07. Tegas.

7K 526 90
                                    

Pastikan komen banyak. Kalau storynya mau di lanjut. Kecuali kalau kalian mau hiatus. Apalah dayaku, aku hanya seorang perempuan yang meminta di perhatikan readersnya hahahaaha, plakkk! Alay. TAPI AKU SERIUS NIH!

PASTIKAN KOMEN BNAYAK!

***

Bertemu denganmu hanya beberapa tahun. Tapi mencintaimu, aku pastikan seumur hidupku.

__LangitSenja_

***

"Si Langit enak juga ya!?"

Dengan tatapan lekat. Kedua mulut menawan itu menikmati mie instan yang sendoknya masih Anggia genggam. Hal, itu tentu saja membuat Anggia gelagapan. Bukan hanya karena ia memang sudah menyumpahi laki-laki itu.

Tapi karena posisi saat ini yang memang terlalu dekat. Seolah pasokan napasnya habis terbuang.

"K-kakak ngapain sudah pulang?" Anggia segera menarik kepala dan tangannya dari genggaman Langit.

"Ngapain gue pulang?" Langit menatap Anggia penuh tanya. Seolah kalimat gadis itu memang aneh. Anggia mengangguk.

Kemudian Langit meminum air mineral yang sudah di minum anggia sebelumnya sampai kandas. Membuat Anggia yang melihat menganga hendak protes.

"Nanti aja protesnya!" Langit kembali melahap mie instan tersebut. Seperti orang yang tidak makan seharian saja. "Bikin mie ko pedes banget!" Gumamnya kesal.

"Ih, ini mie gue!" Protes Anggia.

"Ya udah, makan aja. Tapi satu mangkok berdua! Terus sendoknya satu aja. Gak usah ganti!" Ujar Langit, dengan menaik-turunkan sebelah alisnya, terlihat menyebalkan di mata Anggia.

"Ogah!" Anggia hendak berdiri. Namun Langit kembali menariknya. Hingga gadis itu duduk kembali.

"Gue itu yang punya rumah! Lo enggak boleh nentang perintah gue. Kalau gue bilang makan. Ya makan!"

"Tapikan gue enggak mau tinggal di rumah lo!" Anggia menepiskan tangannya Langit. "Lo yang maksa gue!"

"Kakak! Gak sopan banget." Dengus Langit jengah. Kemudian mencubit pipinya Anggia, membuat gadis itu meringis. "Kalau lo ngerasa cantik. Attitude lo juga harus cantik. Ngerti!"

"Sakit, ikhh!" Anggia memukul tangan laki-laki itu. Dan malah di hadiahi kekehan nikmat. Langit sangat senang bisa melihat wajah cantik itu merenggut.

"Nih mie pake apa sih? Pedes banget?"

"Pake racun! Biar Kak Langit sakit perut!"

Lagi, Langit hanya terkekeh saja. "Jahat banget lo!" Ungkapnya, namun kembali melahap mie instan itu bahkan sampai mangkuknya kosong.

"Dasar rakus!" Decak Anggia kesal. Padahal, ia benar - benar sedang lapar saat ini.

"Gue laper Gi, makanya pulang!"

"Kenapa enggak makan di luar aja?"

"Guekan penginnya buatan lo!"

Anggia memutar kedua bola matanya. "Besok gue mau pulang!"

Langit menghentikan gelas yang hampir ia isi dengan air mineral. Kemudian menatap Anggia tajam.

"Siapa yang ijinin lo?"

"Kenapa harus ada ijin sih? Gue itu bukan siapa-siapa lo. Kalau gue mau pergi, lo gak ada hak buat ngatur gue!"

Langit tidak menjawab. Ia menuangkan air ke dalam gelas. Kemudian meminumnya sampai kandas. Lalu kembali menatap Anggia.

Langit Senja (Dilanjut Di Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang