TWENTY

1.4K 96 9
                                    

Untuk beberapa alasan, suatu janji tidak bisa ditepati, sama hal nya dengan janji yang Kalita berikan kepada Denata, ia tidak bisa menepati untuk berada di sisi Denata selamanya, karna faktanya setelah hari itu, Kalita menghilang tanpa jejak

Denata sudah berusaha untuk mencari, tapi tetap saja tidak ada sama sekali petunjuk keberadaan Kalita. Ini sudah satu minggu dan tak ada kabar sama sekali dari Kalita, bahkan rumah nya pun tidak ada orang sama sekali

Denata membuka pintu ruangan yang di dalamnya terdapat orang yang sangat ia sayangi, tapi belum sempat ia masuk, seorang lelaki keluar dan menabrak Denata hingga ia mundur beberapa langkah, Denata mengerutkan dahinya melihat orang tersebut berjalan semakin jauh, ia seperti mengenal orang itu, tapi siapa

Ia menyadari sesuatu, sesuatu yang janggal, Denata langsung masuk ke dalam ruangan dan dilihatnya Nillam kejang kejang dan mulutnya penuh dengan busa

"Ma.. Mama!" teriak Denata yang mulai panik, ia memencet bell yang disediakan untuk memanggil dokter bila terjadi apa apa "Ma.. mama Denata disini ma, ma.." Denata menggenggam tangan Nillam begitu erat, mencoba menenangkan wanita yang sedang kejang kejang tersebut

Tak lama datang dokter bersama beberapa suster di belakangnya, Denata di paksa keluar dari ruangan tersebut, dan akhirnya Denata cuma bisa melihat dokter memeriksa Nillam

Denata duduk di kursi tunggu depan ruangan, ia mengeluarkann ponselnya, satu satunya nama yang ada di kepalanya adalah Kalita, dia butuh Kalita untuk menenangkannya

"Ta.. angkat, saya butuh kamu" katanya dengan suara parau

Tapi sayangnya berapa kali pun Denata menelpon, Kalita tidak mengangkat telponnya, panggilannya tersambung tapi gadis itu tidak mengangkatnya

"Dok mama saya kenapa? Dia baik baik aja kan?" Denata segera menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan, menanyai keadaan orang yang sangat ia sayangi

Dokter itu menunduk sebentar lalu menatap Denata dengan tatapan yang sulit diartikan "Kami sudah berusaha sebaik mungkin, tapi Nyonya Nillam tidak bisa diselamatkan, waktu kematianya 23 april..-"

Entah apa yang dokter itu katakan, Denata tidak lagi bisa mendengar, telinganya seperti mendengar dengungan yang sangat kencang, kakinya lemas sehingga ia tidak sanggup lagi berdiri, ia hanya bisa berlutut sembari melihat suster yang menutupi seluruh badan Nillam

"Ma.." hanya satu kata itu yang bisa ia ucapkan, ia tidak bisa berlari ke arah Nillam untuk memeluk, karna kakinya sangat kaku dan lemas, ia juga hanya bisa mengeluarkan air matannya tanpa suara dan dengan tatapan yang sama, tatapan kehilangan

***

Thanks for reading

Update? Sebisa yutha.. tapi diusahakan update setiap hari rabu

Ps : Please let me know if there is any mistake in this story

DenataOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz