008

789 150 21
                                    

Kami hanya diam sejak tadi. Ia sibuk menatap danau yang bahkan tak ada pergerakan sama sekali. Damai. Dan aku jadi tahu bahwa ia memang suka hal-hal berbau ketenangan.

Karena dia juga begitu. Dia pria tenang yang suka memandang jauh sekali saat aku menilik matanya. Dia nampak seperti danau di depan kami.

Diam, tenang, begitu menjerat. Penuh pertanyaan.

Sedari tadi aku tak bosan melihat sisi wajahnya yang tanpa ekspresi. Dia duduk dengan menyilangkan satu kakinya seperti wanita. Tampak elegan sekali di mataku.

Anggun dan memukau dalam satu waktu.

Seandainya saja ia memakai jas dan pantofel mengkilat saat ini, kujamin aku sudah jatuh.

Min Yoongi dengan segala dalam dirinya benar-benar menarik.

"Mau sampai kapan kau melihatku?"

Aku melotot terkejut. Dia bertanya tanpa sudi menoleh padaku. Kurasa ia juga pria yang tak suka membuang banyak tenaga untuk hal sia-sia.

"Eum, maaf?"

"Kenapa juga kau harus minta maaf karena menatap wajahku? Kau kira wajahku ini wajah pemimpin yakuza yang haram untuk dilihat?"

Itu adalah kalimat terpanjang pertamanya. Entah mengapa, aku begitu suka saat dia mengoceh dan berlaku sarkas.

"Yoongi, kau lucu!"

Kali ini, Yoongi menoleh padaku. Ia sepertinya tak membayangkan aku akan berkata begitu.

"Apa?"

"Kau lucu. Aku mau kenal lebih dekat denganmu," ujarku sejujur-jujurnya.

Dia menarik sebelah sudut bibirnya, terkesan sinis.

"Lebih baik kau diam di rumah saja. Jangan banyak tingkah," gumamnya lantas bangkit meninggalkanku sendiri.

Aku tersenyum lebar memandang punggung kecil namun tegap itu.

Yoongi, aku benar-benar ingin mengenalmu.[]

ɓɭɑck cɑt. [ ɱiɳ yѳѳɳgi ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang