026

510 82 2
                                    

Mereka sampai di sana setelah menempuh perjalanan 12 jam lebih. Taehyung segera dibawa ke kamar dengan alat-alat khusus. Jasmine sudah menyewa tempat ini 2 bulan penuh. Kawannya, Antony, menyambut Jasmine dan Jimin di pintu masuk.

"Selamat datang di London, sweety," salamnya sambil memberi ciuman di pipi. Jasmine tergelak sebelum menyingkir, mempersilahkan Jimin berkenalan.

"Namaku Jimin. Senang bertemu denganmu, Antony."

"Panggil saja aku Any, handsome." Jimin merasakan bulu kuduknya meremang geli. Dia menaikkan tangan ke udara saat Antony memegang bahunya, akan mencium pipi.

"A-ah, tidak usah begitu, Any. Aku tidak terbiasa." Jimin terkekeh kikuk di akhir kalimat, membuat Jasmine tertawa keras sebab tahu Jimin tak suka yang belok-belok.

"Di mana kamar kami, Tony? Aku benar-benar mengantuk karena jetlag."

"Siapa itu Tony? Aku Any, Jasmine."

"Ya, ya. Terserah," balas gadis itu. Ia lebih suka memanggil kawannya dengan nama asli.

Antony tak ambil pusing. Ia segera mengajak mereka berdua menuju kamar. Tempat itu terlihat artistik dengan dinding penuh ukiran, seperti bangunan tua bersejarah di Eropa. Jimin mengamati tembok-tembok itu sepanjang perjalanan.

Matanya makin melebar saat melihat kamar mereka. Ruangan itu amat luas, dengan lukisan besar di salah satu sisi tembok. Kesan kuno tampak jelas dari dindingnya yang berwarna hijau tua, gorden berwarna abu gelap, dan lampu meja yang antik. Jimin memang tak suka hal-hal begini, berbeda dengan Taehyung yang gila keestetikan. Namun, tempat ini tak buruk juga untuk koleksi fotonya.

Jimin memang narsis, tapi orang tampan kan bebas melakukan apa saja.

"Ini kamar kalian. Maaf Jam, Jasmine hanya meminta satu kamar untuk kalian bertiga. Jangan aneh-aneh ya kalian."

Antony pergi dengan kedipan manja setelah mengelus rahang Jimin seksual. Jimin menegup ludah kaku, sedangkan Jasmine tertawa lagi. Gadis itu masuk lebih dulu dan menjatuhkan diri di kasur berlapis selimut tebal. Di kamar ini ada 3 tempat tidur, 1 kamar mandi, dan 1 ruang ganti. Di pojok ruangan, ada meja dengan komputer dan rak penuh buku.

Jimin menyusul sembari melepas kancing kemejanya, ia akan ganti baju santai. Jasmine sudah memejam karena lelah. Jimin maklum saja.

"Apa yang sebenarnya kau siapkan, Jasmine?"[]

ɓɭɑck cɑt. [ ɱiɳ yѳѳɳgi ] ✔Where stories live. Discover now