah ajak gelud u

jaeminprtm asik jadi angkel 😳😳

misalearnadi jangan berantem!! @marklianantha @arjaehyun

marklianantha dia mulai by

arjaehyun enak aja

marklianantha apa? Gak mau ngaku?

arjaehyun gak lah

Komentar telah di batasi.

Pusing, bacot banget berdua.

Paper Plane [✔]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz