1. Hak menentukan nasib sendiri oleh rakyat termasuk hak atas keadaan mereka sendiri. Namun, pembentukan suatu negara tidak meningkatkan kebebasan suatu bangsa. Sistem Persatuan Bangsa-Bangsa yang didasarkan pada negara-bangsa tetap tidak efisien. Sementara itu, negara-bangsa telah menjadi hambatan serius bagi perkembangan sosial apa pun. Konfederalisme demokratik adalah paradigma yang kontras dari kaum yang tertindas.
2. Konfederalisme demokratik adalah paradigma sosial non-negara. Juga tidak dikendalikan oleh negara. Pada saat yang sama, konfederalisme demokratis adalah organisasi demokrasi dan budaya.
3. Konfederalisme demokratis didasarkan pada partisipasi akar rumput. Proses pengambilan keputusannya terletak pada masyarakat. Pada level yang lebih tinggi hanya melayani koordinasi dan implementasi kehendak masyarakat yang mengirim delegasi mereka ke majelis umum. Selama satu tahun mereka adalah corong dan lembaga eksekutif. Namun, kekuatan dasar pengambilan keputusan ada di tangan lembaga akar rumput setempat.
4. Di Timur Tengah, demokrasi tidak dapat dipaksakan oleh sistem kapitalis dan kekuatan kekaisarannya, yang hanya merusak demokrasi. Meluaskan demokrasi akar rumput adalah hal yang penting. Ini adalah satu-satunya pendekatan yang dapat mengatasi beragam kelompok etnis, agama dan perbedaan kelas. Ini juga sejalan dengan struktur tradisional konfederal di masyarakat.
5. Konfederalisme demokratik di Kurdistan juga merupakan gerakan anti-nasionalis, yang bertujuan untuk mewujudkan hak pertahanan diri rakyat dengan mendorong demokrasi di semua bagian Kurdistan tanpa mempertanyakan batas-batas politik yang ada. Tujuannya bukanlah membentuk negara-bangsa Kurdi. Gerakan ini bermaksud untuk membangun struktur federal di Iran, Turki, Suriah dan Irak yang terbuka untuk semua orang Kurdi dan pada saat yang sama membentuk sebuah konfederasi payung untuk keempat bagian Kurdistan.
